Bersepeda setiap hari kini juga menjadi rutinitas keluarga dr Leni Kumalasari Dipl AAAM sejak masa pandemi datang. Namun, Minggu akan menjadi hari yang lebih panjang untuk bersepeda.
—
PUKUL 05.00, bahkan sebelum matahari terbit, Leni bersama suami dan kedua anaknya biasa sudah bersiap berkeliling. Sepeda jenis mountain bike biasa dipakai keluarganya untuk bersepeda bersama. ”Awal-awal kami hanya keliling-keliling kompleks. Tapi, sekarang biasanya sampai di MERR situ,” cerita CEO Skinda Dermato-Aesthetic Clinic Surabaya tersebut.
Aktivitas olahraga yang satu itu menjadi aktivitas yang paling digemarinya karena dianggap sangat bisa untuk melepas stres. Pemilihan lokasi bersepeda diakui Leni tidak ingin yang terlalu ekstrem. Sebab, dia bersama dua anaknya yang masih kecil-kecil. ”Kami sangat menghindari jalanan yang ramai kendaraan lain. Soalnya, anak-anak masih umur 7 sama 9 tahun. Apalagi, yang kecil baru banget bisa bersepeda roda dua,” sambungnya.
Bersepeda bagi dia dan keluarga murni untuk melepas stres dan menjadi aktivitas olahraga untuk mengurangi kejenuhan. Sebab, bukan hanya dia dan suami yang kini aktivitasnya lebih santai dan banyak di rumah, tapi anak-anaknya juga. Aktivitas di sekolah yang biasanya padat untuk anak-anak dan ngemal saat weekend tidak bisa lagi jadi kegiatan yang sering dilakukan.
”Terus, akhirnya ikutan tren sepedaan. Itu juga awalnya anak-anak justru yang minta. Tapi, waktu kami sepedaan bareng-bareng, saya jadi tahu enaknya sepedaan itu gimana,” ungkapnya.
Bersepeda ke tempat terbuka kemudian terkena angin dan menyusuri jalanan dianggapnya sangat nikmat. Hal itulah yang menurut dia bersepeda bisa menjadi aktivitas penghilang stres yang baik.
Terlebih, bersepeda bersama keluarga juga menumbuhkan bonding yang lebih erat lagi dengan keluarganya. ”Padahal, dulu bisa dibilang saya sibuk sekali. Biasanya dua bulan sekali pasti ke luar negeri untuk kerjaan. Jadi, sebenarnya masa pandemi ini juga banyak sisi positifnya,” tutur Leni.
Baca Juga: HDCI Gowes Surabaya, Komunitas Moge yang Mulai Merambah Sepeda
Dari situ, fokusnya bersepeda hanya bersama keluarga. Dia mengaku tidak bergabung dengan komunitas sepeda lain atau bersepeda hingga ke luar kota. Bukan karena tidak senang berkomunitas. Tapi, menurut dia, tidak bergabung dengan kelompok bisa menguranginya untuk berkumpul banyak orang di masa pandemi ini.
”Karena fokus kami olahraga, takutnya kalau habis gowes bareng ramai-ramai gitu biasanya ada nongkrongnya. Saya sangat meghindari hal itu,” jelasnya.
Menurut dia, olahraga bersepeda adalah salah satu olahraga yang bisa menerapkan social distancing yang baik karena dilakukan dengan sepeda masing-masing. Akan sangat disayangkan jika hal itu ternyata justru membuat banyak orang berkerumun setelahnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
Comment