KalbarOnline, Pontianak – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soedarso bersama Arsada wilayah Kalbar menggelar Kalimantan Barat (Kalbar) Hospital Expo 2023 pada 14 – 16 November 2023 di Pontianak Convention Centre (PCC).
Pameran bidang kesehatan yang pertama kali diadakan itu dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59 dan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-47 RSUD Soedarso tahun 2023.
Kegiatan yang mengangkat tema “Perkembangan Teknologi Rumah Sakit di Era Digitalisasi” itu menampilkan sejumlah alat kesehatan (alkes) dengan teknologi termutakhir dari berbagai perusahaan alkes lokal maupun nasional.
Dengan total ada 38 stand pameran, pameran ini diikuti seluruh rumah sakit (RS) anggota Assosiasi Rumah Sakit Daerah (Arsada) wilayah Kalbar dan juga beberapa RS swasta, RD TNI Polri serta laboratorium yang ada di Kalimantan Barat.
Kalbar Hospital Expo 2023 tersebut dibuka oleh Penjabat (Pj) Gubernur Kalbar, Harisson, dengan dihadiri Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, Direktur RSUD Soedarso yang juga Ketua Arsada wilayah Kalbar, Hary Agung Tjahyadi, serta jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kalbar maupun Kota Pontianak.
“Jadi Hospital Expo ini memamerkan teknologi tertinggi dari alat-alat atau bahan kesehatan yang digunakan untuk pelayanan di rumah sakit, di klinik atau mungkin puskesmas,” kata Harisson.
Termasuk pula, kata dia, masyarakat umum bisa melihat langsung keunggulan-keunggulan dari pelayanan yang ada di masing-masing RS se-Kalbar yang mengikuti pameran.
“Hospital expo ini biasanya dilakukan di Pulau Jawa, ini kita lakukan di Pontianak, yang pertama kali, mudah-mudahan di tahun depan dan tahun-tahun berikutnya kita bisa menyelenggarakan secara nasional, jadi semua pameran rumah sakit (se-Indonesia) itu ada di Pontianak,” harapnya.
Sementara itu, Direktur RSUD Soedarso, Hary Agung Tjahyadi menambahkan, Hospital Expo 2023 diadakan sebagai upaya pihak RS untuk menyapa masyarakat. Kemudian juga bagaimana untuk meningkatkan mutu pelayanan RS secara internal. Karena RS menurutnya akan selalu dituntut menjadi lembaga pelayanan kesehatan yang good corporate dan good clinical.
“Jadi good corporate itu terkait tata kelola RS yang berkaitan dengan penguatan manajemen, untuk mengelola RS dengan baik. Lalu tata laksana klinik berkaitan dengan sarana prasarana SDM, dokter, dan peralatan pengembangan pelayanan unggulan, serta hal lainnya,” ungkapnya.
Maksud dari kegiatan tersebut lanjut dia, adalah agar semua pihak bersama-sama melakukan pengembangan ke arah yang lebih baik. Sehingga dalam hospital expo juga diadakan seminar, workshop dan kegiatan edukasi lainnya. Selain adanya pameran yang dapat menghubungkan antara perusahaan alkes, farmasi, bahan habis pakai, dan sebagainya, dengan pihak-pihak terkait yang membutuhkan. Mengingat sekarang ini perkembangan teknologi begitu cepat terjadi.
“Jadi RS-RS yang ada di Kalbar ini jangan tertinggal, harus mengikuti perkembangan teknologi. Di sini memang ada perusahaan lokal, tapi juga ada perusahaan nasional, jadi RS-RS bisa berkomunikasi untuk pengembangan RS masing-masing, sesuai dengan kemampuan SDM,sarana prasarana dan pembiayaannya,” terangnya.
Tak hanya itu, Hary juga menjelaskan, sesuai konsep RS menyapa masyarakat yang diusung, diharapkan masyarakat bisa mengetahui banyak hal dari hospital expo ini. Seperti dicontohkannya, di RSUD Soedarso yang saat ini telah memiliki beberapa pelayanan unggulan dengan peralatan serta teknologi terbaru.
“Agar masyarakat paham ternyata katerisasi jantung, pemasangan ring, lalu katerisasi aritmia jantung , bedah jantung terbuka atau operasi bypass sudah bisa dilakukan di RS Soedarso. Lalu yang kanker, kemoterapi nanti radioterapi sudah ada di Kalbar, ini harus disampaikan informasi seluas-luasnya ke masyarakat,” paparnya.
Sesuai dengan harapan gubernur, Hary mengatakan, RS yang ada di Kalbar ini harus bisa menjadi tuan rumah di wilayah masing-masing. Agar masyarakat bisa mengakses pelayanan RS dengan mudah, dan dapat terus mengurangi jumlah pasien rujukan ke luar provinsi.
“Jadi RSUD Soedarso sebagai (RS) rujukan utama, juga RS daerah di kabupaten/kota harus kuat. Karena kalau hanya satu saja, utama yang kuat, RS kabupaten/kota tidak kuat, malah rujukannya semua ke provinsi,” katanya.
“Jadi perlu penguatan di RS kabupaten kota secara merata, ini misi yang kami emban di Arsada,” pungkasnya. (Jau)
Comment