KalbarOnline, Bengkayang – Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Harisson bersama Pj Ketua TP PKK Kalbar, Windy Prihastari menghadiri panen raya padi bersama Kelompok Tani (Poktan) Balo Banuan di Desa Setia Jaya, Kecamatan Teriak, Kabupaten Bengkayang, Kamis (07/03/2024) pagi.
Adapun luasan sawah Poktan Balo Banuan yang melaksanakan panen raya tersebut yakni 22,5 hektare. Dengan rata-rata per hektarenya mampu menghasilkan sekitar 4 ton Gabah Kering Giling (GKG) atau sekitar 90 ton GKG. Panen raya oleh Poktan Balo Banuan ini dilaksanakan sebanyak dua kali dalam setahun.
Sementara untuk total luas lahan sawah di Desa Setia Jaya yang saat ini juga sedang memasuki masa panen, yakni 136 hektare. Sehingga produksi GKG di desa tersebut dalam panen raya kali ini mencapai sekitar 544 ton.
Hasil panen ini secara umum disimpan oleh masing-masing rumah tangga petani dalam bentuk GKG, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga mereka selama satu tahun ke depan.
Kegiatan panen raya bersama Poktan Balo Banuan di Desa Setia Jaya tersebut turut dihadiri oleh Bupati Bengkayang, Sebastianus Darwis dan Ketua TP PKK Bengkayang, Anita Darwis.
Pj Gubernur Kalbar, Harisson dalam kesempatan itu mengungkapkan, jika melihat produksi padi dari masing-masing daerah se-Kalbar, daerah paling tinggi adalah Kabupaten Sambas, Landak dan Ketapang. Namun khusus untuk panen raya kali ini dirinya sengaja memilih Kabupaten Bengkayang, dengan tujuan untuk memberikan motivasi kepada bupati, pemerintah daerah, maupun para petani di Kabupaten Bengkayang.
“Jadi saya memilih Kabupaten Bengkayang ini untuk menyemangati Pak Bupati dan para petani di sini,” ungkapnya.
Karena memang lanjut dia, di tengah menurunnya produksi padi di Kalbar pada periode tahun 2022 ke 2023, justru di Kabupaten Bengkayang, produksi padi mengalami kenaikan.
“Jadi meski (di Kalbar) secara umum turun, tapi produksi padi meningkat di Bengkayang, Kapuas Hulu dan Landak. Untuk itu saya memberikan apresiasi kepada Pak Bupati dan petani, yang terus meningkatkan produksi. Terbukti Bengkayang berhasil meningkat,” puji Harisson.
Selanjutnya, menurut laporan dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalbar, untuk bulan Februari 2024, dari 2.617 hektare luas panen di Kabupaten Bengkayang, berhasil memproduksi padi sebanyak 7.855 ton GKG, atau setara dengan 5.159 ton beras. Sementara kebutuhan 291.752 penduduk Kabupaten Bengkayang bulan Februari 2024, hanya memerlukan 2.042 ton beras.
Sementara melihat data yang sama di tahun 2023, panen padi sawah Kabupaten Bengkayang mencapai 13.789 hektare. Dengan luasan tersebut berhasil memproduksi GKG sebanyak 44.347 ton, atau setara dengan 29.127 ton beras. Lalu kebutuhan untuk 290.464 penduduk Kabupaten Bengkayang setahun pada 2023 sebanyak 28.352 ton.
Kemudian jika melihat data se-Kalbar, produksi padi kering giling di provinsi ini pada Februari 2024 mencapai 149.053 ton GKG. Jumlah tersebut setara dengan 97.898 ton beras. Sementara kebutuhan 5.525.789 penduduk Kalbar pada Februari 2024 sebanyak 38.681 ton.
Sedangkan jika melihat data produksi padi kering giling di Kalbar sepanjang 2023 mencapai 872.612 ton, atau setara dengan 573.132 ton beras. Sementara kebutuhan 5.482.046 penduduk Kalbar pada 2023 mencapai 535.103 ton beras.
Sementara jika merujuk data dari BPS Kalbar, produksi padi (GKG) di Kalbar sepanjang 2023 mencapai 688.413 ton. Jumlah tersebut turun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 731.225 ton. Lalu berdasarkan data BPS juga pada 2023 produksi beras di Kalbar mencapai 407.259 ton. Jumlah tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan pada tahun sebelumnya yakni 432.587 ton.
BPS Kalbar pun mencatat, pada 2023 hanya 22 persen lahan sawah di Kalbar yang mendapatkan irigasi. Dari total 425.225 hektare total lahan sawah di seluruh kabupaten/kota se-Kalbar, hanya 94.517 hektare yang mendapatkan irigasi.
Dengan kondisi tersebut, pada Februari 2024, Nilai Tukar Petani (NTP) Kalbar meningkat 1,32 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Pendorong utama adalah peningkatan indeks yang diterima petani pada subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat. Diantaranya dari komoditas kelapa sawit dan karet. Karena itu, perlu perhatian lebih untuk subsektor selain perkebunan, seperti salah satunya pertanian padi.
Lalu jika melihat, inflasi Kalbar bulan Februari month-to-month (m-to-m) angkanya sebesar 0,08 persen. Di mana pendorong utama inflasi m-to-m adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau. Terutama pada komoditas cabai rawit, beras, telur ayam ras, udang basah dan ikan tongkol.
Selain makanan, komoditas angkutan udara juga termasuk dalam sepuluh besar pendorong utama inflasi bulan Februari 2024. Beberapa komoditas pangan strategis masih berpotensi mengalami kenaikan di masa datang, mengingat adanya bulan ramadhan, dan hari raya Idul Fitri.
Terus Perluas Lahan Padi Kalbar
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Florentinus Anum mengatakan, bahwa pada 2024 pihaknya menargetkan luas tanam padi mencapai 380 ribu hektare. Jumlah tersebut meningkat jika dibandingkan pada 2023 lalu dengan target luas tanam padi di Kalbar hanya 340 ribu hektare.
“Jika luas tanam pada 2023 sebanyak 340 ribu hektare, maka luas panen bisa mencapai 320 ribu hektare, hal itu dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti dimakan tikus,” katanya.
Dirinya menambahkan, dari jumlah luas tanam 380 ribu hektare dikalikan dengan hasil tiga ton per hektare, maka secara total hasilnya bisa mencapai minimal 900 ribu ton gabah kering giling. Hal tersebut sejalan dengan data produksi padi kering giling di Kalbar sepanjang 2023 mencapai 872.612 ton.
“Padi petani setelah dipanen itu tidak dijual (semua), (atau) dilepas semua (ke pasar, red), penduduk yang bertani itu menyimpan padi untuk cadang makan mereka selama setahun,” katanya.
Sebelumnya, pada momen panen raya bersama Poktan Balo Banuan di Desa Setia Jaya itu, Pj Gubernur Kalbar turut menyerahkan bantuan dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar berupa benih label ungu sebanyak 500 kilogram kepada dua kelompok tani padi produksi benih di Kecamatan Teriak.
Dalam kesempatan itu, Harisson turut berpesan agar Pemerintah Kabupaten Bengkayang melalui perangkat daerah terkait terus meningkatkan produksi dengan memanfaatkan lahan yang tersedia. Kemudian meningkatkan luas panen dengan meningkatkan indeks pertanaman.
“Lalu meningkatkan produktivitas tanaman melalui penerapan Intensifikasi pada setiap tahapan proses produksi hulu sampai hilir,” kata Harisson. (Jau)
Comment