Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Senin, 28 Februari 2022 |
KalbarOnline, Pontianak – Persatuan Orang Melayu (POM) meminta Presiden Joko Widodo mengevaluasi Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas. Hal ini menyusul pernyataan Menag Yaqut yang menganalogikan suara adzan layaknya gonggongan anjing.
POM menilai Menag Yaqut telah berulang kali membuat kontroversi dan menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat sehingga patut untuk dievaluasi Presiden.
“Kami meminta Bapak Presiden Joko Widodo untuk mengevaluasi kinerja Menag, karena ini sudah berulang kali. Apa yang disampaikan Menag menimbulkan keriuhan dan kericuhan. Dan ini (soal adzan) yang paling besar. Menimbulkan eskalasi, unjuk rasa di daerah, tentu ini sangat tidak baik,” kata Ketua POM Agus Setiadi, Senin, 28 Februari.
Padahal kata Agus, masih banyak urusan keagamaan di bawah Kementerian Agama yang harus dikerjakan, daripada mengurus masalah-masalah yang sangat sensitif dan perlu sikap kehati-hatian.
“Kami tak ingin di Kalbar ini gara-gara persoalan ini dapat menimbulkan disharmoni yang bisa berefek pada konflik SARA, gara-gara pertentangan soal suara adzan dan sebagainya. Kita tidak ingin ini terjadi di Kalbar, gara-gara ucapan Menag,” kata Agus.
Terlebih lagi di situasi pandemi Covid-19 saat ini. Ekonomi masyarakat sedang sulit ditambah dengan kegaduhan yang menurutnya sangat merusak perkembangan pembangunan dan juga merusak kehidupan bermasyarakat, menimbulkan kegaduhan yang tidak perlu, yang bisa merembet pada intoleransi dan hal negatif lainnya.
“Mohon Pak Presiden Jokowi segera evaluasi, kalau bisa copot saja Menag dan cari Menag yang bisa menyejukkan dan mendamaikan, bisa merangkul semua kalangan, membuat masyarakat tenang, adem,” pungkas Agus.
KalbarOnline, Pontianak – Persatuan Orang Melayu (POM) meminta Presiden Joko Widodo mengevaluasi Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas. Hal ini menyusul pernyataan Menag Yaqut yang menganalogikan suara adzan layaknya gonggongan anjing.
POM menilai Menag Yaqut telah berulang kali membuat kontroversi dan menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat sehingga patut untuk dievaluasi Presiden.
“Kami meminta Bapak Presiden Joko Widodo untuk mengevaluasi kinerja Menag, karena ini sudah berulang kali. Apa yang disampaikan Menag menimbulkan keriuhan dan kericuhan. Dan ini (soal adzan) yang paling besar. Menimbulkan eskalasi, unjuk rasa di daerah, tentu ini sangat tidak baik,” kata Ketua POM Agus Setiadi, Senin, 28 Februari.
Padahal kata Agus, masih banyak urusan keagamaan di bawah Kementerian Agama yang harus dikerjakan, daripada mengurus masalah-masalah yang sangat sensitif dan perlu sikap kehati-hatian.
“Kami tak ingin di Kalbar ini gara-gara persoalan ini dapat menimbulkan disharmoni yang bisa berefek pada konflik SARA, gara-gara pertentangan soal suara adzan dan sebagainya. Kita tidak ingin ini terjadi di Kalbar, gara-gara ucapan Menag,” kata Agus.
Terlebih lagi di situasi pandemi Covid-19 saat ini. Ekonomi masyarakat sedang sulit ditambah dengan kegaduhan yang menurutnya sangat merusak perkembangan pembangunan dan juga merusak kehidupan bermasyarakat, menimbulkan kegaduhan yang tidak perlu, yang bisa merembet pada intoleransi dan hal negatif lainnya.
“Mohon Pak Presiden Jokowi segera evaluasi, kalau bisa copot saja Menag dan cari Menag yang bisa menyejukkan dan mendamaikan, bisa merangkul semua kalangan, membuat masyarakat tenang, adem,” pungkas Agus.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini