Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Selasa, 26 September 2017 |
KalbarOnline, Bengkayang – Menanggapi kondisi sekolah satu atap (Satap) di Pulau Lemukutan yang kian viral di media sosial, membuat Bupati Bengkayang, Suryadman Gidot angkat bicara.
“Sebenarnya mengenai perbaikan ataupun rehab Satap tersebut, sudah masuk pada APBD Perubahan 2017,” ujarnya.
Namun, lanjutnya, di Kabupaten Bengkayang kekurangan tenaga pengajar, bahkan jika dihitung, masih jauh dengan yang seharusnya mengingat kemampuan pihak Pemda sendiri.
“Dalam APBD Perubahan 2017 Rehab sudah masuk, kekurangan guru sebenarnya SMP Satu Atap adalah mengunakan guru SD yang ada, kekurangan guru tidak hanya di Lemukutan, langkah yang diambil saat sekarang kita merekrut guru kontrak daerah 300 Orang dari kemampuan keuangan yang kita miliki,” bebernya seperti dikutip dari Pontianak.tribunnews.com.
Idealnya, kata dia, dari banyaknya sekolah-sekolah baru seperti PAUD atau TK tiap desa dan Dusun (belum selesai) yang dibuat untuk mengatasi jarak sekolah dari pemukiman 4-5 Kilo Meter dari Pemukiman harus dibuat SDN.
Dari beberapa SDN, lanjutnya, Pemkab Bengkayang mendirikan SMPN, dan dari dua atau tiga SMP, didirikanlah SMA/SMK.
Namun, kata Gidot, jika itu semua dipenuhi tidak kurang dari 2000-an lebih guru harus direkrut.
Tapi memang, diakuinya pula kemampuan Pemkab Bengkayang tidak sampai disitu.
“Sekarang saja guru kontak daerah yang ada tidak kurang dari 300an juga ditambah rencana rekrut sekarang 300an Orang, Semoga masalah ini juga mendapat perhatian semua pihak baik Provinsi dan Pusat,” tandasnya. (Fai)
KalbarOnline, Bengkayang – Menanggapi kondisi sekolah satu atap (Satap) di Pulau Lemukutan yang kian viral di media sosial, membuat Bupati Bengkayang, Suryadman Gidot angkat bicara.
“Sebenarnya mengenai perbaikan ataupun rehab Satap tersebut, sudah masuk pada APBD Perubahan 2017,” ujarnya.
Namun, lanjutnya, di Kabupaten Bengkayang kekurangan tenaga pengajar, bahkan jika dihitung, masih jauh dengan yang seharusnya mengingat kemampuan pihak Pemda sendiri.
“Dalam APBD Perubahan 2017 Rehab sudah masuk, kekurangan guru sebenarnya SMP Satu Atap adalah mengunakan guru SD yang ada, kekurangan guru tidak hanya di Lemukutan, langkah yang diambil saat sekarang kita merekrut guru kontrak daerah 300 Orang dari kemampuan keuangan yang kita miliki,” bebernya seperti dikutip dari Pontianak.tribunnews.com.
Idealnya, kata dia, dari banyaknya sekolah-sekolah baru seperti PAUD atau TK tiap desa dan Dusun (belum selesai) yang dibuat untuk mengatasi jarak sekolah dari pemukiman 4-5 Kilo Meter dari Pemukiman harus dibuat SDN.
Dari beberapa SDN, lanjutnya, Pemkab Bengkayang mendirikan SMPN, dan dari dua atau tiga SMP, didirikanlah SMA/SMK.
Namun, kata Gidot, jika itu semua dipenuhi tidak kurang dari 2000-an lebih guru harus direkrut.
Tapi memang, diakuinya pula kemampuan Pemkab Bengkayang tidak sampai disitu.
“Sekarang saja guru kontak daerah yang ada tidak kurang dari 300an juga ditambah rencana rekrut sekarang 300an Orang, Semoga masalah ini juga mendapat perhatian semua pihak baik Provinsi dan Pusat,” tandasnya. (Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini