KalbarOnline, Pontianak – Ria Norsan kembali terpilih menjadi Ketua Pengurus Wilayah Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Provinsi Kalbar untuk periode 2022 – 2027. Prosesi pemilihan berjalan lancar dan diputuskan melalui musyawarah mufakat di Hotel Orchardz Ayani, Rabu (21/12/2022).
Pelantikan Ria Norsan dipimpin langsung oleh Ketua Umum PP IPHI, Ismed Hasan Putro, setelah dikeluarkannya hasil keputusan Musyawarah Wilayah (Muswil) VII PW IPHI yang memilihnya untuk kembali menahkodai PW IPHI Provinsi Kalbar.
“Saya ucapkan terimakasih, karena telah memilih saya kembali sebagai Ketua PW IPHI Kalbar. Semoga amanah yang diberikan kepada saya dapat saya laksanakan dengan baik demi memajukan IPHI di Kalbar,” ungkap Norsan dalam sambutannya.
Di periode kedua ini, Norsan yang juga menjabat selaku Wakil Gubernur Kalbar itu berjanji akan membuat sebuah terobosan program dan inovasi bagi kemajuan IPHI Provinsi Kalbar, hal itu sesuai harapan Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) IPHI yang disampaikan kepada dirinya.
“Harapan-harapan yang disampaikan oleh Ketum PP IPHI Bapak Ismed kepada saya, akan saya tindaklanjuti dengan membuat program-program unggulan untuk memajukan IPHI Kalbar secara mandiri, artinya berdiri dengan kaki sendiri yang bisa dibanggakan yang tidak kalah dengan pengurus wilayah IPHI lainnya,” terangnya.
Selanjutnya, Norsan mengatakan, pengurus IPHI Kalbar akan merumuskan program-program kerja selama lima tahun mendatang. Beberapa diantaranya yakni pendataan jemaah haji di Kalbar, pendataan jemaah calon haji baik di tingkat desa, kecamatan, kabupaten maupun provinsi. Pendataan ini, kata dia, akan disinergikan dengan kementerian agama.
“Untuk saat ini yang baru tergabung dengan IPHI lebih kurang 50 persen. Setelah melakukan pendataan, akan lebih mudah nantinya untuk melakukan terobosan-terobosan baru dalam kemaslahatan umat,” jelasnya.
Selama ini, berbagai program IPHI Kalbar sudah berjalan, seperti membantu masyarakat tidak mampu, membantu anak yatim piatu di pedalaman melalui program Majelis Taklim Perempuan (MTP), sedekah akbar, sunat massal, pengajian rutin dan lainnya
Dirinya pun menegaskan bahwa IPHI bukanlah organisasi politik, dan hanya mengharapkan ridha Allah SWT untuk mempersiapkan diri kembali ke kampung halaman yang abadi (akhirat), agar para haji dan hajjah di Kalbar mampu menjaga kemabruran hajinya sepanjang masa.
“Saya berharap dengan pendataan yang dilakukan akan semakin banyak yang tergabung dalam IPHI Kalbar maka peluang untuk membangun klinik, rumah sakit, dan program besar lainnya bisa terwujud”, harapnya.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Pusat IPHI, Ismed Hasan Putro berharap, pengurus wilayah termasuk IPHI Kalbar terus melakukan sinergi, membangun kebersamaan dan dakwah kepada alumni haji, juga para jemaah calon haji.
“Jemaah haji jangan dianggap kecil, ada 5,2 juta orang sekarang yang antre dan itu belum tentu berangkat. Tetapi mereka sudah harus menjadi perhatian dari IPHI agar mereka siap menerima kepercayaan menjadi tamu Allah, dan mereka juga harus siap jika ternyata takdir berkata tidak sampai menjadi tamu Allah,” jelasnya.
Harapan lainnya, kepada pengurus wilayah termasuk IPHI Kalbar untuk melakukan syiar atau dakwah kepada masyarakat Muslim atau yang berminat menjadi Muslim.
“Tadi yang saya sampaikan, Ibu Murni dan kawan-kawan MTP Kalbar itu bisa melakukan kegiatan yang jarang ada di wilayah lain, terobosan MTP Kalbar ini luar biasa buat kami,” paparnya.
Ismed berharap, IPHI Kalbar di bawah pimpinan Ria Norsan mampu memberdayakan ekonomi umat, khususnya di kalangan haji yang punya basis wiraswasta. PHI Pusat juga mendorong IPHI Kalbar membangun klinik. Menurut Ismed, klinik yang dibangun tidak harus besar, namun bisa digunakan anggota maupun masyarakat.
“Untuk ditingkatkan peran mereka dalam membangun kekuatan ekonomi halal di wilayah Kalbar. Klinik kecil saja dulu, dan tidak harus 24 jam,” tuturnya.
Tak kalah pentingnya, Ismed berharap IPHI Kalbar bisa menjadi pelopor dan pendamping bagi jemaah calon haji ataupun umrah agar terhindar dari travel tidak bertanggung jawab.
“Berbagai kasus yang terjadi, banyak jamaah yang menjadi korban. Belum lama ini IPHI Pusat menemukan ada 80 orang korban travel nakal akibat ketidaktahuan mereka terhadap mekanisme haji dan umrah. Dari 80 orang itu hanya dua orang saja yang bisa baca tulis,” pungkasnya. (Jau)
Comment