Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Jumat, 15 Desember 2023 |
KalbarOnline, Pontianak - Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Harisson meradang ketika mengetahui Pemerintah Kabupaten Sanggau dan Landak tak serius menangani penularan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di daerahnya masing-masing.
Hal tersebut diketahui dari hasil inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan oleh tim dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalbar kemarin.
Bahkan yang lebih mengejutkan lagi, tim tersebut menemukan jentik-jentik nyamuk aedes aegypti bersarang di toilet Kantor Dinkes Kabupaten Sanggau.
[caption id="attachment_150199" align="alignnone" width="960"]
Sampel jentik nyamuk yang didapat di toilet Dinkes Sanggau kemudian dibawa tim Kementerian Kesehatan ke Jakarta. (Foto: Istimewa)[/caption]
"Jadi semalam (Kamis) itu turun tim dari Kemenkes langsung ke Landak dan Sanggau. Jadi mereka (tim) ini justru menemukan bak air di Dinas Kesehatan Sanggau berisi jentik-jentik nyamuk dan ini menurut Kemenkes adalah calon dari nyamuk aedes aegypti, ini menurut saya benar-benar tidak bisa diampuni," tegas Harisson kepada awak media, Jumat (15/12/2023).
Mantan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar itu tak habis pikir, mengapa di kantor dinkes sendiri, yang notabene sebagai salah satu ujung tombak dari penyelesaian kasus DBD, ternyata justru tidak diperhatikan sama sekali oleh pihak terkait.
Menurut Harisson, ketika di lingkungan terdekat saja sudah tidak diperhatikan, bagaimana dengan tempat-tempat lain yang besar kemungkinannya juga tidak akan diperhatikan oleh dinkes setempat.
“Tempat-tempat nyamuk DBD ini dibuktikan justru di kamar mandi dinkes, ada tempat-tempat dibiarkan nyamuk bersarang dan berkembang biak. Jadi bagaimana mereka memperhatikan tempat-tempat sarang nyamuk di luar dinkes? Misalnya sekolah, (lingkungan) masyarakat, ini sama sekali tidak ada kepedulian dari Dinkes (Sanggau)," sesal Harisson.
[caption id="attachment_150186" align="aligncenter" width="960"]
Temuan wadah yang menjadi sarang nyamuk aedes aegypti di Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Kabupaten Landak. (Foto: Istimewa)[/caption]
Begitu pula di Kabupaten Landak, Harisson mengungkapkan, kalau di sana terdapat satu sekolah yang melaporkan satu kasus meninggal dunia akibat DBD. Akan tetapi pada saat tim datang ke sekolah tersebut, justru masih ditemukan satu bekas ember yang penuh dengan jentik nyamuk yang merupakan calon dari nyamuk aedes aegypti.
"Dan (bukti) nyamuk ini akan dibawa ke Jakarta (untuk diteliti). Saya melihat adanya ketidakseriusan baik dari kepala daerah, bupati, wali kota, juga dinkesnya terhadap berkembangbiaknya nyamuk aedes aegypti yang akan menyebarkan DBD, dan justru membuat anak-anak kita sakit, dan bahkan mungkin akan meninggal dunia," pungkasnya.
[caption id="attachment_150189" align="alignnone" width="733"]
Temuan wadah yang menjadi sarang nyamuk aedes aegypti di Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Kabupaten Landak. (Foto: Istimewa)[/caption]
Seperti diketahui sebelumnya, bahwa Pemerintah Provinsi Kalbar terus menggencarkan program hidup sehat dan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) kepada seluruh kabupaten kota di Kalbar. Bahkan Harisson bersama Pj Ketua TP PKK Kalbar, Windy Prihastari sendiri sudah berulang kali mendatangi kabupaten kota untuk secara khusus mengkampanyekan hal itu.
Di hadapan Harisson dan Windy, kala kunjungan, semua kabupaten dan kota itu mengaku berkomitmen, paham, patuh, siap kerja, optimis dan lainnya, untuk memberantas kasus DBD di wilayah mereka. Namun dengan adanya temuan memalukan ini, sontak saja mengecewakan banyak pihak, termasuk masyarakat yang sejatinya mendambakan solusi konkret dari pemerintah di daerahnya terkait penyelesaian penyakit yang mematikan tersebut. (Jau)
KalbarOnline, Pontianak - Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Harisson meradang ketika mengetahui Pemerintah Kabupaten Sanggau dan Landak tak serius menangani penularan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di daerahnya masing-masing.
