Ditantang Duel sampai Mati oleh Warga Mempawah, Ade Armando: Itu adalah Sebuah Peninggalan Abad ke-8

KarlbarOnline. Akademisi Universitas Indonesia (UI) Ade Armando mengaku prihatin dengan Maman Suratman, warga Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) yang menantangnya duel sampai mati.

“Dia melalui videonya menantang saya duel sampai mati,” kata Ade Armando seperti dikutip dari kanal YouTube CokroTv, Kamis 3 Februari 2022.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Ade Armando menyadari, Maman Suratman marah kepadanya karena mengecam pembongkaran rumah ibadah Jemaah Ahmadiyah Sintang.

“Buat saya dan saya rasa buat banyak orang lain, pembongkaran paksa rumah ibadah itu tidak bisa diterima,” kata Ade Armando.

Pelarangan bagi umat beragama apapun agamanya untuk beribadah, menurut Ade Armando, merupakan sesuatu yang tidak bisa diterima, harus dilawan.

Pelarangan beribadah bagi umat beragama, kata Ade Armando, merupakan sesuatu yang bertentangan dengan UUD 1945 dan bertentangan dengan ajaran agama masing-masing.

“Rupanya Pak Maman tidak bisa menerima pernyataan tersebut. Dia menuduh saya mengobok-obok Islam. Dia menuduh saya dengan sengaja memecah belah umat Islam,” ujar Ade Armando.

Semua, lanjut dia, harus membela hak orang yang beribadah, termasuk hak Maman Suratman untuk beribadah sebagai muslim.

“Bapak tidak bisa katakan orang Ahmadiyahn salah, Bapak yang benar. Tidak bisa begitu. Negara ini menjamin hak orang Ahmadiyah untuk beribadah, tidak ada larangan bagi mereka untuk beribadah, marilah kita bela hak mereka untuk beribadah,” ajak Ade Armando.

Baca Juga :  Asmadi Terpilih Pimpin Desa Sungai Rasau

Menurut Ade Armando, tindakan Maman Suratman yang mengajak duel sampai mati itu sudah sudah ketinggalan zaman.

“Itu adalah sebuah peninggalan abad ke-8. Dalam sebuah masyarakat yang beradab, kalau kita tidak sepakat, marilah kita berbicara, marilah kita berdiskusi, kita adu otak, bukan adu otot,” ucap Ade Armando.

Tidak cukup sampai di situ, Ade Armando juga ‘mengancam’ balik, kalau apa yang diucakan Maman Suratman itu sudah masuk wilayah pidana, yang bisa menyebabkannya masuk penjara.

“Tapi baiklah kita tidak usah perpanjang itu. Yang terpenting kita sama-sama bersepakat bahwa di Indonesia ini hak orang untuk beribadah harus kita hormati, harus sama-sama kita lindungi,” kata Ade Armando.

Ia juga mengajak setiap orang, terutama Maman Suratman untuk tidak masuk menjadi orang-oarng yang tidak beradab yang biadab.

“Dan membiarkan adanya penindasan terhadap hak orang untuk beribadah sesuai dengan keyakinan masing-masing,” pungkas Ade Armando.

Diberitakan sebelumnya, Maman Suratman yang tinggal di Desa Penibung, Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalbar menantang Ade Armando duel sampai mati.

Video tantangan duel sampai mati itu tersebar di Twitter. Salah satunnya diunggah pemilik akun @hasrat_tanjung.

Baca Juga :  Kasus Nenek Curi 20 Buah Kelapa Berakhir Damai

Dalam video itu, Maman Suratman menanggapi pernyataan Ade Armando yang menyoroti pembongkaran rumah ibadah Jemaat Ahmadiyah Sintang di Desa Balai Harapan.

Maman Suratman tidak terima dengan pernyataan Ade Armando yang dianggap seringkali menyerang agama Islam, khususnya Islam di Kalbar.

“Terkait video pernyataan Ade Armando, saya katakan bahwa itu semakin membuat masyarakat Kalimantan Barat khususnya kaum muslimin menjadi resah,” kata Maman Suratman.

Dalam video itu, dirinya mengingatkan Ade Armando agar tidak jadi provokator dengan menjelek-jelekan Islam. “Ade Armando kamu jangan jadi provokator untuk obok-obok kaum muslimin,” katanya.

“Sepertinya kamu itu patut diduga ada beking yang membuat kamu terus mengobok-obok umat Islam di Indonesia pada umumnya dan dalam hal ini di Kabupaten Sintang,” lanjut Maman.

Di akhir video, Maman mempertanyakan maksud kata ‘lawan’ yang disampaikan Ade Armando.

“Apakah maksud kamu (Ade Armando) kata lawan dengan otot. Kalau dengan otot, tentukan waktu dan tempatnya, kita duel sampai mati Ade Armando. Kamu jangan macam-macam, kamu jangan jadi anj*** penjilat Ade Armando,” tutupnya.(*)

Comment