Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Kamis, 09 Oktober 2025 |
KALBARONLINE.com – Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan, secara resmi membuka Pentas Seni Budaya Dayak (PSBD) XI Tahun 2025 yang digelar di Balai Sungai Kedang, Kabupaten Ketapang, Selasa (7/10/2025) malam.
Kegiatan dua tahunan ini menjadi ruang penting untuk melestarikan nilai-nilai budaya Dayak, sekaligus memperkuat jati diri bangsa di tengah derasnya arus globalisasi.
Dalam sambutannya, Krisantus mengaku bangga dengan semangat pelestarian budaya yang tetap hidup di masyarakat Ketapang. Ia menilai, geliat kebudayaan di daerah ini bukan hanya mencerminkan eksistensi satu etnis, tapi juga harmoni antar-suku yang menjadi ciri khas Kalbar.
“Saya senang bahwa di Ketapang ini masih hidup, masih berkembang, dan masih dilestarikan adat, budaya, serta tradisi. Bukan hanya budaya Dayak, tetapi juga suku-suku bangsa lain yang merupakan kekayaan budaya bangsa kita,” ujar Krisantus.
Wagub Kalbar juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Ketapang, khususnya Bupati Ketapang, atas komitmen tinggi terhadap pelestarian adat dan tradisi lokal.
“Pak Bupati Ketapang ini di setiap kesempatan tidak pernah melupakan adat dan budaya. Beliau termasuk kepala daerah yang paling konsisten dan sering mengundang saya ke Ketapang. Kalau waktunya memungkinkan, saya pasti datang,” ucapnya disambut tepuk tangan meriah dari para tamu undangan.
Krisantus menilai, Ketapang memiliki kekhasan tersendiri karena tak hanya menggelar Pekan Gawai Dayak sebagai bentuk ungkapan syukur, tapi juga menghadirkan Pentas Seni Budaya Dayak dan Festival Budaya sebagai bentuk nyata pelestarian tradisi.
“Pentas Seni Budaya Dayak ini bentuk aplikatif pelestarian budaya. Bukan hanya gawai untuk bersyukur, tetapi juga ajang menampilkan seni, tradisi, dan kreativitas sebagai bukti bahwa budaya Dayak terus hidup dan berkembang,” jelasnya.
Ia menegaskan, budaya adalah fondasi dan kekuatan utama bangsa. Karena itu, di tengah pesatnya kemajuan teknologi, masyarakat justru perlu memanfaatkannya untuk memperluas promosi budaya ke tingkat nasional maupun internasional.
“Budaya adalah kekuatan yang harus kita lestarikan. Di era globalisasi dan kemajuan teknologi yang sangat pesat ini, justru teknologi harus kita manfaatkan untuk mempromosikan budaya Dayak agar dikenal lebih luas,” tegas Krisantus.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat berharap, semangat pelestarian budaya yang ditunjukkan oleh Kabupaten Ketapang melalui PSBD XI ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain di Kalbar untuk terus menjaga warisan budaya lokalnya.
Turut hadir dalam pembukaan PSBD XI antara lain Raja Hulu Aik ke-51 Petrus Singa Bansa, Anggota DPR RI Dapil Kalbar Dr. (HC) Cornelis, M.H., Wakil Bupati Sanggau, Ketua DPRD Ketapang Achmad Sholeh, Forkopimda Ketapang, Ketua DAD Provinsi Kalbar, Ketua DAD Kabupaten Ketapang, serta perwakilan berbagai paguyuban dan organisasi masyarakat di Ketapang. (Adi LC)
KALBARONLINE.com – Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan, secara resmi membuka Pentas Seni Budaya Dayak (PSBD) XI Tahun 2025 yang digelar di Balai Sungai Kedang, Kabupaten Ketapang, Selasa (7/10/2025) malam.
Kegiatan dua tahunan ini menjadi ruang penting untuk melestarikan nilai-nilai budaya Dayak, sekaligus memperkuat jati diri bangsa di tengah derasnya arus globalisasi.
Dalam sambutannya, Krisantus mengaku bangga dengan semangat pelestarian budaya yang tetap hidup di masyarakat Ketapang. Ia menilai, geliat kebudayaan di daerah ini bukan hanya mencerminkan eksistensi satu etnis, tapi juga harmoni antar-suku yang menjadi ciri khas Kalbar.
“Saya senang bahwa di Ketapang ini masih hidup, masih berkembang, dan masih dilestarikan adat, budaya, serta tradisi. Bukan hanya budaya Dayak, tetapi juga suku-suku bangsa lain yang merupakan kekayaan budaya bangsa kita,” ujar Krisantus.
Wagub Kalbar juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Ketapang, khususnya Bupati Ketapang, atas komitmen tinggi terhadap pelestarian adat dan tradisi lokal.
“Pak Bupati Ketapang ini di setiap kesempatan tidak pernah melupakan adat dan budaya. Beliau termasuk kepala daerah yang paling konsisten dan sering mengundang saya ke Ketapang. Kalau waktunya memungkinkan, saya pasti datang,” ucapnya disambut tepuk tangan meriah dari para tamu undangan.
Krisantus menilai, Ketapang memiliki kekhasan tersendiri karena tak hanya menggelar Pekan Gawai Dayak sebagai bentuk ungkapan syukur, tapi juga menghadirkan Pentas Seni Budaya Dayak dan Festival Budaya sebagai bentuk nyata pelestarian tradisi.
“Pentas Seni Budaya Dayak ini bentuk aplikatif pelestarian budaya. Bukan hanya gawai untuk bersyukur, tetapi juga ajang menampilkan seni, tradisi, dan kreativitas sebagai bukti bahwa budaya Dayak terus hidup dan berkembang,” jelasnya.
Ia menegaskan, budaya adalah fondasi dan kekuatan utama bangsa. Karena itu, di tengah pesatnya kemajuan teknologi, masyarakat justru perlu memanfaatkannya untuk memperluas promosi budaya ke tingkat nasional maupun internasional.
“Budaya adalah kekuatan yang harus kita lestarikan. Di era globalisasi dan kemajuan teknologi yang sangat pesat ini, justru teknologi harus kita manfaatkan untuk mempromosikan budaya Dayak agar dikenal lebih luas,” tegas Krisantus.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat berharap, semangat pelestarian budaya yang ditunjukkan oleh Kabupaten Ketapang melalui PSBD XI ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain di Kalbar untuk terus menjaga warisan budaya lokalnya.
Turut hadir dalam pembukaan PSBD XI antara lain Raja Hulu Aik ke-51 Petrus Singa Bansa, Anggota DPR RI Dapil Kalbar Dr. (HC) Cornelis, M.H., Wakil Bupati Sanggau, Ketua DPRD Ketapang Achmad Sholeh, Forkopimda Ketapang, Ketua DAD Provinsi Kalbar, Ketua DAD Kabupaten Ketapang, serta perwakilan berbagai paguyuban dan organisasi masyarakat di Ketapang. (Adi LC)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini