KalbarOnline, Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Sutarmidji merasa ada yang kurang di momen Hari Raya Idulfitri beberapa tahun ini. Hal itu lantaran dirinya sudah tidak bisa lagi sungkem lebaran kepada kedua orang tuanya yang sudah tiada
Sutarmidji menceritakan, biasanya setelah Salat Id, orang pertama kali yang didatanginya adalah kedua orangtuanya untuk sungkem dan memohon maaf.
“Tapi keduanya sudah tidak ada, untuk mengenang beliau (ayah dan ibu) kami adakan doa bersama,” kata Sutarmidji.
Seperti diketahui, ayah Sutarmidji, almarhum H. Muhammad Thahir wafat pada 23 Februari 2017. Sang ayah meninggal dunia dalam usia ke-89 tahun di Rumah Sakit Mitra Medika.
Sementara ibundah Sutarmidji, almarhumah Hj. Djaeda binti Said Lajim meninggal dunia pada 17 April 2021. Sang ibu meninggal dunia di usia yang ke-85 tahun.
Rindu suasana keakraban dengan masyarakat di momen lebaran
Sutarmidji juga merindukan suasana keakraban dengan masyarakat di momen lebaran. Hanya saja kata Sutarmidji, hal itu masih dibatasi oleh pandemi Covid-19.
Meski perkembangan kasus Covid-19 saat ini terbilang menurun drastis, namun Sutarmidji tetap tak menggelar open house seperti saat perayaan Idulfitri sebelum pandemi. Hal ini menurutnya sesuai dengan anjuran Pemerintah Pusat.
“Tahun ini sesuai anjuran Pusat, tidak ada open house. Jadi saya hanya terima keluarga dan forkopimda,” kata Sutarmidji.
Kepada masyarakat Kalbar, Sutarmidji berpesan agar tetap patuh terhadap protokol kesehatan.
Walaupun pemerintah telah memberikan sejumlah kelonggaran pada perayaan Idulfitri tahun ini seperti dibolehkannya Salat Id di lapangan terbuka tanpa jarak, melaksanakan mudik, dan beberapa kelonggaran lainnya.
“Agar pandemi tetap melandai dan kita bisa beraktivitas seperti biasa,” pungkasnya.
Comment