KalbarOnline, Pontianak – Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak, Ani Sofian menyerahkan penghargaan secara simbolis kepada Muhammad Hanif, pelajar SMP Yakhalusti Pontianak yang menjadi juara pertama pada lomba Gerakan Menabung Satu Rekening Satu Pelajar (Kejar) tingkat SMP se-Kota Pontianak tahun 2024, pada Puncak Hari Inklusi Keuangan Daerah, di Gedung Pontianak Convention Center, Jumat (01/11/2024).
Ani Sofian menerangkan, bahwa lomba menabung ini merupakan langkah edukasi sejak dini bagi generasi penerus, guna menuju inklusi keuangan Kota Pontianak. Ia mengatakan, para pelajar selalu antusias untuk menabung.
“Inklusi keuangan merupakan akses terhadap produk dan layanan jasa keuangan yang bermanfaat dan terjangkau dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain inklusi keuangan, kita juga ingin meningkatkan aspek literasi keuangan sejak dini,” katanya usai menyerahkan penghargaan.
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2024, indeks literasi keuangan penduduk Indonesia sebesar 65,43 persen lebih rendah dibanding indeks keuangan sebesar 75,02 persen. Ani Sofian menilai, literasi keuangan harus dibangun bersama, sehingga masyarakat bisa lebih memahami pengelolaan keuangan.
“Untuk itu diperlukan kolaborasi dan sinergi meningkatkan literasi dan inklusi keuangan daerah. Saya mengimbau pelaku usaha jasa keuangan di Kota Pontianak dalam menjalankan bisnisnya untuk tidak hanya mengedepankan sisi bisnisnya, tetapi juga faktor edukasi,” ucap Pj Wali Kota.
Ani Sofian meminta kepala sekolah di SMP se-Kota Pontianak untuk turut berperan aktif dalam mendorong edukasi manfaat menabung kepada pelajar. Ke depan, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak lewat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Pontianak akan menyusun integrasi literasi finansial dalam semua mata pelajaran mulai dari tingkat SD sampai SMP.
“Era digital saat ini diwarnai dengan munculnya perusahaan baru dengan memanfaatkan perkembangan teknologi,” imbuhnya.
Perkembangan teknologi menciptakan perubahan signifikan dalam dunia keuangan. Mulai dari munculnya e-commerce dan financial technology (fintech). Keduanya saling bersinergi satu sama lain.
“Salah satu yang paling signifikan terkena dampak perubahan adalah gaya hidup, yaitu pinjaman atau kredit. Kemudahan ini diikuti berbagai tantangan, yakni meningkatnya kejahatan di sektor jasa keuangan yang bisa merugikan masyarakat,” sebut Ani Sofian.
Dia berharap, melalui momentum inklusi daerah ini, edukasi sosialisasi pencegahan fintech ilegal terus digencarkan, dimulai dari hari ini.
“Saya harap kepala sekolah dan guru lebih memahami terlebih dahulu manfaat yang ditawarkan, sehingga memastikan fintech telah terdaftar dan memenuhi prosedur dari OJK dan mencegah fintech ilegal,” tutupnya. (Jau)
Comment