Dijanjikan Bekerja di Malaysia, Polres Kubu Raya Gagalkan Penyelundupan 8 Pekerja Migran Ilegal Asal Lombok

KalbarOnline, Kubu Raya – Polres Kubu Raya berhasil menggagalkan penyelundupan 8 calon pekerja migran ilegal asal Kabupaten Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat ke Malaysia. Dalam kasus TPPO ini, polisi mengamankan seorang pelaku berinisial JI alias Bejo (39 tahun) yang mengaku bekerja sebagai mandor di sebuah perkebunan sawit di Malaysia.

Pengungkapan kasus itu dipaparkan dalam konferensi pers yang digelar di Aula Mapolres Kubu Raya pada Selasa (26/11/2024).

IKLANSUMPAHPEMUDA

Reskrim Polres Kubu Raya, IPTU Hafiz Febrandani mengatakan, kasus ini terungkap setelah Tim Jatanras Polres Kubu Raya menerima informasi dari masyarakat. Berdasarkan informasi tersebut, tim langsung melakukan penyelidikan mendalam dan berhasil mengamankan dua mobil yang membawa sembilan calon pekerja migran di jalan keluar Bandara Supadio Pontianak, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, sekitar pukul 17.30 WIB.

“Delapan calon pekerja migran ilegal tersebut rencananya akan diberangkatkan ke Malaysia secara non prosedural. Para korban berangkat dari Bandara Praya Lombok menuju Bandara Supadio Pontianak, lalu melanjutkan perjalanan darat ke Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang,” katanya.

Dari hasil pemeriksaan delapan CPMI ilegal ini, bahwa mereka direkrut oleh JI alias Bejo yang mengaku akan dipekerjakan sebagai mandor di sebuah perkebunan sawit di Malaysia. JI alias Bejo pun menjanjikan pekerjaan kepada para korban dengan meminta biaya sebesar Rp 3,5 juta per orang.

Baca Juga :  Empat Perwira Polres Kubu Raya Dirotasi

“Biaya tersebut mencakup tiket pesawat, penginapan, transportasi darat dari Pontianak ke perbatasan, serta makanan selama perjalanan. Namun, rencana mereka menggunakan jalur tikus di Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang, karena para korban tidak memiliki paspor atau dokumen resmi lainnya dan kami masih melakukan penyelidikan mendalam,” jelas Hafiz.

Hafiz menambahkan, bahwa modus seperti ini sangat berbahaya karena menempatkan para korban dalam risiko besar, termasuk eksploitasi dan perdagangan manusia.

“Para korban hanya bermodalkan KTP. Mereka sangat rentan terhadap berbagai bentuk pelanggaran hak asasi manusia di negara tujuan,” ujarnya.

Sementara itu, kedelapan calon pekerja migran tersebut saat ini telah mendapat pendampingan dari Polres Kubu Raya dan instansi terkait. Mereka juga akan dipulangkan ke daerah asalnya di Nusa Tenggara Barat setelah proses penyelidikan selesai.

Baca Juga :  Maria Lestari Imbau Riders Patuhi Standar Keselamatan Berkendara

“Kami memastikan para korban mendapat perlindungan yang layak. Koordinasi dengan dinas tenaga kerja dan instansi lainnya sedang kami lakukan untuk membantu mereka kembali ke rumah dengan aman,” tuturnya.

“Terhadap JI alias Bejo ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dengan ancaman hukuman paling paling lama 15 tahun,” tegas Hafiz

Terpisah, Kasubsi Penmas Polres Kubu Raya, AIPTU Ade turut mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap tawaran kerja ke luar negeri yang tidak melalui jalur resmi. Ia meminta masyarakat untuk selalu memeriksa keabsahan dokumen dan proses perekrutan supaya tidak terjebak dalam praktik perdagangan manusia.

“Kami mengimbau masyarakat untuk segera melapor ke pihak berwenang jika mengetahui aktivitas mencurigakan terkait pengiriman pekerja migran ilegal. Partisipasi masyarakat sangat penting untuk menghentikan praktik perdagangan orang seperti ini,” ujar Ade. (Lid)

Comment