Pontianak    

Anak Sultan Pontianak: Semoga Abah Segera Sadar dan Tanaya Ahmad Dapat Hidayah

Oleh : Jauhari Fatria
Rabu, 03 November 2021
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

Anak Sultan Pontianak: Semoga Abah Segera Sadar dan Tanaya Ahmad Dapat Hidayah

KalbarOnline, Pontianak - Kesultanan Kadriah Pontianak tengah menjadi sorotan publik. Hal ini menyusul laporan polisi Maha Ratu Mas Mahkota Kusuma Sari Nina Widiastuti atas dugaan penganiayaan terhadap dirinya di Istana pada Minggu, 31 Oktober 2021 kemarin.

Ratu Nina yang merupakan istri pertama Sultan IX Kesultanan Kadriah Pontianak Sultan Syarif Machmud Melvin Alkadrie diusir secara kasar saat berlangsungnya acara penobatan Tanaya Ahmad, istri kedua Sultan Melvin sebagai ratu baru yang ditegaskan oleh Ratu Nina dalam acara penobatan tersebut dengan sebutan pelakor.

Kericuhan pun tak terbendung, bahkan insiden itu disaksikan di hadapan kedua putri Sultan Melvin dan Ratu Nina. Belakangan diketahui, acara penobatan tersebut dihadiri sejumlah pejabat publik di antaranya Ketua DPD RI AA La Nyalla Machmud Mattalitti.

“Abah (panggilannya untuk Sultan Melvin) yang menyuruh pihak istana menyeret kami untuk keluar. Seharusnya kami sebagai anak dan istri sahnya yang punya hak di sana. Kami tercatat negara, ada akta kelahiran, tapi malah kami yang diusir," putri sulung Sultan Melvin dan Ratu Nina, Syarifah Elvina Febriana Alkadrie yang bergelar Ratu Mas Perdana Wirasari kepada KalbarOnline, baru-baru ini.

Ratu Nina, Elvina dan Elvani (putri kedua Sultan Melvin dan Ratu Nina) saat itu merasa diperlakukan seperti orang lain. Tak ada satu pihak yang berupaya menengahi atau meredam kericuhan. Mereka tetap diseret keluar dan ditutupkan pintu Istana.

"Setelah kami diseret keluar, acara penobatan tetap dilanjutkan. Yang bantu Umi (Panggilannya untuk Ratu Nina) di situ (Istana Kadriah) hanya kami berdua anaknya, perempuan pula. Sedangkan yang menyeret Umi laki-laki semua. Kita mau menyelamatkan Umi,” katanya.

Elvina tak merasa heran dengan perlakuan yang didapatnya. Sebab menurutnya, sikap sang ayah kepada keluarga telah berubah drastis. Bahkan perhatian kecil yang biasa diberikan seperti menanyakan apakah sudah makan, sudah tak pernah lagi terucap dari Sultan Melvin untuk anak-anaknya.

“Yang paling dekat sama Abah itu saya. Sejak masuk pelakor, kehidupan Abah berubah drastis. Abah tidak peduli dengan kami. Dulu juga kita selalu kumpul, setiap malam Minggu kita jalan-jalan, makan di luar dan sebagainya. Sekarang sudah tidak pernah lagi,” ceritanya.

Elvina pun menyebutkan, perubahan sang ayah semakin terasa pada tahun 2021 ini. Bahkan, selama tahun itu, hanya dua kali dia bertemu dengan ayahnya.

“Setiap diajak ketemu selalu banyak alasan, banyak urusan. Masa kita anaknya susah ketemu dengan Abah sendiri, orang lain kok gampang ketemu Abah," katanya.

Komunikasi melalui handphone pun, kata Elvina, tak begitu direspon oleh sang ayah seperti biasanya. Kadang dibalas singkat dengan alasan banyak urusan dan sebagainya.

"Baru kemarin ketemu. Dari bulan Maret ke Oktober ini baru dua kali ketemu Abah. Jarang ketemu, termasuk komunikasi. Padahal kita tinggal di satu kota, aneh menurut kita,” katanya.

Sejatinya Elvina mengaku memiliki harapan agar ayah dan ibunya kembali bersatu seperti sediakala. Meski rumah tangga orangtuanya itu dalam ambang kehancuran, sekalipun proses gugatan perceraian sedang berlangsung. Namun, setelah mengalami insiden pengusiran di istana itu membuat harapan itu hilang.

“Harapan pasti ada, tapi karena kejadian di istana menimpa Umi, perempuan yang melahirkan kami, membuat kami semakin tidak respek. Kalau memang pisah adalah yang terbaik, kami ikhlas. Toh, kalaupun Umi dan Abah tetap bersama, kita anak-anaknya juga tidak dapat kasih sayang Abah,” katanya.

Meski begitu, sebagai anak ia tetap mendoakan ayahnya agar cepat sadar atas semua perlakuannya terhadap keluarga.

"Semoga Abah sadar dan dibukakan pintu hatinya. Kita juga mendoakan semoga orang yang merusak keluarga kami mendapat balasan dari Allah,” ucapnya.

Seperti diketahui, pengusiran dengan cara kasar itu membuat Ratu Nina harus menjalani perawatan di rumah sakit di Pontianak. Ratu Nina sebelumnya mendatangi istana karena ingin menanyakan langsung apa dasar Sultan Melvin memberi penobatan Maha Ratu kepada Tanaya Ahmad, istri sirinya.

Ratu Nina justru diusir dengan cara kasar oleh pihak Istana Kesultanan Kadriah atas perintah Sultan Melvin.

Diketahui pula, pihak Kepolisian telah memeriksa sedikitnya enam orang saksi terkait dugaan pengusiran dan penganiayaan terhadap Ratu Kesultanan Pontianak Nina Widiastuti.

"Sejauh ini enam orang diperiksa sebagai saksi. Besok saksi tambahannya akan diperiksa. Besok kita update lagi," kata Kasat Reskrim Polresta Pontianak AKP Indra Asrianto kepada wartawan, Rabu, 3 November 2021.

Indra menjelaskan, enam orang saksi yang telah diperiksa pihaknya di antaranya adalah pelapor atau korban, kedua anaknya, dan sopir.

"Sampai saat ini, tahapan perkaranya masih penyelidikan," kata Indra.

Sementara Sultan Melvin sendiri hingga saat ini belum merespon saat dihubungi sejumlah wartawan. Pihak istana pun belum memberikan tanggapan resmi.

Namun, beberapa waktu lalu Tanaya Ahmad melalui Instastory-nya yang mengatasnamakan pihak istana akan memberi klarifikasi.

"Untuk berita yang sedang viral ini, kami atas nama Istana Kadriah Pontianak akan memberikan klarifikasi. Terima kasih untuk media yang sudah menggoreng berita ini menjadi ramai dan pihak-pihak belakang layar terima kasih telah mempermalukan suami saya. Setelah sesi acara d istana selesai kami bongkar semua yang terjadi," tulis Tanaya.

Artikel Selanjutnya
Polisi Periksa Enam Saksi Kasus Dugaan Penganiayaan Ratu Kesultanan Pontianak
Rabu, 03 November 2021
Artikel Sebelumnya
Anak Sultan Pontianak: Semoga Abah Segera Sadar dan Tanaya Ahmad Dapat Hidayah
Rabu, 03 November 2021

Berita terkait