Eksplorasi Bunga Bangkai, Rombongan Jurnalis Kalbar Ekspedisi ke Gunung Gading Sarawak

KalbarOnline, Lundu – Sebanyak 8 orang jurnalis dari berbagai media massa di Kalbar melakukan ekspedisi ke Taman Nasional Gunung Gading di Sarawak, Malaysia, pada Rabu (22/03/2023).

Perjalanan rombongan yang difasilitasi oleh Sarawak Tourism Board tersebut guna mengeksplorasi tanaman rafflesia atau yang biasa disebut “bunga bangkai” jenis “Tuan Mudae”. Ekspedisi menjelajah Gunung Gading ini dimulai tepat pukul 12 siang.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Untuk sampai ke Gunung Gading, para “kuli tinta” ini harus menempuh perjalanan darat selama dua jam berkendara dari Kuching–yang merupakan ibu kota Sarawak–dengan kondisi jalan aspal mulus hingga ke depan taman nasional.

Taman Nasional Gunung Gading sendiri terletak di kilometer 60 Pan Borneo (jalan tol super besar), atau berjarak sekitar 85 kilometer dari Kota Kuching.

Taman Nasional Gunung Gading ini dikelola langsung oleh Pemerintah Sarawak. Di dalamnya terdapat sumber mata air yang digunakan oleh seluruh masyarakat di Kota Lundu. Gunung Gading menjadi ikon Kota Lundu karena terkenal dengan bunga langka rafflesia jenis Tuan Mudae.

Di musim hujan seperti saat ini, jika beruntung, wisatawan dapat melihat langsung rafflesia yang sedang mekar.

Di halaman taman nasional, setiap wisatawan yang masuk akan diberi penjelasan singkat tentang Gunung Gading, mulai dari tanaman hingga hewan yang menghuni gunung tersebut.

Baca Juga :  Peringati Hari Pers 2024, Jurnalis Kalbar Bagi-bagi Sembako

Ekspedisi para jurnalis ini turut dibantu oleh satu guide khusus, Antonia, yang menguasai kawasan Gunung Gading. Kendati matahari sedang berada di puncaknya, namun cuaca panas tak berimbas langsung kepada para pengunjung, hal itu lantaran karakter hutan hujan Gunung Gading yang lebat.

Jalan yang dilalui rombongan cukup terjal. Kendati dilindungi oleh hutan bertipikal sejuk, namun keringat dari tubuh tetap merembes keluar dan membasahi pakaian. Setelah 30 menit berjalan, rombongan menjumpai sungai berarus deras dan sangat jernih.

Antonia menjelaskan, bahwa ada 700 spesies hewan yang hidup di sungai ini. Mulai dari kepiting, udang, hingga berbagai jenis ikan. Air sungai ini sendiri, digunakan sebagai mata air utama yang dapat diminum langsung oleh penduduk Kota Lundu.

Dalam waktu yang hampir bersamaan, Antonia kemudian menemukan sebuah bonggol besar seperti bola yang diselimuti kelopak merah. Bonggol tersebut merupakan calon bunga rafflesia yang akan mekar. Kepada rombongan, Antonia menjelaskan, butuh 9 sampai 12 bulan untuk bayi rafflesia itu menjadi sebesar bola kaki.

Beberapa meter dari situ, Antonia juga menunjukkan bunga rafflesia yang telah layu. Artinya, rafflesia tersebut telah mekar lebih dari dua hari. Rombongan lalu kembali melanjutkan perjalanan menuju puncak Gunung Gading.

Baca Juga :  Donald Trump Tidak Setuju Standar Ketat untuk Vaksin Covid-19 di AS

Beruntungnya, di tengah perjalanan, rombongan jurnalis ini kemudian menemukan bunga rafflesia yang baru mekar. Ukurannya berdiameter mencapai satu meter dengan warnanya yang masih merah. Dengan kata lain, bunga ini baru mekar tak lebih dari 24 jam. Kesempatan itu pun lalu dimanfaatkan para jurnalis untuk mengabadikan momen yang sangat langka tersebut.

Dari situ, para jurnalis juga berkesempatan mengeksplorasi lebih jauh tentang keberadaan bunga bangkai jenis Tuan Mudae itu. Fakta uniknya, rafflesia Tuan Mudae yang tengah mekar ini sama sekali tak mengeluarkan bau bangkai atau tak sedap lainnya. Tidak wangi juga, namun baunya cukup khas.

Antonia menjelaskan, kalau bau yang keluar dari rafflesia Tuan Mudae datang dari semacam kelenjar berwarna putih di dalam kelopak.

Ekspedisi tersebut pun berakhir dengan melegakan. Di jalanan menurun, rombongan belajar lebih banyak tentang fakta-fakta unik seputar tumbuhan tropis yang hanya tumbuh di hutan hujan. (Jau)

Comment