KalbarOnline, Putussibau – Kondisi banjir yang melanda 9 desa dan 5 kecamatan di Kabupaten Kapuas Hulu membuat Wakil Bupati Kapuas Hulu, Wahyudi Hidayat tak dapat tidur nyenyak.
Sejak semalam bahkan hingga pagi tadi, Sabtu (06/08/2022), ia telah turun ke lapangan, untuk berkeliling melakukan pemantauan langsung di sekitar lokasi banjir.
Termasuk di Rumah Sakit (RS) Putussibau yang juga tak luput dari pantauannya. Dimana kala itu ia turut membantu melakukan evakuasi terhadap seorang bayi yang baru lahir yang hendak berobat ke RS Putussibau.
Hal itu bermula saat pihak rumah sakit yang ingin melakukan penjemputan terhadap sejumlah perawat yang sedang berada di beberapa daerah banjir untuk memusatkan pelayanan di rumah sakit.
“Tadi pagi mulai keliling, pas di depan rumah sakit ada petugas rumah sakit, mau menjemput petugas rumah sakit di daerah–kan banyak petugas yang di daerah-daerah banjir, saya langsung kontak BPBD untuk mengambilnya (menjemputnya) perawat-perawat itu, kami melakukan komunikasi langsung di depan rumah sakit,” katanya.
Di tengah melakukan komunikasi kepada petugas BPBD itu lah, terdapat seorang ibu yang baru saja turun dari ambulance sambil membawa bayinya untuk mendapat tindakan medis lanjutan di RS Putussibau. Dalam kondisi banjir, terlihat sang ibu dalam kondisi kepayahan. Dengan sigap Wahyudi pun langsung membantu membawakan bayi sang ibu tersebut masuk ke dalam rumah sakit.
“Pas kami melihat ada ambulance membawa masyarakat kami dari Kecamatan Bunut Hulu, ia habis melahirkan di Bunut Hulu, untuk melakukan rawat medis lanjutan ke RS Putussibau,” kata Wahyudi.
“Alhamdulillah, Kondisi bayi dan ibunya sehat, hanya perlu perawatan,” tambahnya.
Sementara itu, terkait update kondisi terkini, Wahyudi menyampaikan, bahwa pihaknya tetap standby melakukan pemantauan ke sejumlah daerah-daerah yang terdampak, sembari terus pula melakukan koordinasi kepada pihak-pihak terkait.
“Ya, kondisi air masih naik, tapi kita terus pantau, dari BPBD, kita tetap standby, kita juga koordinasi dengan TNI-Polri untuk bekerjasama melakukan evakuasi warga,” ucap Wahyudi saat dihubungi KalbarOnline.
Ia menjelaskan, dari 5 kecamatan dan 9 desa yang terendam banjir, kondisi relatif terparahnya berada di Teluk Barak. Namun demikian, pemerintah daerah sementara ini, sambung Wahyudi, belum menetapkan status siaga banjir, karena dinilai masih dapat tertangani.
“Desa paling parah di Kecamatan Putussibau Selatan, Desa Teluk Barak. Untuk status siaga banjir belum ya, karena masih bisa kita tangani,” pungkasnya. (Jau)
Comment