KalbarOnline, Ketapang – Bupati Ketapang, Martin Rantan belum lama ini meresmikan SMP Negeri 07 Satu atap Sungai Laur di Desa Teluk Mutiara Kecamatan Sungai Laur. Setelah diresmikan Bupati, pengguntingan pita dilakukan Wakil Ketua DPRD Ketapang, Junaidi SP MSi dan dilakukan peninjauan ruangan. Kemudian diakhiri dengan penanaman pohon di depan sekolah.
Kedatangan Bupati Ketapang meresmikan SMPN 07 Satu Atap Desa Teluk Mutiara disambut antusias warga, termasuk penyambutan secara adat dan tarian keberagaman etnis, serta syair gulung.
Ketua Panitia Pembangunan SMPN Satu Atap Sungai Laur, H Mar’ie SPd yang juga Sekretaris Camat Sungai Laur menjelaskan SMP ini dibangun dengan dana Rp 1,7 miliar.
Pembangunan sekolah ini dimulai sejak dirinya masih menjabat Kepala UPPK Sungai Laur.
Semula ada 5 titik usulan ke Pemerintah Pusat diantaranya Desa Teluk Mutiara, Dusun Semapau Hulu Desa Lanjut Mekarsari, Randau Limat, Tanjung Maju dan Dusun Lubuk Beranang.
Dimulai dari kelayakan survei, rekomendasi kadis pendidikan, dukungan kepala desa dan masyarakat sekitar.
Pada SMP satu atap Teluk Mutiara dibangun 3 ruangan kelas, satu kantor, bangunan serbaguna, maupun WC.
Bangunan sekolah dibangun dengan kayu nomor satu yaitu belian. Material pembangunan memanfaatkan sumber daya alam Kecamatan Sungai Laur.
Sehingga tidak ada kendala. Begitu juga tenaga kerja melibatkan warga Teluk Mutiara, dengan waktu pekerjaan 180 hari.
“Permasalahan yang muncul dana BOS dan dana operasional belum keluar, guru belum ada yang definitif baik tenaga kontrak maupun guru tetap,” tegas Mar’ie.
Tenaga guru yang berjumlah 11 orang, sejak mulai bertugas terhitung selama 15 bulan tidak menerima insentif, baik dari Kabupaten, Provinsi maupun Pusat.
Mereka benar-benar melakukan pengabdian. Bupati mengatakan peresmian SMPN Satu Atap Teluk Mutiara tidak sesuai jadwal.
Semula dari lokasi penancapan tiang listrik di Desa lanjut Mekar Sari, rombongan Bupati Ketapang akan langsung menuju dusun Kepari dan Sepotong, termasuk melakukan peletakan batu pertama pembangunan pabrik PT MBK.
Namun, dalam perjalanan terjadi insiden kecelakaan sehingga menyebabkan beberapa kendaraan mengalami kerusakan akibat jalan yang licin. Rombongan akhirnya kembali ke Desa Lanjut Mekar Sari dan melalui Kota Sungai Laur.
Kemudian kembali melewati, Sukaramai, Betentang, Kenyauk baru tiba di Desa Teluk Mutiara.
“Mohon maaf kepada Kades dan panitia, kami tidak sesuai jadwal datang ke sini,” terangnya.
Bupati Ketapang menuturkan pendidikan merupakan suatu bagian dari kebutuhan dasar.
Dengan keterlibatan semua komponen masyarakat, perusahaan dan lain sebagainya, ia mengharapkan kedepan tidak ada lagi anak-anak yang tidak mengenyam pendidikan sekolah.
“Kalau dulu, jaman mamak saya dulu sempat menjadi guru pemberantasan buta huruf,” katanya.
Ia mengharapkan anak-anak daerah berpendidikan. Terhadap kendala yang disampaikan ketua panitia pembangunan sekolah, akan menjadi perhatian. Tetapi, pada sekolah baru, disebutnya operasional awal biasanya menyatu dengan SDN. Secara bertahap akan dilakukan penataan.
Lebih lanjut Bupati menyebut dengan pendidikan akan memberikan pengetahuan. Melalui pendidikan kedepan ia berharap generasi kedepan mempunyai keahlian dan ketrampilan.
“Selain itu perilaku kita bekerja, karena itu, baik guru kontrak, maupun PNS kalau tidak menjalankan tugas dengan baik, segera laporkan, kita tidak segan-segan memberikan sanksi kepada mereka yang melalaikan tugas,” ujar Bupati Ketapang.
Bupati memaparkan berbagai persoalan di Kabupaten Ketapang cukup banyak, termasuk terbatasnya sarana dan tenaga pendidikan maupun kesehatan.
Saat ini Pemkab Ketapang merasa terbantu dengan adanya Guru Garis Depan yang dilakukan pemerintah pusat.
GGD ini yang dari berbagai daerah masih banyak belum mempunyai tempat tinggal. Ia bercerita bagaimana masyarakat di Bahake, kecamatan hulu sungai bergotong royong membangun rumah guru. Harapannya di Kecamatan Sungai Laur juga bisa dilakukan.
Apalagi sebagaimana disebutkan H Mar’ie, bahwa sungai Laur masih banyak material untuk pembangunan.
“Mungkin bisa iuran masing-masing Rp 10 ribu, kiat perhatikan bagaimana tempat tinggal guru yang mengajar disini, mengapa saya seperti itu, sebab keuangan daerah kita memang sangat terbatas,” terang Martin.
Demikian juga infrastruktur, namun secara bertahap akan diatasi. Idealnya Ketapang setiap tahun membutuhkan Rp 5-10 trilyun di APBD. Namun, sampai saat ini APBD Ketapang baru Rp 1,9 trilyun. Alokasi anggaran yang masih kecil itu.
Maka peran serta masyarakat dalam meningkatkan kualitas pendidikan sangat diperlukan sekali. Selain meresmikan SMP Negeri Satu Atap, Bupati Ketapang juga meninjau SMPN 2 Sungai Laur di Dusun Tanjung Rambut, Desa Harapan Baru, Kamis (13/10) sore.
Mantan anggota DPRD Kalbar ini melihat pembangunan yang sedang dilakukan. Bahkan Bupati sempat mencatat keberadaan sertipikat sekolah sudah ada atau belum.
Peninjauan terhadap sarana pendidikan juga dilakukan Bupati Ketapang ketika melakukan kunjungan kerja ke kecamatan Simpang Dua.
SDN 02 yang berada di dusun Merangin, Desa Kampar Sebomban sempat ditinjau.
Selain itu, keberadaan SDN di Desa Mekar Jaya juga didatangi untuk melihat kondisinya secara aktual, termasuk keberadaan sarana rumah guru.
Ia berharap masyarakat secara aktif ikut berperan serta meningkatkan kualitas pendidikan di daerah ini. Sebab, meningkatkan kualitas pendidikan merupakan tanggungjawab bersama. (Adi LC/Hms)
Comment