Menteri Perhubungan Sarawak Minta Status Bandara Supadio Kembali Jadi Internasional

KalbarOnline, Pontianak – Menteri Perhubungan Sarawak, Malaysia, Dato Sri Lee Kim Shin mendorong pemerintah Indonesia untuk dapat mengembalikan status bandara Supadio yang kini berstatus domestik menjadi bandara internasional.

Permintaan itu disampaikannya Menteri Sri saat melakukan kunjungan keakraban ke Kantor Wali Kota Pontianak, Senin (02/09/2024).

IKLAN17AGUSTUSCMIDANBGA

Dirinya mengungkapkan, dengan kembalinya status tersebut akan memudahkan pelancong asal Malaysia untuk mendatangkan devisa bagi Kota Pontianak. Ia mengakui, tidak sedikit warga Sarawak yang ingin berkunjung ke Pontianak melalui jalur udara.

“Kita ingin meningkatkan konektivitas kedua wilayah, mengingat kita masih satu rumpun, di mana masih banyak hubungan keluarga yang terpisah daerah dan banyak pula aspirasi rakyat Sarawak untuk bisa berkunjung ke Pontianak,” ungkapnya.

Selain jalur udara, Dato Sri Lee Kim Shin juga mendorong kerja sama transportasi untuk jalur darat. Seperti diketahui, durasi perjalanan darat dari Kuching ke Pontianak menempuh sekitar 5 sampai 7 jam.

“Nanti juga ibu kota Indonesia akan pindah ke Kalimantan Timur, akan lebih dekat dengan Sarawak, kami ingin berkunjung dan menantinya,” sebutnya.

Di tempat yang sama, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching, Raden Sigit Witjaksono menambahkan, bahwa konektivitas antara Sarawak dengan Kalbar sangat penting. Dalam artian tidak hanya untuk lalu lintas orang, tetapi juga barang dan juga kendaraan.

Baca Juga :  Polisi Amankan 6 Porter Bandara Supadio Pontianak Karena Bobol Koper dan Curi Barang Berharga Penumpang

“Lebih dari 2 tahun sudah kita upaya ada peningkatan melalui lintasan border. Potensi untuk laluan melalui border ini masih sangat terbatas untuk barang, yang sudah berjalan sekarang hanya orang dan kendaraan,” ungkapnya.

Soal penerbangan langsung dari Kuching, Sarawak ke Pontianak dan begitu juga sebaliknya, jika dibuka kembali, maka akan meningkatkan lagi warga Malaysia untuk berbondong-bondong ke Kalbar, yang pada gilirannya akan mendatangkan devisa bagi Kota Pontianak.

“Kita harapkan Bandara Supadio di Pontianak diaktifkan kembali, sehingga membantu orang tidak hanya warga masyarakat ke Kuching, begitu juga sebaliknya, memudahkan warga Sarawak berkunjung ke sini (Pontianak). Kalau tahun lalu Kalbar menuju Sarawak (wisatawan) 500 ribu, sebaliknya Sarawak ke Kalbar bisa kita naikan. Kita dorong lagi tingkatkan lagi dengan konektivitas udara,” paparnya.

Sementara itu, Pj Wali Kota Pontianak Ani Sofian menyambut baik keinginan tersebut. Menurutnya, sebagai ibu kota provinsi yang berbatasan langsung dengan Serawak, Malaysia, Kota Pontianak senantiasa menjaga hubungan baik antar kedua negara. Hal ini tentu saja menjadi nilai positif bagi Kota Pontianak.

Baca Juga :  Harisson dan Windy Kick Off Gota Stunting PUPR Kalbar dan Bank Indonesia

“Sebagai kota perdagangan dan jasa, perekonomian kita bergantung dari sektor pajak dan retribusi daerah, sehingga perlu mendatangkan lebih banyak pengunjung baik dari dalam negeri maupun luar negeri,” ungkapnya.

Ani Sofian menyampaikan, hubungan antara Indonesia dan Malaysia ini tidak sekadar hubungan diplomatik, tetapi juga kental dengan kekeluargaan. Ia menggambarkan, tidak sedikit lahir Warga Negara Indonesia (WNI) hasil dari pernikahan orang Indonesia dan Malaysia.

“Secara budaya dan adat istiadat sebenarnya kita sama, artinya yang membedakan adalah batas wilayah dan pemerintahan. Oleh sebab itu jangan ada sekat psikologis,” ujarnya.

Menyambut era kolaborasi, lanjut dia, bukan lagi zamannya untuk bersaing. Melainkan dengan berjalan beriringan melewati tantangan. Ia mengapresiasi Kementerian Perhubungan Sarawak yang terus menginisiasi membuat program bersama guna memajukan kedua daerah.

“Mari kita menjaga kerjasama antar kedua negara dan memaksimalkan potensi,” tutupnya. (Lid)

Comment