Optimis Vaksinasi Kalbar 70 Persen di Januari 2022

Optimis Vaksinasi Kalbar 70 Persen di Januari 2022

Apresiasi pelaksanaan vaksinasi di Sambas

IKLANSUMPAHPEMUDA

KalbarOnline, Sambas – Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji optimis Kalbar dapat memenuhi target cakupan vaksinasi di akhir minggu pertama Januari 2022 mendatang.

Dia pun mengapresiasi pelaksanaan vaksinasi di Sambas yang menurutnya diikuti warga dengan antusias. Bahkan sasaran vaksinasi merupakan warga lanjut usia.

“Hari ini kita memantau sejumlah titik vaksinasi di Sambas, itu saya lihat bagus ya. Karena banyak yang lansia. Sementara daerah lain susah kita vaksin lansia, tapi tadi saya lihat di tiga lokasi itu luar biasa antusias masyarakat,” kata Midji di Kecamatan Paloh Sambas, Senin, 27 Desember 2021.

Karena itu, Midji berharap agar Pemerintah Kabupaten Sambas terus gencar melaksanakan vaksinasi agar dapat segera memenuhi target.

“Vaksinasi kita (se-Kalbar) itu sesuai dengan hitungan saya sampai akhir tahun itu sekitar 64 persen. Syukur-syukur bisa 65-66 persen. Sehingga akhir minggu pertama Januari itu kita sudah bisa capai 70 persen,” katanya.

Namun, kata Midji, yang menjadi persoalan yakni terdapat selisih antara data di aplikasi dan data manual.

“Sambas itu selisihnya dua persen antara data manual dan di aplikasi. Tapi mudah-mudahan bisa segera capai target,” katanya.

Dorong daerah terus gencar gelar vaksinasi

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar Harisson mengatakan, cakupan vaksinasi di Kalbar sampai 26 Desember 2021 baru mencapai 66,74 persen. Di mana Kalbar masih jauh dari target 70 persen di 31 Desember 2021.

Maka dari itu, dia meminta kabupaten/kota harus menggenjot cakupan vaksinasi agar segera memenuhi target 70 persen di 31 Desember.

Baca Juga :  Bupati Kapuas Hulu Hadiri Rakor Tingkat Tinggi TP2DD di Kota Pontianak

Sedangkan untuk Sambas sendiri, kata Harisson, cakupan vaksinasi dosis pertama baru mencapai 61,31 persen. Angka itu, sejatinya kata dia, terbilang jauh dari target 70 persen.

“Makanya Pak Gubernur berkunjung ke daerah-daerah untuk memastikan pelaksanaan vaksinasi benar-benar kita lakukan percepatan,” katanya.

Adapun kendala sejauh ini yaitu masyarakat di daerah terpencil yang perlu dilakukan pendekatan pelayanan sedekat mungkin atau jemput bola.

“Mereka juga bekerja mungkin tidak sempat siang dan perlu juga kita lakukan terobosan agar dilakukan vaksinasi sampai sore hari,” katanya.

Harisson juga mengatakan, bahwa Gubernur Kalbar telah mengarahkan Dinas Kesehatan Provinsi untuk membantu kabupaten/kota mengejar target 70 persen.

“Jadi kami menurunkan tim dari Diskes Provinsi untuk melaksanakan vaksinasi seperti di Kayong Utara, Kubu Raya dan Sambas,” katanya.

Pihaknya, tegas dia, akan terus menurunkan tim vaksinasi ke kabupaten/kota sebagai upaya percepatan vaksinasi.

“Dengan begini jalannya kita maunya melakukan percepatan maka kita tambah bantuan dari tim Dinkes Provinsi,” katanya.

Sementara untuk vaksinasi lansia strategi yang sudah dilakukan yakni mendekatkan gerai vaksinasi sedekat mungkin dengan masyarakat.

“Jadi kalau sudah di tingkat RT/RW masih ada yang belum divaksin, maka dilakukan jemput bola, di samping juga dilakukan di tempat keramaian sore hingga malam hari. Sehingga tidak mengganggu jam kerja dari masyarakat yang ingin mendapatkan vaksin,” katanya.

Harisson juga memastikan bahwa sampai saat ini, stok vaksinasi terbilang aman. Bahkan, dia meminta kabupaten/kota yang merasa kekurangan stok bisa langsung meminta tambahan.

Tapi, kata Harisson, Kemenkes juga melihat jumlah stok vaksin daerah dari data SMILE. Stok tersebut menurutnya, akan dengan sendirinya dikirimkan kembali apabila stok vaksin di daerah menipis.

Baca Juga :  Ribuan Warga Kalbar Tumpah Ruah Sambut Kepulangan Veddriq Leonardo

Progres sudah baik

Sementara Bupati Sambas Satono menyebut bahwa progres cakupan vaksinasi di Sambas sudah cukup baik.

Di awal pemerintahannya, diakuinya, cakupan vaksinasi Sambas rendah. Berada di posisi dua terbawah di Kalbar. Namun berkat kerjasama, sinergitas seluruh komponen, baik Forkopimda, Dandim, Kapolres, Kejari, dan tenaga kesehatan sebagai ujung tombak, cakupan vaksinasi Sambas merangkak naik.

“Ini berkat kebersamaan, sinergitas, gotong royong, sehingga cakupan vaksinasi Sambas ini sudah berada pada posisi lima teratas. Ini bagus. Cukup menggembirakan. Hari ini sudah 60 sekian persen,” kata Satono.

Namun, kata Satono, jika distribusi vaksin oleh Kementerian Kesehatan sejak awal secara benar dan teratur dilakukan, maka Sambas diyakininya sudah jauh hari mencapai target 70 persen.

“Saya yakin Sambas sudah 80 persen. Tapi ini kan agak telat stok dari pusat. Makanya saya sempat teriak-teriak masalah stok, lambat, distribusi dari pusat lambat sekali. Distribusi vaksin, tidak ada suntikannya itu mau bagaimana?,” kata dia.

Selain dihadapkan dengan kendala geografis, pihaknya juga diberikan beban tambahan dalam penanganan Covid-19. Di mana, juga memiliki tupoksi tambahan menangani para Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang pulang ke Indonesia melalui PLBN Aruk.

“Kita harus karantina mereka. Kalau kabupaten lain kan tidak. Ditambah lagi populasi kita banyak. Target kita itu sekitar 446an ribu orang. Populasi terbanyak nomor dua setelah Pontianak,” tutupnya.

Comment