Hal tersebut diketahui dari hasil inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan oleh tim dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalbar kemarin.
Bahkan yang lebih mengejutkan lagi, tim tersebut menemukan jentik-jentik nyamuk aedes aegypti bersarang di toilet Kantor Dinkes Kabupaten Sanggau.
[caption id="attachment_150199" align="alignnone" width="960"]
Sampel jentik nyamuk yang didapat di toilet Dinkes Sanggau kemudian dibawa tim Kementerian Kesehatan ke Jakarta. (Foto: Istimewa)[/caption]
"Jadi semalam (Kamis) itu turun tim dari Kemenkes langsung ke Landak dan Sanggau. Jadi mereka (tim) ini justru menemukan bak air di Dinas Kesehatan Sanggau berisi jentik-jentik nyamuk dan ini menurut Kemenkes adalah calon dari nyamuk aedes aegypti, ini menurut saya benar-benar tidak bisa diampuni," tegas Harisson kepada awak media, Jumat (15/12/2023).
Mantan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar itu tak habis pikir, mengapa di kantor dinkes sendiri, yang notabene sebagai salah satu ujung tombak dari penyelesaian kasus DBD, ternyata justru tidak diperhatikan sama sekali oleh pihak terkait.
Menurut Harisson, ketika di lingkungan terdekat saja sudah tidak diperhatikan, bagaimana dengan tempat-tempat lain yang besar kemungkinannya juga tidak akan diperhatikan oleh dinkes setempat.
“Tempat-tempat nyamuk DBD ini dibuktikan justru di kamar mandi dinkes, ada tempat-tempat dibiarkan nyamuk bersarang dan berkembang biak. Jadi bagaimana mereka memperhatikan tempat-tempat sarang nyamuk di luar dinkes? Misalnya sekolah, (lingkungan) masyarakat, ini sama sekali tidak ada kepedulian dari Dinkes (Sanggau)," sesal Harisson.
[caption id="attachment_150186" align="aligncenter" width="960"]
Temuan wadah yang menjadi sarang nyamuk aedes aegypti di Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Kabupaten Landak. (Foto: Istimewa)[/caption]
Begitu pula di Kabupaten Landak, Harisson mengungkapkan, kalau di sana terdapat satu sekolah yang melaporkan satu kasus meninggal dunia akibat DBD. Akan tetapi pada saat tim datang ke sekolah tersebut, justru masih ditemukan satu bekas ember yang penuh dengan jentik nyamuk yang merupakan calon dari nyamuk aedes aegypti.
"Dan (bukti) nyamuk ini akan dibawa ke Jakarta (untuk diteliti). Saya melihat adanya ketidakseriusan baik dari kepala daerah, bupati, wali kota, juga dinkesnya terhadap berkembangbiaknya nyamuk aedes aegypti yang akan menyebarkan DBD, dan justru membuat anak-anak kita sakit, dan bahkan mungkin akan meninggal dunia," pungkasnya.
[caption id="attachment_150189" align="alignnone" width="733"]
Temuan wadah yang menjadi sarang nyamuk aedes aegypti di Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Kabupaten Landak. (Foto: Istimewa)[/caption]
Seperti diketahui sebelumnya, bahwa Pemerintah Provinsi Kalbar terus menggencarkan program hidup sehat dan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) kepada seluruh kabupaten kota di Kalbar. Bahkan Harisson bersama Pj Ketua TP PKK Kalbar, Windy Prihastari sendiri sudah berulang kali mendatangi kabupaten kota untuk secara khusus mengkampanyekan hal itu.
Di hadapan Harisson dan Windy, kala kunjungan, semua kabupaten dan kota itu mengaku berkomitmen, paham, patuh, siap kerja, optimis dan lainnya, untuk memberantas kasus DBD di wilayah mereka. Namun dengan adanya temuan memalukan ini, sontak saja mengecewakan banyak pihak, termasuk masyarakat yang sejatinya mendambakan solusi konkret dari pemerintah di daerahnya terkait penyelesaian penyakit yang mematikan tersebut. (Jau)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini