Bupati Harap Dengan Kehadiran GGD Dapat Menjawab Kekurangan Tenaga Pendidik dan Dapat Meningkatkan Rata-rata Pendidikan di Sintang
KalbarOnline, Sintang – Dihadapan ratusan Guru Garis Depan (GGD), Bupati Sintang, Jarot Winarno yang ditemani oleh Kepala Badan Kepegawaian Sumber Daya Manusia Kabupeten Sintang memberikan pengarahan umum kepada para GGD yang akan bertugas di wilayah 3T yang ada di Kabupaten Sintang, Selasa (3/10) yang berlangsung di Pendopo Rumah Dinas Jabatan Bupati Sintang.
Bupati berbagi pengalamannya selama 31 tahun berkarir dan tinggal di Kabupaten Sintang.
“Saya ini dokter pertama kali masuk ke Kabupaten Sintang pada tahun 80an, dulu saya masuk ke Kabupaten Sintang ini sendirian tidak seperti kalian sekarang sudah difasilitasi oleh BKPSDM dan ramai-ramai seperti ini, dulu saya dikala sepi hanya ditemani oleh radio, karena dulu belum ada yang namanya alat komunikasi seperti sekarang yaitu handphone atau smartphone, saya mutar radio, mencari-cari frequensi, kadang-kadang sampai nyambung ke siaran radio di Semarang,” kenang Bupati.
Bupati juga menceritakan kalau dulu apabila mau menyampaikan berita harus mengirimkan surat terlebih dulu, setelah itu dikirim melalui jasa penitipan melalui jasa motor bandong yang akan menuju ke Kota Sintang lalu diterima oleh RRI Sintang dan baru dibacakan tujuan isinya kemana.
“Di jaman kalian sekarang teknologi semakin canggih, kalian tidak perlu takut, sekarang bisa SMS-an kalau di desa-desa yang sinyal 3G-nya belum ada, beda dengan dulu,” kenangnya lagi.
“Kalian ini merupakan generasi X yang baru masuk ke generasi milenial. Generasi kalian ini adalah generasi yang terbaik karena kalian selalu terbuka dengan informasi, kemudian kalian ini terbaik bisa melihat perbedaan beragam agama, suku, adat istiadat, bukanlah menjadi suatu masalah, disini kita bisa menciptakan suasana keakraban yang saling mengenal, saling menghargai, sehingga nantinya kita bisa bersatu dan akan menghasilkan jiwa yang lebih kuat,” tuturnya.
Lebih lanjut Bupati menjelaskan, bahwa rata-rata lama sekolah di Kabupaten berdasarkan data tahun 2016 yaitu sebesar 6,95 tahun.
“Kalau rata-rata lama sekolah di nasional itu sudah 9 tahun, untuk di Kabupaten Sintang saja baru 6,95 tahun berarti rata-rata lama sekolah kurang lebih terhenti di kelas 1 SMP, nah dengan kehadiran CPNS GGD ini di Kabupaten Sintang, kita ingin bersama-sama untuk meningkatkan rata-rata lama sekolah di Kabupaten Sintang hingga mencapai angka 9 tahun, targetnya sampai tahun 2021,” tukas Bupati.
Perlu diketahui untuk semuanya, lanjutnya, bahwa seluruh negara di dunia sepakat bahwa untuk melanjutkan program Millenium Development Goals (MDGs) yang habis masa pada tahun 2015 kemarin, maka dunia membuat program Suistainable Development Goals (SDGs) yaitu pembangunan berkelanjutan.
“Didalam program pembangunan berkelanjutan ini terdapat 17 program yang harus dicapai, salah satunya pada point ke empat itu adalah ‘quality education’ dimana hal tersebut seluruh negara di dunia menginginkan adanya pendidikan yang berkualitas, sehingga program tersebut juga di masukkan kedalam nawa cita Presiden Republik Indonesia dan juga dimasukkan kedalam visi misi Pemerintah Kabupaten Sintang dan Negara kita menginginkan anak bangsa bisa cerdas dan bisa menempuh pendidikan dengan baik,” imbuhnya.
Bupati berpesan kepada seluruh CPNS GGD dari seluruh Indonesia yang akan disebar ke beberapa desa di wilayah Kabupaten Sintang untuk jangan takut berada di desa yang ada di Sintang.
“Sebab, masyarakat Sintang sangat ramah dengan masyarakat lainnya, dan kita juga dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar, bersosialisasi dengan masyarakat, sehingga kalian akan betah di tempat tugas, apalagi 10 tahun tidak boleh mengusulkan pindah,” pesannya.
Sementara itu, Halim Perdana Kusuma salah seorang CPNS GGD asal Aceh yang ditugaskan di Desa Nanga Bayan Kecamatan Ketungau Hulu, saat ditanyai oleh Bupati kenapa tidak mundur dari CPNS GGD.
Halim menegaskan lantaran dirinya ingin berbakti dan mengabdi kepada negeri.
“Ini merupakan panggilan jiwa pribadi saya yang tidak bisa ditolak lagi, sedikit cerita walaupun saya memiliki istri dan anak yang saya tinggalkan, saya harus berfikir jernih bahwa itu namanya tugas dalam rangka untuk mencerdaskan anak bangsa,” tukas Halim.
Sementara, salah seorang CPNS GGD lainnya yakni, Mursida Marbun wanita asal Surabaya yang belum bekeluarga ini mengaku belum tahu secara persis dimana letak desa tempat ia bertugas.
“Saya baru pertama kali datang ke Kabupaten Sintang ini, lalu mendapatkan tugas untuk mengabdi, tempat tugas saya di Desa Mentajoi, Kecamatan Serawai, jadi siap tidak siap ini merupakan tugas negara dan saya harus bisa mendidik anak-anak disana, dan saya juga belum tahu bagaimana kondisi daerahnya dan jalan menuju kesana atau sebaliknya,” ungkapnya. (Sg/Hms)
Comment