Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Jumat, 21 November 2025 |
KALBARONLINE.com - Pakar Parenting Indonesia, Ayah Irwan Rinaldi mengungkapkan, jika orang tua ingin hubungannya dengan anak menjadi baik, maka orang tua hendaknya melunasi dahulu utang pengasuhannya di masa lalu.
"Tak terasa anak yang dulu masih belajar jalan, kini sudah beranjak besar. Dulu selalu minta ikut ke mana kita pergi, sekarang sudah sibuk dengan kawan dan dunianya. Lalu kita mulai merasa, hubungan terasa renggang, ngobrol tak lagi hangat. Ada yang anaknya gampang marah, cepat bosan, merasa tertekan, dan perasaan negatif lainnya. Mengapa tiba-tiba anak berubah? Mungkin ada utang pengasuhan yang belum kita bayar,” katanya.
Hal itu diungkapkan Irwan saat mengisi Seminar Parenting SD Islam Terpadu Al Mumtaz “Menembus Waktu Menumbuhkan Cinta” di Hotel Aston Pontianak, belum lama ini.
Menurutnya, saat ini terdapat yang dinamakan fenomena BLAST (Bored, Lonely, Angry, Stres and Tired) di kalangan anak-anak. Inilah yang membuat, anak lelaki zaman sekarang tidak ter-laki-laki-an atau father hunger dan anak perempuan tidak ter-perempuan atau daddy issue.
“Hal ini dikarenakan, hutang pengasuhan yang berawal dari warisan orang tua, kondisi rumah tangga bermasalah seperti suami yang tidak ikut hadir, adanya orang ketiga, perbedaan pola pengasuhan serta lainnya,” jelasnya.
Sehingga, kata Irwan, bentuk kelelakian itu bukan ditemukan. Dalam hal ini, anak yg mengalami BLAST itu akan terlihat matang fisiknya duluan, sedangkan spiritual, intelektual, sosial dan emosionalnya belum matang.
Oleh karena itu, lanjutnya lagi, dalam pengasuhan baik anak laki-laki dan perempuan harus ada target pengasuhannya.
“Untuk anak laki-laki misalnya mampu bertanggung jawab, berpikir dan mengambil keputusan mampu menahan beban dan amarah, serta memuliakan wanita dan memberi manfaat. Begitu pula target pengasuhan anak perempuan seperti memiliki kelembutan kata dan perilaku, memiliki rasa malu dan tegas dalam menjaga kehormatan, menjadikannya istri yang bisa menjaga kehormatan suami dan melayani dengan baik,” terangnya.
Ia menambahkan, tidak ada kata terlambat bagi orang tua untuk membayar utang pengasuhannya. Segala usaha harus diupayakan sebagai bentuk memperjuangkan hubungan dengan anak.
“Mari ayah bunda kita minta ampun kepada Allah, dengan mengakui kesalahan, selesaikan yang prioritas, bayar utang yang terlewat, serta cari lingkungan baru yang mendukung tujuan kita,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Persatuan Orang tua Murid dan Guru (POMG) SDIT Al Mumtaz Pontianak, Heryastuti mengungkapkan, bahwa seminar parenting ini merupakan salah satu Program Kerja Bidang Dakwah POMG SDIT Al-Mumtaz, yang rutin diadakan setahun sekali dengan mengundang pembicara nasional.
“Kami sebagai orang tua merasa bawah pengasuhan anak merupakan tanggung jawab utama orang tua yang tidak hanya sebatas memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga kebutuhan emosional, spiritual dan intelektual,” ungkapnya.
Ibu empat anak ini menambahkan, sebagaimana tujuan seminar itu sendiri diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang pentingnya peran pengasuhan yang utuh.
“Hasil akhirnya kami ingin, seminar ini sebagai upaya memberikan bekal strategi praktis kepada orang tua untuk meningkatkan kualitas hubungan dengan anak,” tuturnya. (**)
KALBARONLINE.com - Pakar Parenting Indonesia, Ayah Irwan Rinaldi mengungkapkan, jika orang tua ingin hubungannya dengan anak menjadi baik, maka orang tua hendaknya melunasi dahulu utang pengasuhannya di masa lalu.
"Tak terasa anak yang dulu masih belajar jalan, kini sudah beranjak besar. Dulu selalu minta ikut ke mana kita pergi, sekarang sudah sibuk dengan kawan dan dunianya. Lalu kita mulai merasa, hubungan terasa renggang, ngobrol tak lagi hangat. Ada yang anaknya gampang marah, cepat bosan, merasa tertekan, dan perasaan negatif lainnya. Mengapa tiba-tiba anak berubah? Mungkin ada utang pengasuhan yang belum kita bayar,” katanya.
Hal itu diungkapkan Irwan saat mengisi Seminar Parenting SD Islam Terpadu Al Mumtaz “Menembus Waktu Menumbuhkan Cinta” di Hotel Aston Pontianak, belum lama ini.
Menurutnya, saat ini terdapat yang dinamakan fenomena BLAST (Bored, Lonely, Angry, Stres and Tired) di kalangan anak-anak. Inilah yang membuat, anak lelaki zaman sekarang tidak ter-laki-laki-an atau father hunger dan anak perempuan tidak ter-perempuan atau daddy issue.
“Hal ini dikarenakan, hutang pengasuhan yang berawal dari warisan orang tua, kondisi rumah tangga bermasalah seperti suami yang tidak ikut hadir, adanya orang ketiga, perbedaan pola pengasuhan serta lainnya,” jelasnya.
Sehingga, kata Irwan, bentuk kelelakian itu bukan ditemukan. Dalam hal ini, anak yg mengalami BLAST itu akan terlihat matang fisiknya duluan, sedangkan spiritual, intelektual, sosial dan emosionalnya belum matang.
Oleh karena itu, lanjutnya lagi, dalam pengasuhan baik anak laki-laki dan perempuan harus ada target pengasuhannya.
“Untuk anak laki-laki misalnya mampu bertanggung jawab, berpikir dan mengambil keputusan mampu menahan beban dan amarah, serta memuliakan wanita dan memberi manfaat. Begitu pula target pengasuhan anak perempuan seperti memiliki kelembutan kata dan perilaku, memiliki rasa malu dan tegas dalam menjaga kehormatan, menjadikannya istri yang bisa menjaga kehormatan suami dan melayani dengan baik,” terangnya.
Ia menambahkan, tidak ada kata terlambat bagi orang tua untuk membayar utang pengasuhannya. Segala usaha harus diupayakan sebagai bentuk memperjuangkan hubungan dengan anak.
“Mari ayah bunda kita minta ampun kepada Allah, dengan mengakui kesalahan, selesaikan yang prioritas, bayar utang yang terlewat, serta cari lingkungan baru yang mendukung tujuan kita,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Persatuan Orang tua Murid dan Guru (POMG) SDIT Al Mumtaz Pontianak, Heryastuti mengungkapkan, bahwa seminar parenting ini merupakan salah satu Program Kerja Bidang Dakwah POMG SDIT Al-Mumtaz, yang rutin diadakan setahun sekali dengan mengundang pembicara nasional.
“Kami sebagai orang tua merasa bawah pengasuhan anak merupakan tanggung jawab utama orang tua yang tidak hanya sebatas memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga kebutuhan emosional, spiritual dan intelektual,” ungkapnya.
Ibu empat anak ini menambahkan, sebagaimana tujuan seminar itu sendiri diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang pentingnya peran pengasuhan yang utuh.
“Hasil akhirnya kami ingin, seminar ini sebagai upaya memberikan bekal strategi praktis kepada orang tua untuk meningkatkan kualitas hubungan dengan anak,” tuturnya. (**)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini