Novavax-Johnson & Johnson Beri Harapan Baru Lawan Mutasi Covid-19

KalbarOnline.com – NVX-CoV2373 membawa harapan baru bagi Inggris. Ia adalah vaksin Covid-19 yang dikembangkan Novavax. Hasil uji klinis tahap III di Inggris menunjukkan efektivitas 89,3 persen. Perlindungan itu ditujukan untuk varian virus baru yang kini menyebar di negeri yang dipimpin Ratu Elizabeth II tersebut, yaitu B.1.1.7.

IKLANSUMPAHPEMUDA

’’Jika disetujui, vaksin baru ini akan menjadi senjata lain di persediaan kami untuk mengalahkan virus mengerikan ini,’’ terang Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyambut baik hasil tersebut. Dia menegaskan bahwa Badan Regulator Produk Kesehatan dan Obat-obatan (MHRA) akan menilai kelayakan vaksin tersebut. Inggris saat ini menyetujui penggunaan tiga jenis vaksin. Yaitu, yang diproduksi Pfizer-BioNTech, Oxford University-AstraZeneca, dan Moderna. NVX-CoV2373 akan menjadi yang keempat dan Inggris sudah memesan 60 juta dosis vaksin tersebut.

Persetujuan dari MHRA diperkirakan keluar pada Maret atau April. Saat itu jugalah pabrik vaksin mereka di Stockton-on-Tees, Inggris, mulai berproduksi. Pengiriman vaksin dilakukan pada semester kedua tahun ini.

’’NVX-CoV2373 berpotensi memainkan peran penting dalam mengatasi krisis kesehatan masyarakat global yang terjadi saat ini,’’ ujar Presiden sekaligus CEO Novavax Stanley Erck seperti dikutip Agence France-Presse. Dia menegaskan, hasil uji klinis di Inggris ini luar biasa.

Baca Juga :  Sehari Hanya 22 Kasus Covid-19 di Singapura, Terendah Sejak 6 Bulan

Dilansir BBC, ada lebih dari 15 ribu penduduk Inggris berusia 18–84 tahun yang jadi relawan uji klinis tahap akhir Novavax. Mereka yang berusia di atas 65 tahun sebanyak 27 persen dari total relawan. Masing-masing mendapatkan dua dosis vaksin.

Sayangnya, hasil uji klinis tahap III di Afrika Selatan (Afsel) tidak sebagus di Inggris. Efektivitas NVX-CoV2373 terhadap varian virus baru di Afsel hanya 60 persen. Itu pun pada orang yang tidak menderita HIV. Meski begitu, menurut Erck, hasil tersebut sudah di atas ekspektasi banyak orang.

Kemampuan penularan varian virus dari Afsel, 501Y.V2, setinggi B.1.17. Tetapi, ia lebih bahaya karena bisa menginfeksi orang yang sudah pernah terkena Covid-19.

Terpisah, vaksin yang dikembangkan Johnson & Johnson juga memberikan kabar baik. Hasil uji klinis tahap III secara global menunjukkan vaksin tersebut 66 persen efektif. Tapi, untuk pasien yang sakit parah, ia memiliki kemampuan perlindungan hingga 85 persen. Sementara itu, yang mengalami gejala sedang adalah 72 persen.

Baca Juga :  Penularan Covid-19 Semakin Meningkat, Luhut Minta Kewaspadaan Tinggi

’’Uji coba dilakukan secara global dengan berbagai rentang usia dan etnis,’’ terang Kepala Penelitian dan Pengembangan Global Johnson & Johnson Dr Mathai Mammen pada CNN. Berbeda dengan vaksin lainnya, vaksin Johnson & Johnson hanya butuh satu dosis. Kemampuan perlindungannya bisa terlihat secara maksimal setelah 28 hari. Pekan depan perusahaan akan mengajukan izin untuk penggunaan di Amerika Serikat.

Sementara itu, hasil penelitian di Jerman menunjukkan bahwa Covid-19 memiliki efek jangka panjang pada pria. Yaitu, mengurangi kesuburan. Para peneliti di Justus-Liebig University, Giessen, Jerman, membandingkan sperma 84 pasien yang pernah terkena Covid-19 dan 105 orang yang belum pernah sama sekali.

Saksikan video menarik berikut ini

Comment