Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Jumat, 24 Oktober 2025 |
KALBARONLINE.com - BPKP mulai menemukan meningkatnya peran pelaku usaha kecil dan peternak lokal dalam rantai pasok program Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Hal itu ditemukan ketika perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat melakukan pengawasan lapangan yang dipimpin langsung oleh Kepala Perwakilan BPKP Kalbar, Rudy M Harahap, Kamis, (23/10/2025).
Di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Arang Limbung 3, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, terungkap bahwa pasokan bahan baku, khususnya ayam, diambil dari peternak lokal yang bekerja sama dengan distributor besar.
Rudy menekankan, keberhasilan program MBG tidak hanya diukur dari tersedianya makanan yang bergizi, tetapi juga dampak ekonomi yang tercipta bagi masyarakat sekitar.
Pemasok bahan baku harus diperkuat melalui koordinasi lintas sektor agar pelaku usaha lokal dapat berperan aktif sebagai supplier program MBG.
“Jika UMKM, peternak, dan pedagang lokal diberi ruang untuk terlibat, maka program MBG ini tidak hanya akan menyehatkan generasi muda, tetapi juga menggerakkan roda ekonomi di daerah,” ungkapnya.
Pengawasan lapangan yang berfokus pada aspek rantai pasok bahan baku makanan ini membawa tim BPKP, kepala yayasan, dan kepala SPPG ke peternakan ayam milik Eka di Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya.
Dari hasil wawancara, terungkap bahwa ayam dari peternak lokal disalurkan kepada pedagang UMKM (Bobby) melalui beberapa perusahaan besar yang bergerak di bidang pasokan ayam potong, seperti PT Japfa, PT BSP Farm, dan PT Charoen Pokphand Indonesia.
Peternak lokal mengakui, peternakannya didukung oleh PT Japfa dalam hal pakan, bibit dan penyaluran. Sayangnya, rantai pasok bahan baku ini belum dapat berjalan secara langsung dari peternak lokal ke pedagang UMKM.
Eka, selaku peternak mengungkapkan, adanya kendalanya menyediakan pasokan ayam dengan permintaan yang besar untuk program MBG.
Karenanya, ia mengharapkan dukungan infrastruktur dan fasilitasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari pemerintah pusat dan daerah untuk meningkatkan kapasitas peternakan lokal.
Menanggapi kendala di lapangan, Rudy menyarankan bahwa penguatan infrastruktur dan dukungan akses permodalan menjadi dua aspek penting yang harus disinergikan antar instansi.
"Kami melihat perlunya dukungan dari berbagai pihak untuk memperkuat dapur SPPG dan membuka akses kredit usaha bagi UMKM serta peternak lokal,” katanya.
Dengan infrastruktur yang memadai dan dukungan pembiayaan yang mudah dijangkau, keberlanjutan serta kualitas program MBG dapat terus terjaga.
Selain aspek ekonomi, ia juga menekankan pentingnya higienitas dapur MBG, yaitu memastikan dapur SPPG memenuhi standar kesehatan, salah satunya melalui kepemilikan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).
Di tempat yang sama, Bobby, pedagang UMKM yang menjadi penyedia bahan baku, menyatakan sangat bersyukur dengan keberadaan Program MBG.
“Program ini membantu penjualan saya dan memungkinkan pedagang lokal berkontribusi menyediakan makanan sehat,” tegasnya. (Lid)
KALBARONLINE.com - BPKP mulai menemukan meningkatnya peran pelaku usaha kecil dan peternak lokal dalam rantai pasok program Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Hal itu ditemukan ketika perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat melakukan pengawasan lapangan yang dipimpin langsung oleh Kepala Perwakilan BPKP Kalbar, Rudy M Harahap, Kamis, (23/10/2025).
Di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Arang Limbung 3, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, terungkap bahwa pasokan bahan baku, khususnya ayam, diambil dari peternak lokal yang bekerja sama dengan distributor besar.
Rudy menekankan, keberhasilan program MBG tidak hanya diukur dari tersedianya makanan yang bergizi, tetapi juga dampak ekonomi yang tercipta bagi masyarakat sekitar.
Pemasok bahan baku harus diperkuat melalui koordinasi lintas sektor agar pelaku usaha lokal dapat berperan aktif sebagai supplier program MBG.
“Jika UMKM, peternak, dan pedagang lokal diberi ruang untuk terlibat, maka program MBG ini tidak hanya akan menyehatkan generasi muda, tetapi juga menggerakkan roda ekonomi di daerah,” ungkapnya.
Pengawasan lapangan yang berfokus pada aspek rantai pasok bahan baku makanan ini membawa tim BPKP, kepala yayasan, dan kepala SPPG ke peternakan ayam milik Eka di Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya.
Dari hasil wawancara, terungkap bahwa ayam dari peternak lokal disalurkan kepada pedagang UMKM (Bobby) melalui beberapa perusahaan besar yang bergerak di bidang pasokan ayam potong, seperti PT Japfa, PT BSP Farm, dan PT Charoen Pokphand Indonesia.
Peternak lokal mengakui, peternakannya didukung oleh PT Japfa dalam hal pakan, bibit dan penyaluran. Sayangnya, rantai pasok bahan baku ini belum dapat berjalan secara langsung dari peternak lokal ke pedagang UMKM.
Eka, selaku peternak mengungkapkan, adanya kendalanya menyediakan pasokan ayam dengan permintaan yang besar untuk program MBG.
Karenanya, ia mengharapkan dukungan infrastruktur dan fasilitasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari pemerintah pusat dan daerah untuk meningkatkan kapasitas peternakan lokal.
Menanggapi kendala di lapangan, Rudy menyarankan bahwa penguatan infrastruktur dan dukungan akses permodalan menjadi dua aspek penting yang harus disinergikan antar instansi.
"Kami melihat perlunya dukungan dari berbagai pihak untuk memperkuat dapur SPPG dan membuka akses kredit usaha bagi UMKM serta peternak lokal,” katanya.
Dengan infrastruktur yang memadai dan dukungan pembiayaan yang mudah dijangkau, keberlanjutan serta kualitas program MBG dapat terus terjaga.
Selain aspek ekonomi, ia juga menekankan pentingnya higienitas dapur MBG, yaitu memastikan dapur SPPG memenuhi standar kesehatan, salah satunya melalui kepemilikan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).
Di tempat yang sama, Bobby, pedagang UMKM yang menjadi penyedia bahan baku, menyatakan sangat bersyukur dengan keberadaan Program MBG.
“Program ini membantu penjualan saya dan memungkinkan pedagang lokal berkontribusi menyediakan makanan sehat,” tegasnya. (Lid)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini