KalbarOnline, Sintang – Bupati Sintang, Jarot Winarno, membuka kegiatan Saka Tiga Festival yang ditandai dengan pemukulan gong sebanyak tujuh kali, di Halaman Istana Al-Mukarramah Sintang, Kabupaten Sintang, pada Kamis (26/05/2022).
Kegiatan Saka Tiga Festival ini merupakan rangkaian dari sejumlah kegiatan yang ditujukan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-660 Kota Sintang tahun 2022 yang diselenggarakan oleh ormas berbagai etnis di Kabupaten Sintang.
Saka Tiga Festival diselenggarakan dari tanggal 26 Mei 2022 hingga 29 Mei 2022, dengan menampilkan sejumlah kegiatan pentas seni budaya dari berbagai etnis di Kabupaten Sintang.
Dalam arahannya, Bupati Sintang mengingatkan, bahwa Indonesia memiliki keberagaman yang diikat dalam simbol Bhinneka Tunggal Ika.
“Nusantara sangat indah. Terdiri dari 17 ribu pulau. 1.340 suku bangsa, 640 bahasa daerah. Hidup bersatu. Hidup rukun dan damai berkat Bhineka Tunggal Ika. Di belahan bumi lain, sama bangsa dan sama bahasa, sibuk bertikai. Kita yang 17 ribu dan 1.340 suku bangsa bisa bersatu berkat Bhineka Tunggal Ika”, kata Jarot menekankan.
Lebih lanjut, ia pun bersyukur, bahwa keragaman suku, budaya, etnis maupun agama, juga hidup rukun dan damai di Bumi Senentang ini.
“Banyak desa, suku bangsa, dan etnis yang mendiaminya. Ada Melahau di Mentibar, ada Uut Danum di Riyoi, ada Seberuang dan Sekujam di Sepauk, ada Dayak Ketungau. Ada Melayu Sintang, Melayu Sepauk, Melayu Dedai. Ada orang Jawa, Sunda, Flobamora, dan suku lain ada di Sintang dan hidup damai,” katanya.
“Di Sintang tidak ada pertikaian karena beda suku bangsa, dan perbedaan kulit dan rambut. Yang terjadi adalah pertikaian karena diperlakukan tidak adil. Inilah rahmat bagi semua,” lanjutnya.
Mengingat sejarah masa lalu, Jarot mengatakan, bahwa Saka Tiga merupakan simbol persatuan.
“660 tahun yang lalu Djoebair Irawan I memindahkan kerajaan dari Sepauk ke Sintang. Simbol penyatuan Sungai Melawi dan Sungai Kapuas, itulah Saka Tiga, agar semuanya bersatu. Djoebair Irawan I ingin menyatukan etnis dan suku bangsa yang ada. Semuanya telah membangun Sintang,” jelasnya.
Masih kata Bupati Sintang, bahwa pembangunan di Kabupaten Sintang tak lepas dari peran serta dari berbagai etnis yang ada di Sintang.
“Semua (berbagai suku) sudah bertahun-tahun tinggal di Sintang. Semua etnis sudah (ikut) berperan membangun Sintang. Misalnya Flobamora, sudah menjadi guru dan hadir di pedalaman Sintang. begitu juga suku lain, semuanya sudah berperan membangun Sintang. Posisi kerajaan di Saka Tiga, esensinya adalah menyatukan semua suku yang ada,” tekannya lagi.
Terkait kegiatan Saka Tiga Festival ini, Jarot menjelaskan bahwa Sintang pernah menyelenggarakan kegiatan yang sama.
“3 tahun lalu, kita membuat kegiatan yang sama di Stadion Baning Sintang. berbagai penampilan dilakukan. Mulai tahun ini, kita mulai laksanakan kegiatan lagi. Meskipun dengan keterbatasan, tetapi saya yakin akan sukses karena semangat yang kuat,” jelasnya.
Terakhir, Bupati Sintang juga mengucapkan terimakasih atas terselenggaranya kegiatan Saka Tiga Festival ini.
“Terima kasih kepada organisasi masyarakat yang sudah mendukung semuanya. Semoga Tuhan meridhoi semua. Kearifan budaya lokal dan suku bangsa harus dilestarikan. Dengan Festival Saka Tiga, kita semakin bersatu padu membangun Kabupaten Sintang”, ucap Bupati Sintang.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana Saka Tiga Festival, Syamsu Bakti menjelaskan, bahwa Kegiatan Saka Tiga Festival ini merupakan kegiatan atas kerjasama dan komitmen bersama 16 ormas yang ada di Kabupaten Sintang.
“Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memeriahkan peringatan hari jadi Kota Sintang ke-660 tahun 2022, dimana pada hari jadi tersebut mengangkat tema ‘Kebersamaan dalam Keberagaman’, maka dari itulah komitmen kami berbagai ormas menyelenggarakan kegiatan ini,” kata Syamsu.
Sebagaimana diterangkan Bupati Sintang, Syamsu mengatakan, kegiatan Saka Tiga Festival ini bertujuan untuk saling membangun keharmonisan seluruh ormas.
“Dengan kegiatan seperti ini, tidak ada lagi perbedaan, kesenjangan sosial, baik dari lintas agama, lintas etnis, kita tunjukkan bersama semangat yang kita bawa, kita yakin bahwa acara ini akan menjadi suatu tonggak untuk kedepannya, dengan harapan kegiatan seperti ini akan berlanjut di setiap tahunnya”, ujarnya.
Disampaikannya, terdapat sejumlah kegiatan dan lomba yang dikemas dalam festival ini, diantaranya penampilan seluruh seni budaya etnis-etnis di Kabupaten Sintang.
“Selain itu juga kami membuat rangkaian acara yang Insya Allah pada tanggal 28 Mei 2022 akan membuat seminar sejarah dan kebudayaan, yang dimana seminar ini mengundang anak anak muda generasi kedepan mulai dari anak SMA hingga mahasiswa dalam rangka syiar keberagaman,” katanya.
“Dan yang paling terpenting adalah menanamkan sejak dini bahwa Sintang ini milik bersama bukan milik satu etnis maupun satu agama. Sintang adalah keberagaman,” serunya. (Jau)
Comment