KalbarOnline, Pontianak – Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kalimantan Barat (Kalbar) menggelar berbagai kegiatan sosial yang melibatkan para pemuda, dalam rangka peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) ke-95. Salah satunya adalah kegiatan bertajuk kado ceria untuk pejuang kanker dan penyandang thalasemia yang diadakan di RSUD dr. Soedarso, Rabu (18/10/2023).
Dalam kegiatan itu, Kepala Disporapar Provinsi Kalbar, Windy Prihastari menyambangi satu per satu pasien anak yang dirawat di RSUD Soedarso. Mulai dari ruang perawatan anak, sampai ruang khusus untuk anak-anak thalasemia yang sedang menjalani transfusi darah.
Selain memberikan kado berupa boneka dan mainan, Windy juga menghibur anak-anak tersebut. Ia turut berbincang dengan para orang tua mereka, serta memberikan motivasi dan semangat.
Pada kegiatan ini, Disporapar Provinsi Kalbar menggandeng sejumlah organisasi kepemudaan, seperti Gabungan Pemuda Purna Program di bawah binaan Disporapar Kalbar, anggota Purna Paskibra Kalbar dan organisasi lainnya, dengan harapan para pemuda ini bisa meng-influence pemuda lainnya.
Dengan suasana yang ceria dan penuh kekeluargaan tersebut, anak-anak yang dikunjungi tampak sangat senang, bahkan mereka tak segan ikut bernyanyi bersama.
“Ini adalah salah satu rangkaian dari memperingati HSP 2023, yang mana pada hari ini kami berkunjung ke RSUD dr Soedarso bersama direktur memberikan kado ceria untuk anak-anak pejuang kanker dan penyandang thalasemia, dan kami bersama perwakilan pemuda pemuda yang ada di Kalbar,” ungkap Windy.
Hal itu menurut Windy, sejalan dengan tema nasional HSP 2023, yakni “Bersama Majukan Indonesia”. Kemudian juga tema HSP tingkat Provinsi Kalbar, yaitu “Pemuda Kalbar Maju, Bersama untuk Indonesia”.
“Kegiatan ini (dilaksanakan) agar pemuda pemudi yang ada di Kalbar juga melek terhadap permasalahan dalam rangka membangun Kalbar,” katanya.
Karena ketika generasi muda ingin berkontribusi untuk daerah dan negara, lanjut dia, maka yang pertama harus tahu terlebih dahulu permasalahan yang ada di masyarakat. Sehingga kemudian bisa menentukan langkah-langkah atau strategi untuk berkontribusi dalam pembangunan.
“Ini momen yang kami ajak para pemuda untuk lebih peka terhadap lingkungan terhadap apa yang terjadi di masyarakat. Turun ke lapangan dan lebih banyak menemukan masalah sangat baik untuk memberikan solusi dan ikut bersama-sama membangun Kalbar,” paparnya.
Selain mengunjungi anak-anak para pejuang kanker, kata Windy, pihaknya juga mengajak para pemuda mengunjungi anak-anak penyandang thalasemia. Langkah tersebut sekaligus sebagai edukasi. Karena mungkin, belum banyak anak muda yang mengetahui apa itu thalasemia.
“Dengan dibawanya mereka bertemu anak-anak thalasemia, mereka nanti bisa menjadi duta, dan bisa menyampaikan kepada masyarakat akan pentingnya mencegah thalasemia,” harapnya.
Apalagi, Windy yang juga Ketua Perhimpunan Orang Tua Penyandang Thalasemia Indonesia (POPTI) Kalbar itu mengatakan, anak-anak penyandang thalasemia sangat tergantung dengan pendonor darah, agar bisa menjalani transfusi rutin.
Lewat momen HSP 2023 ini pula, ia ingin anak-anak muda ikut mengimbau dan mensosialisasikan ke masyarakat pentingnya menjadi pendonor darah. Bahkan menjadi pendonor darah tetap untuk thalasemia.
“Kami juga sudah ada persiapkan data base pendonor darah tetap untuk anak talasemia, satu anak mempunyai 20 orang pendonor darah tetap. Begitu juga untuk penyakit penyakit lain yang memang secara rutin memerlukan transfusi darah serta masyarakat yang membutuhkan,” pungkasnya.
Di tempat yang sama, Direktur RSUD Soedaro, Hary Agung Tjahyadi menyambut baik program Disporapar Kabar dalam mengisi momen HSP tahun ini. Itu karena, khusus untuk anak-anak pengidap thalasemia, sangat membutuhkan pendonor darah tetap. Ia berharap, melalui kegiatan ini, para pemuda Kalbar bisa memiliki tekad untuk bisa menjadi pendonor darah tetap, dan berkomitmen untuk mengorganisasikan pemuda lainnya di jalur yang sama.
“Karena pendonor tetap ini jumlahnya terbatas, sehingga jika kelompok pemuda ini punya kelompok pendonor, (mereka bisa) punya peran besar. Karena donor itu tidak memerlukan biaya, tetapi punya manfaat besar untuk nyawa orang lain,” ujarnya.
Hary lantas menyarankan, anak-anak muda di Kalbar membentuk kelompok atau organisasi pendonor yang bergerak di bidang sosial. Karena ia yakin, keberadaan kelompok tersebut bakal memiliki manfaat yang sangat besar.
“Ini (thalasemia) fenomena gunung es, yang nampak ini yang muncul saja, tetapi di bawahnya kita belum tahu, ini kita perlu peran semua pihak,” ujarnya.
“Bukan hanya orang kesehatan, bukan hanya POPTI, tetapi semua pihak, termasuk para pemuda pemudi perlu kepedulian dan bisa melakukan aktivitas yang arahnya membantu pelayanan, karena (pengidap thalasemia) perlu pendonor,” pungkas Hary. (Jau)
Comment