KalbarOnline, Bogor – Kepala sekolah sudah sepatunya mampu menciptakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang kondusif dan membuat semua pihak di sekolah nyaman. Hal tersebut menjadi penting karena terbukti berkontribusi memberikan pengaruh yang sangat besar bagi keberlangsungan proses belajar mengajar di kelas masing-masing.
Banyak tantangan dihadapi kepala sekolah zaman now, mulai dari infrastruktur hingga kondisi guru serta murid didalamnya, namun seorang pendidik profesional akan selalu mencari solusi dari berbagai perubahan yang terjadi dalam sekolah.
Tantangan ini harus dijawab kepala sekolah demi tercipta perubahan menyeluruh menuju guru profesional dan sistem sekolah mumpuni.
Membantu menjawab tantangan tersebut, Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa sebagai laboratorium pendidikan di Indonesia melalui Sekolah Literasi Indonesia (SLI) mengadakan Rakernas Konferensi Nasional pada Jumat (27/7/2018) yang dihelat di Pusbang SDM Aparatur Perhubungan Bogor.
Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pengembangan kemampuan Kepala sekolah pendamping SLI yang berasal dari 54 sekolah di Indonesia.
Selama enam hari para kepala sekolah digembleng dengan beragam materi penting seputar pengembangan manajemen sekolah dan pengembangan manejemen diri melalui bermacam penguatan analisis.
Ke 54 peserta dibagi menjadi dua kelompok besar yakni kelompok pertama merupakan semua sekolah pendampingan lama yang dibagi lagi menjadi sekolah kota dan sekolah desa sedangkan kelompok kedua yakni semua sekolah baru plus sekolah inisiasi lama yang dibagi lagi menjadi kepemimpinan sekolah, budaya sekolah dan sistem pembelajaran.
Setiap kelompok diarahkan untuk membuat program unggulan melaui diskusi dengan melakukan analisis SWO memanfaatkan kekuatan serta peluang yang dimiliki saat ini, setelah membuat program unggulan para peserta diminta mempresentasikan hasil dari analisis yang telah dilakukan.
“Kegiatan Rakernas ini kami harap dapat menjadi acuan peserta Konferensi Nasional untuk membuat program unggulan di sekolah,” kata Shirli Gumilang, Fasilitator Konferensi Nasional SLI.
“Kami yakin para kepala sekolah mampu menjabarkan beragam masalah dan memberikan solusi terbaik untuk sekolahnya masing-masing,” tambah Shirli.
Ada beberapa poin yang ditekankan para peserta dalam menghadapi tantangan di sekolah beberapa diantaranya efektivitas pengajaran, profesionalisme guru, pengembangan kurikulum, pengelolaan sumber daya, dan perencanaan strategi. Selain itu para peserta juga menyoroti seputar pemaksimalan potensi serta peluang di lapangan.
“Banyak sekali ilmu saya dapatkan selama mengikuti Konferensi Nasional SLI. Saya berharap tahun selanjutnya saya bisa datang dan bisa berbagi pengalaman setelah menerapkan ilmu yang didapat selama beberapa hari ini. Kegiatan ini bagus untuk para kepala sekolah, karena kepala sekolah sudah seharusnya memberikan disiplin yang baik untuk warga sekolah, di Konferensi Nasional ini saya belajar lebih banyak lagi seputar pengelolaan sekolah,” ucap Yani, Kepala Sekolah asal NTT.
Menurut Shirli Setiap sekolah memiliki keunikan, di Konferensi Nasional para kepala sekolah diajak menggali potensi serta karakteristik sekolah masing-masing supaya pengimplementasiannya maksimal.
“Kegiatan Konferensi Nasional dilaksanakan untuk meningkatkan kapasitas kepala sekolah sebagai punggawa sekolah pendampingan SLI. Kami ingin meningkatkan kualitas sekolah dengan perencanaan strategis di sekolah penempatan SLI sehingga ketika mereka pulang dari sini dapat mengembangkan sekolah di daerahnya dan menularkan hal positif ini kepada sekolah lain,” tutup Shirli. (AR/KO)
Comment