Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Rabu, 29 November 2023 |
KalbarOnline, Pontianak - Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat, Mohammad Bari, membuka Kongres Nasional Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia (HAPPI) IV, di Balai Petitih Kantor Gubernur Kalbar, Senin (27/11/2023).
Dalam kesempatan itu, Mohammad Bari menerangkan, bahwa Kalbar merupakan salah satu provinsi yang memiliki wilayah pesisir. Di mana 7 dari 14 kabupaten kota di Kalbar merupakan wilayah pesisir dengan ekosistem pesisir berupa mangrove, lamun dan terumbu karang.
"Kalimantan Barat sendiri memiliki 5 kawasan konservasi di laut, yang telah ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Provinsi Kalbar juga memiliki 187 desa pesisir," terang Bari.
Dirinya menambahkan, bahwa wilayah pesisir memiliki peran strategis dalam kehidupan, aktivitas yang ada di darat saling terhubung atau juga memerlukan akses dari wilayah pesisir.
"Pengelolaan wilayah pesisir dan sumber daya yang ada di wilayah Kalbar harus mengedepankan prinsip sustainability dan harus berbasis blue economy," ujarnya.
Ekonomi biru sendiri adalah konsep yang digariskan oleh Bank Dunia, yang menggabungkan pemanfaatan sumber daya laut dengan pendekatan berkelanjutan. Tujuannya adalah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, pelestarian ekosistem laut serta menciptakan lapangan kerja.
Oleh karenanya, Bari berharap HAPPI tetap konsisten dalam mengembangkan pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu, memperhatikan keberlanjutan sumber daya alam di wilayah pesisir dan kesehatan laut khususnya di Provinsi Kalbar.
"Kita ketahui, bahwa HAPPI merupakan suatu organisasi keilmuan dan profesi yang beranggotakan berbagai pemangku kepentingan wilayah pesisir se-Indonesia yang bertujuan memanfaatkan, mengembangkan ilmu dan teknologi di bidang pengelolaan wilayah dan sumber daya pesisir,” katanya.
“Jadi dengan dilaksanakannya Kongres Nasional ini semoga dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan negara tercinta ini," harapnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal HAPPI, Diectrich G Bengen mengatakan, bahwa Kalbar merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi sumber daya laut yang melimpah dan bisa menjadi dampak peningkatan dari pertumbuhan ekonomi.
"Ini harusnya bisa menjadi penggerak dari ekonomi kelautan yang sekarang ini kita harapkan menuju kepada ekonomi. Artinya kita optimalkan potensi sumber daya laut, dan jasa ini bukan hanya untuk sesaat, tapi secara berkelanjutan. Tentu saja ini sebagai negara kepulauan yang harus kita kuatkan adalah lautnya," ungkapnya.
Dirinya mengakui, bahwa Kalbar merupakan provinsi yang letaknya strategis dalam mengembalikan kejayaan kelautan di Indonesia.
"Karena kita tahu bahwa di Kalbar ini mempunyai luas mangrove yang cukup signifikan, terumbu karang yang juga sangat-sangat baik. Ini sebetulnya salah satu yang perlu kita tingkatkan untuk membangun bangsa kita melalui Provinsi Kalimantan Barat," tutupnya.
Agenda tersebut turut dihadiri Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kalbar, Frans Zeno, Ketua Panitia Kongres Nasional HAPPI, Muh Rasman Manafi dan peserta Kongres HAPPI. (Jau)
KalbarOnline, Pontianak - Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat, Mohammad Bari, membuka Kongres Nasional Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia (HAPPI) IV, di Balai Petitih Kantor Gubernur Kalbar, Senin (27/11/2023).
Dalam kesempatan itu, Mohammad Bari menerangkan, bahwa Kalbar merupakan salah satu provinsi yang memiliki wilayah pesisir. Di mana 7 dari 14 kabupaten kota di Kalbar merupakan wilayah pesisir dengan ekosistem pesisir berupa mangrove, lamun dan terumbu karang.
"Kalimantan Barat sendiri memiliki 5 kawasan konservasi di laut, yang telah ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Provinsi Kalbar juga memiliki 187 desa pesisir," terang Bari.
Dirinya menambahkan, bahwa wilayah pesisir memiliki peran strategis dalam kehidupan, aktivitas yang ada di darat saling terhubung atau juga memerlukan akses dari wilayah pesisir.
"Pengelolaan wilayah pesisir dan sumber daya yang ada di wilayah Kalbar harus mengedepankan prinsip sustainability dan harus berbasis blue economy," ujarnya.
Ekonomi biru sendiri adalah konsep yang digariskan oleh Bank Dunia, yang menggabungkan pemanfaatan sumber daya laut dengan pendekatan berkelanjutan. Tujuannya adalah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, pelestarian ekosistem laut serta menciptakan lapangan kerja.
Oleh karenanya, Bari berharap HAPPI tetap konsisten dalam mengembangkan pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu, memperhatikan keberlanjutan sumber daya alam di wilayah pesisir dan kesehatan laut khususnya di Provinsi Kalbar.
"Kita ketahui, bahwa HAPPI merupakan suatu organisasi keilmuan dan profesi yang beranggotakan berbagai pemangku kepentingan wilayah pesisir se-Indonesia yang bertujuan memanfaatkan, mengembangkan ilmu dan teknologi di bidang pengelolaan wilayah dan sumber daya pesisir,” katanya.
“Jadi dengan dilaksanakannya Kongres Nasional ini semoga dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan negara tercinta ini," harapnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal HAPPI, Diectrich G Bengen mengatakan, bahwa Kalbar merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi sumber daya laut yang melimpah dan bisa menjadi dampak peningkatan dari pertumbuhan ekonomi.
"Ini harusnya bisa menjadi penggerak dari ekonomi kelautan yang sekarang ini kita harapkan menuju kepada ekonomi. Artinya kita optimalkan potensi sumber daya laut, dan jasa ini bukan hanya untuk sesaat, tapi secara berkelanjutan. Tentu saja ini sebagai negara kepulauan yang harus kita kuatkan adalah lautnya," ungkapnya.
Dirinya mengakui, bahwa Kalbar merupakan provinsi yang letaknya strategis dalam mengembalikan kejayaan kelautan di Indonesia.
"Karena kita tahu bahwa di Kalbar ini mempunyai luas mangrove yang cukup signifikan, terumbu karang yang juga sangat-sangat baik. Ini sebetulnya salah satu yang perlu kita tingkatkan untuk membangun bangsa kita melalui Provinsi Kalimantan Barat," tutupnya.
Agenda tersebut turut dihadiri Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kalbar, Frans Zeno, Ketua Panitia Kongres Nasional HAPPI, Muh Rasman Manafi dan peserta Kongres HAPPI. (Jau)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini