KalbarOnline, Kuching – Bagi anda yang berjiwa adventure, maka Fairy Caves atau lebih dikenal dengan nama Gua Peri bisa menjadi destinasi pilihan untuk merasakan atmosfer berada di dalamnya. Gua batu kapur ini berada di Kuching, Sarawak, tepatnya di daerah Bau.
Dengan mengendarai mobil, hanya butuh waktu satu jam dengan jarak tempuh 50 kilometer dari Kuching. Untuk tiket masuk ke Gua Peri, khusus wisatawan asing dikenakan tarif Ringgit Malaysia (RM) 5 per-orang dewasa. Bagi anak-anak usia 6 hingga 18 tahun RM 2, dan anak-anak usia 0 hingga 5 tahun gratis.
Sebelum memasuki gua, para pengunjung disarankan mengenakan sepatu sneaker yang tidak licin. Namun tidak perlu kuatir bagi yang tidak mengenakan sepatu karena disana disediakan penyewaan sepatu karet dengan tarif RM 3 per-orang. Selain itu, ada baiknya berbekal senter untuk penerangan saat mengeksplor ke dalam perut gua.
Karel, seorang pemandu wisata asal Kuching, menjelaskan, Gua Peri di bawah pengelolaan Sarawak Forestry Corporation ini merupakan satu di antara gua yang ada di Sarawak dengan ketinggian sekitar 400 meter. Gua ini menjulang tinggi dihiasi dengan berbagai jenis flora terutama pakis dan bebatuan yang tertutup lumut.
Pengunjung yang ingin menjelajahi gua ini, kata dia, akan melalui beberapa anak tangga dan menapaki jalan setapak. Di dalamnya terdapat stalaktit dan stalagmit serta pilar. Aura mistis akan terasa ketika melihat bebatuan yang menyerupai manusia maupun binatang.
“Keunikan Gua Peri, adanya semacam bentuk batu-batuan yang menyerupai Guan Yin atau Dewi Kwan Im, ada juga yang berbentuk seperti manusia dan binatang,” ujarnya, Sabtu (23/07/2022).
Selain itu, lanjutnya lagi, gua ini menjadi habitat kelelawar. Ketika masuk di dalamnya, terlihat sekelompok kelelawar yang bergelantungan. Gua ini juga menjadi surga para pemanjat tebing. Mereka bisa melakukan hobinya untuk menjamah sensasi panjat tebing di sini.
“Bagi pemanjat tebing yang ingin memacu adrenalin, bisa melakukannya di Gua Peri,” tuturnya.
Gua Peri juga menjadi habitat berbagai jenis tumbuhan maupun hewan seperti sarang walet dan kelelawar. Dua belas spesies siput yang berbeda juga telah berevolusi di gua-gua dan bukit penutup.
“Masing-masing unik dengan habitat batu kapurnya sendiri,” imbuh Karel.
Doni (27 tahun), satu di antara rombongan wisatawan Indonesia asal Pontianak, Kalimantan Barat yang dipandu Karel, mengaku baru pertama kali merasakan masuk ke dalam gua. Selama berada di dalam, udara gua terasa sejuk. Gua ini dinilainya sangat eksotis.
“Ada sensasi luar biasa ketika berada di dalam gua ini karena kita bisa melihat isi dalam gua dengan stalagmit dan stalaktit serta bebatuan yang menyerupai manusia atau binatang,” ucapnya takjub. (Jau)
Comment