Natalius Pigai Kerap Dicaci Oleh Netizen Bahkan Sudah Sangat Rasis

Dicibir Lantaran Berkulit Hitam Bahkan Disamakan Dengan Hewan, Pigai: Semoga Tuhan Ampuni Mereka

KalbarOnline, Nasional – Usai resmi dimintai untuk mengusut kasus makar dan kriminalisasi ulama, Komisioner Komisi Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Natalius Pigai ternyata kerap mendapat caci maki oleh netizen di dunia maya. Bahkan cacian itu sudah sangat rasis dan diambang batas.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Mirisnya, orang yang menghina seringkali mencibir fisiknya lantaran berkulit hitam. Tak jarang, mereka menyamakan pria kelahiran Papua ini mirip dengan hewan di kebun binatang seperti kata-kata monyet.

“Di negeri ini para pemimpin mencari kesalahan saya, rakyatnya mencari kelemahan fisik. Hitam, jelek, pendek, muka setan,” tulis Pigai di laman Facebooknya, Senin (12/6).

Ia mengungkapkan bahwa bukan hanya satu akun, namun lebih dari 700 netizen yang menghina dirinya baik di facebook maupun twiter.

Baca Juga :  Komnas HAM Temui Titik Terang Matinya Enam Laskar FPI Pengawal Rizieq

“Saya tidak mengerti, kenapa mereka begitu membenci saya. Semua yang saya kerjakan murni tulus untuk negara dan siapapun yang datang ke Komnas HAM untuk mencari keadilan tidak pernah kami tolak,” tukasnya seperti yang KalbarOnline lansir dari goaceh.co.

Namun, lanjut Pigai, meski sering dibully, dicaci dan dimaki dengan kata-kata kotor, disamakan sama binatang, dirinya tidak perlu membalas balik di medsos.

“Saya memang hitam, dan itu bukan kehendak saya. Itu anugerah dari tuhan, saya mendoakan orang-orang yang menghina bisa diampuni oleh Tuhan,” tuturnya.

Bahkan Pigai juga menuliskan kata-kata doa buat para penghujatnya di media sosial.

Baca Juga :  Barbuk Pelanggaran HAM Tewasnya 6 Laskar FPI Besok Diserahkan ke Polri

“Tuhan, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Kalau saja Tuhan berkehendak saya pulang kampung memimpin Papua, kalian telah menyatakan tidak cocok hidup dengan saya yang hitam ini,” tulis Pigai.

Bahkan kata Pigai, dirinya yang merupakan penganut Katolik, tidak pernah menghujat umat agama lain. Justru ketika para alumni 212 meminta perlindungan, iapun bergerak tanpa memandang suku, ras dan agama.

“Agama apapun di dunia tak pernah mengajarkan rasisme, yang salah ya salah, yang benar harus dibela,” tandasnya. (Fat)

Comment