Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Selasa, 12 September 2023 |
KalbarOnline, Kayong Utara - Ritual Mandi Safar sudah menjadi budaya dan kegiatan rutin setiap tahunnya yang dilakukan masyarakat Kayong Utara, khususnya di Desa Teluk Melano.
Diketahui, ritual Mandi Safar adalah kegiatan seperti membaca doa tolak bala serta menulis doa pada lembaran daun.
Hal ini yang dilaksanakan Yayasan Sultan Muhammad Jamaluddin saat menggelar Festival Mandi Safar 2023 di lapangan voli, Desa Teluk Melano, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara, Senin (11/09/2023) Malam.
Ketua panitia "Festival Mandi Safar 2023" Amru Chanwari mengatakan, Ritual Mandi Safar sudah dikaitkan dengan fakta sejarah, yang merupakan ritual Rabu terakhir pada bulan Safar. Hal ini, katanya telah dilaksanakan secara turun temurun dari sejak zaman dahulu.
"Kegiatan ini sejak 2017 telah diadakan bersama dengan pihak Desa Teluk Melano. Pelaksanaan kali ini memakan waktu yang cukup lama dari 13 September hingga 16 September 2023," ujarnya.
Selanjutnya, ia mengatakan, Ritual sebelumnya hanya menggelar kegiatan Mandi Safar saja. Namun kali ini dirangkai dengan kegiatan-kegiatan lainnya. Kemudian tercetuslah ide mengadakan Festival Mandi Safar.
"Dan Mandi Safar Simpang Matan juga telah ditetapkan Pemerintah Republik Indonesia sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia," terangnya.
[caption id="attachment_142249" align="alignnone" width="1600"]
Foto bersama dalam acara Festival Mandi Safar, di Desa Teluk Melano, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara, Senin (11/09/2023). (Foto: Dokumen/Istimewa)[/caption]
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kayong Utara, Rahadi Usman mengatakan penetapan "Warisan Budaya Tak Benda Indonesia" adalah sebuah perjuangan yang sangat panjang masyarakat Simpang Hilir dan masyarakat Kabupaten Kayong utara secara keseluruhan, dari sejak tahun 2020 pengajuannya.
"Saya meminta setiap tahun, Yayasan Sultan Muhammad Jamaluddin bisa membuat proposal yang akan kami bantu wujudkan untuk menunjang program kebudayaan di Kabupaten Kayong Utara," jelasnya.
Kemudian, Raja Simpang Matan ke-VIII, Gusti Muhammad Hukma mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah banyak membantu sehingga kegiatan Festival Mandi Safar bisa terlaksana.
"Mudah-mudahan Festival Mandi Safar 2023 ini bisa berjalan dengan lancar dan sukses," ucapnya.
Kegiatan pembukaan Festival Mandi Safar tersebut, dilanjutkan dengan menonton bersama film "Rimba Kumang" buah karya anak daerah Kabupaten Kayong Utara.
Turut hadir, Raja Simpang Matan Ke-VIII, Wakil Bupati Kayong Utara, Kapolsek Simpang Hilir, Danramil Simpang Hilir Kodim 1203 Ketapang, Perwakilan dari Balai Pelestarian Kebudayaan, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kayong Utara, Camat Simpang Hilir, para kepala desa se Kecamatan Simpang Hilir, serta masyarakat sekitar yang ikut menyaksikan. (Santo)
KalbarOnline, Kayong Utara - Ritual Mandi Safar sudah menjadi budaya dan kegiatan rutin setiap tahunnya yang dilakukan masyarakat Kayong Utara, khususnya di Desa Teluk Melano.
Diketahui, ritual Mandi Safar adalah kegiatan seperti membaca doa tolak bala serta menulis doa pada lembaran daun.
Hal ini yang dilaksanakan Yayasan Sultan Muhammad Jamaluddin saat menggelar Festival Mandi Safar 2023 di lapangan voli, Desa Teluk Melano, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara, Senin (11/09/2023) Malam.
Ketua panitia "Festival Mandi Safar 2023" Amru Chanwari mengatakan, Ritual Mandi Safar sudah dikaitkan dengan fakta sejarah, yang merupakan ritual Rabu terakhir pada bulan Safar. Hal ini, katanya telah dilaksanakan secara turun temurun dari sejak zaman dahulu.
"Kegiatan ini sejak 2017 telah diadakan bersama dengan pihak Desa Teluk Melano. Pelaksanaan kali ini memakan waktu yang cukup lama dari 13 September hingga 16 September 2023," ujarnya.
Selanjutnya, ia mengatakan, Ritual sebelumnya hanya menggelar kegiatan Mandi Safar saja. Namun kali ini dirangkai dengan kegiatan-kegiatan lainnya. Kemudian tercetuslah ide mengadakan Festival Mandi Safar.
"Dan Mandi Safar Simpang Matan juga telah ditetapkan Pemerintah Republik Indonesia sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia," terangnya.
[caption id="attachment_142249" align="alignnone" width="1600"]
Foto bersama dalam acara Festival Mandi Safar, di Desa Teluk Melano, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara, Senin (11/09/2023). (Foto: Dokumen/Istimewa)[/caption]
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kayong Utara, Rahadi Usman mengatakan penetapan "Warisan Budaya Tak Benda Indonesia" adalah sebuah perjuangan yang sangat panjang masyarakat Simpang Hilir dan masyarakat Kabupaten Kayong utara secara keseluruhan, dari sejak tahun 2020 pengajuannya.
"Saya meminta setiap tahun, Yayasan Sultan Muhammad Jamaluddin bisa membuat proposal yang akan kami bantu wujudkan untuk menunjang program kebudayaan di Kabupaten Kayong Utara," jelasnya.
Kemudian, Raja Simpang Matan ke-VIII, Gusti Muhammad Hukma mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah banyak membantu sehingga kegiatan Festival Mandi Safar bisa terlaksana.
"Mudah-mudahan Festival Mandi Safar 2023 ini bisa berjalan dengan lancar dan sukses," ucapnya.
Kegiatan pembukaan Festival Mandi Safar tersebut, dilanjutkan dengan menonton bersama film "Rimba Kumang" buah karya anak daerah Kabupaten Kayong Utara.
Turut hadir, Raja Simpang Matan Ke-VIII, Wakil Bupati Kayong Utara, Kapolsek Simpang Hilir, Danramil Simpang Hilir Kodim 1203 Ketapang, Perwakilan dari Balai Pelestarian Kebudayaan, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kayong Utara, Camat Simpang Hilir, para kepala desa se Kecamatan Simpang Hilir, serta masyarakat sekitar yang ikut menyaksikan. (Santo)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini