Kubu Raya    

BPKP Temukan Program MBG Mulai Tingkatkan Perekonomian Lokal

Oleh : adminkalbaronline
Jumat, 24 Oktober 2025
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KALBARONLINE.com - BPKP mulai menemukan meningkatnya peran pelaku usaha kecil dan peternak lokal dalam rantai pasok program Makanan Bergizi Gratis (MBG).

Hal itu ditemukan ketika perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat melakukan pengawasan lapangan yang dipimpin langsung oleh Kepala Perwakilan BPKP Kalbar, Rudy M Harahap, Kamis, (23/10/2025).

Di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Arang Limbung 3, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, terungkap bahwa pasokan bahan baku, khususnya ayam, diambil dari peternak lokal yang bekerja sama dengan distributor besar.

Rudy menekankan, keberhasilan program MBG tidak hanya diukur dari tersedianya makanan yang bergizi, tetapi juga dampak ekonomi yang tercipta bagi masyarakat sekitar.

Pemasok bahan baku harus diperkuat melalui koordinasi lintas sektor agar pelaku usaha lokal dapat berperan aktif sebagai supplier program MBG.

“Jika UMKM, peternak, dan pedagang lokal diberi ruang untuk terlibat, maka program MBG ini tidak hanya akan menyehatkan generasi muda, tetapi juga menggerakkan roda ekonomi di daerah,” ungkapnya.

Pengawasan lapangan yang berfokus pada aspek rantai pasok bahan baku makanan ini membawa tim BPKP, kepala yayasan, dan kepala SPPG ke peternakan ayam milik Eka di Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya.

Dari hasil wawancara, terungkap bahwa ayam dari peternak lokal disalurkan kepada pedagang UMKM (Bobby) melalui beberapa perusahaan besar yang bergerak di bidang pasokan ayam potong, seperti PT Japfa, PT BSP Farm, dan PT Charoen Pokphand Indonesia.

Peternak lokal mengakui, peternakannya didukung oleh PT Japfa dalam hal pakan, bibit dan penyaluran. Sayangnya, rantai pasok bahan baku ini belum dapat berjalan secara langsung dari peternak lokal ke pedagang UMKM.

Eka, selaku peternak mengungkapkan, adanya kendalanya menyediakan pasokan ayam dengan permintaan yang besar untuk program MBG.

Karenanya, ia mengharapkan dukungan infrastruktur dan fasilitasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari pemerintah pusat dan daerah untuk meningkatkan kapasitas peternakan lokal.

Menanggapi kendala di lapangan, Rudy menyarankan bahwa penguatan infrastruktur dan dukungan akses permodalan menjadi dua aspek penting yang harus disinergikan antar instansi.

"Kami melihat perlunya dukungan dari berbagai pihak untuk memperkuat dapur SPPG dan membuka akses kredit usaha bagi UMKM serta peternak lokal,” katanya.

Dengan infrastruktur yang memadai dan dukungan pembiayaan yang mudah dijangkau, keberlanjutan serta kualitas program MBG dapat terus terjaga.

Selain aspek ekonomi, ia juga menekankan pentingnya higienitas dapur MBG, yaitu memastikan dapur SPPG memenuhi standar kesehatan, salah satunya melalui kepemilikan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).

Di tempat yang sama, Bobby, pedagang UMKM yang menjadi penyedia bahan baku, menyatakan sangat bersyukur dengan keberadaan Program MBG.

“Program ini membantu penjualan saya dan memungkinkan pedagang lokal berkontribusi menyediakan makanan sehat,” tegasnya. (Lid)

Artikel Selanjutnya
Youth Healing Space Disporapar Kalbar Jadi Ruang Pemulihan dan Penguatan Mental Pemuda Menuju Gema Emas 2045
Jumat, 24 Oktober 2025
Artikel Sebelumnya
Kepala Sekolah di Kalbar Apresiasi Peran Gubernur Ria Norsan Pastikan Kualitas dan Gizi Program MBG
Jumat, 24 Oktober 2025

Berita terkait