Kepala BNPB: Hati-hati Terpengaruh Isu Hoaks Soal Gempa Mamuju

KalbarOnline.com – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo meminta masyarakat Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat tidak mudah terpengaruh dengan kabar bohong atau informasi hoaks yang beredar. Hal itu justru hanya akan meresahkan warga dan keluarga korban gempa saja.

IKLANSUMPAHPEMUDA

“Jangan mudah percaya dengan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,” kata Doni saat melakukan peninjauan lokasi terdampak gempa di Sulawesi Barat, Minggu (17/1).

Karena sebelumnya beredar isu yang mengharuskan masyarakat untuk keluar dari Mamuju setelah sebelumnya didahului dengan adanya informasi hoaks gempa susulan yang lebih jauh besar dari peristiwa sebelumnya.

Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan, informasi mengenai imbauan pemerintah untuk mengosongkan wilayah Mamuju adalah tidak benar. Dia menegaskan, Pemerintah tidak pernah meminta masyarakat untuk keluar dari Mamuju.

Baca Juga :  Satgas Covid-19 Kalbar Terima 226 Sampel Swab PCR Para PMI dari Satgas Covid Perbatasan

Baca Juga: Jadi Calon Tunggal Kapolri, Komjen Listyo Pilih Tak Banyak Bicara

Baca Juga: Luhut: Tragedi Sriwijaya Air Harus Jadi Evaluasi

“Informasi yang dikeluarkan BMKG adalah imbauan masyarakat untuk menjauhi bangunan yang sudah roboh, sehingga diharapkan informasi itu dapat disikapi dengan baik dan tetap tenang,” tegas Dwikorita.

“Tidak pernah BMKG menyatakan hal seperti itu. Yang kami imbau adalah jauhilah bangunan-bangunan yang sudah runtuh,” sambungnya.

Sebelumnya BMKG telah merilis informasi mengenai adanya potensi gempa susulan, akan tetapi pihaknya memastikan bahwa kekuatannya tidak akan sebesar gempa kedua atau mainshock seperti yang terjadi pada Jumat (15/1) dini hari.

Baca Juga :  Kalimantan Barat Masuk PPKM Mikro Tahap 6

Dwikorita juga meminta agar masyarakat tetap tenang. Namun waspada guna mengantisipasi adanya potensi gempa susulan tersebut.

“Perlu mewaspadai adanya gempa susulan, tetapi tidak akan sampai sebesar 8,2 magnitudo. Kurang lebih sebesar kemarin (magnitudo 6,2), itu yang paling besar. Tetapi akan lebih banyak yang lebih rendah dari kemarin,” pungkas Dwikorita.

Comment