Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Sabtu, 06 Oktober 2018 |
KalbarOnline, Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat,
Sutarmidji mendampingi Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia (Kemenkes RI), Bambang Wibowo dan Inspektur Jenderal Kementerian
Kesehatan, drg Oscar Primadi meninjau pelayanan dan bangunan Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Soedarso Pontianak yang rencananya akan dibangun menjadi 12 lantai,
sekaligus memberikan pengarahan kepada para dokter dan manajemen RSUD Soedarso,
Jumat (5/10/2018).
Tampak pula
hadir Kepala Dinas Kesehatan Kalbar, dr Andy Jap, Direktur RSUD Soedarso
Pontianak, Yustar Mulyadi serta jajaran RSUD Soedarso dan para dokter.
Dirjen
Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, Bambang Wibowo menilai RSUD Soedarso beberapa
tahun belakangan menggalami perkembangan yang cukup baik dalam mutu pelayanan
dan ketersediaan pelayanan kesehatan.
“Rumah sakit
Soedarso ini dalam beberapa tahun belakangan ini menggalami perkembangan yang
pesat, baik dalam mutu pelayanan dan ketersediaan pelayanan kesehatan. Tentu harapan
kami rumah sakit ini bisa membanggakan bagi masyarakat Kalbar,” ujar Bambang.
Bambang
juga mengatakan bahwa RSUD Soedarso merupakan salah satu rumah sakit rujukan
nasional dari 14 rumah sakit yang ada di Indonesia. Untuk itu, ia meminta adanya
peningkatan pelayanan kesehatan yang prima dan lebih baik bagi masyarakat.
“Ini sangat
baik bagi manajemen RSUD karena didukung oleh Gubernur yang luar biasa juga Pemerintah
Pusat dan yang harus ditargetkan oleh RSUD Soedarso ini yakni terakreditasi
nasional KARS tingkat Paripurna yang sudah ada dan harus juga terakreditasi internasional
yang harus ditargetkan,” tuturnya.
Selain menargetkan
rumah sakit rujukan nasional, Bambang berharap RSUD Soedarso bisa menjadi rumah
sakit pendidikan yang bisa berkontribusi besar dalam menghasilkan dokter yang
baik untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Sementara Gubernur
Kalbar, Sutarmidji menegaskan komitmennya menjadikan RSUD Soedarso sebagai
kebanggaan masyarakat Kalbar. Pihaknya akan melakukan peningkatan sistem
yang berintegritas pada pengelolaan rumah sakit dan para medis yang melayani
pasien.
“Integritas itu penting untuk mencapai suatu perbaikan yang
cepat dan lebih baik. Saya ingin Soedarso ini menjadi kebanggaan dan kalau perlu jadi role model atau
percontohan pengembangan rumah sakit dan transparan dalam segala hal,” ujarnya usai
mendampingi Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
(Kemenkes RI), Bambang Wibowo dan Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan, drg
Oscar Primadi meninjau pelayanan dan bangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soedarso
Pontianak, Jumat (5/10/2018).
Apalagi, saat
ini rumah sakit Soedarso Pontianak sudah ditetapkan oleh Kemenkes RI sebagai
satu dari 14 RSUD yang berstatus rumah sakit rujukan nasional seluruh
Indonesia.
Bang Mijdi juga
menginginkan kedepannya rumah sakit Soedarso harus bisa terhubung dengan sistem
aplikasi yang mengetahui jumlah ruangan perawatan agar tidak ada lagi pasien
yang tidak mendapatkan ruangan perawatan.
“Kedepannya
saya mau rumah sakit ini membangun sistem aplikasi yang masyarakat bisa
mengetahui jumlah kamar perawatan yang kosong. Jadi kalau kondisi pasien darurat
langsung saja bawa ke sini,” ungkapnya.
Selain itu,
lanjutnya, rumah sakit Soedarso ini juga harus terintegrasi dengan rumah sakit
lain yang ada di Kalbar demikian halnya dengan rumah sakit lainnya baik swasta
maupun negeri harus terintegrasi, menurutnya hal ini untuk memudahkan pelayanan
bagi masyarakat.
Bang Midji
juga menegaskan kembali bahwa dirinya akan membangun rumah sakit Soedarso ini
menjadi 12 lantai yang nantinya pelayanan akan diatur terpusat setiap lantainya
dengan kebijakan pengembangan bidang-bidang pelayanan. Hal ini dilakukan supaya
adanya efesiensi pelayanan para dokter.
“Dari pade
dokter berjalan dari satu lorong ke lorong lain yang banyak menghabiskan waktunye,
lebih baik kite bangun dua belas lantai. Kita akan benahi semua sehingga dari
sisi bangunannya harus nyaman. Kalau perlu rumah sakit tidak ada bau obat, ada kafe,
taman yang baik dan fasilitas representatif lainnya,” imbuhnya.
Orang nomor
satu di Kalbar ini juga tak mempersoalkan adanya penolakan dari beberapa dewan terkait
kebijakannya yang akan menjadikan rumah sakit Soedarso menjadi 12 lantai. Pembangunan
RSUD Soedarso 12 lantai akan segera dilakukannya apabila Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) 2019 sudah disahkan.
“Kalau APBD
2019 sudah disahkan langsung saya tender. Kalaupun ada yang nolak, nanti kita
ekspos. Biar masyarakat yang menilai,” ucapnya.
Ia pun
meyakini pengembangan RSUD Soedarso yang sudah direncanakannya dapat terwujud.
“Kawasan
depan sudah kita bongkar, depan itu nantinya kite buat jalan. Jalan yang
sekarang akan jadi halaman. Tahun depan sisi kiri dan kanan parit akan di turap
beton. Yang pasti sisi tampilannya akan berubah drastis. Sebelum masa jabatan
saya berakhir, ini harus sudah selesai,” pungkasnya. (Fai)
KalbarOnline, Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat,
Sutarmidji mendampingi Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia (Kemenkes RI), Bambang Wibowo dan Inspektur Jenderal Kementerian
Kesehatan, drg Oscar Primadi meninjau pelayanan dan bangunan Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Soedarso Pontianak yang rencananya akan dibangun menjadi 12 lantai,
sekaligus memberikan pengarahan kepada para dokter dan manajemen RSUD Soedarso,
Jumat (5/10/2018).
Tampak pula
hadir Kepala Dinas Kesehatan Kalbar, dr Andy Jap, Direktur RSUD Soedarso
Pontianak, Yustar Mulyadi serta jajaran RSUD Soedarso dan para dokter.
Dirjen
Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, Bambang Wibowo menilai RSUD Soedarso beberapa
tahun belakangan menggalami perkembangan yang cukup baik dalam mutu pelayanan
dan ketersediaan pelayanan kesehatan.
“Rumah sakit
Soedarso ini dalam beberapa tahun belakangan ini menggalami perkembangan yang
pesat, baik dalam mutu pelayanan dan ketersediaan pelayanan kesehatan. Tentu harapan
kami rumah sakit ini bisa membanggakan bagi masyarakat Kalbar,” ujar Bambang.
Bambang
juga mengatakan bahwa RSUD Soedarso merupakan salah satu rumah sakit rujukan
nasional dari 14 rumah sakit yang ada di Indonesia. Untuk itu, ia meminta adanya
peningkatan pelayanan kesehatan yang prima dan lebih baik bagi masyarakat.
“Ini sangat
baik bagi manajemen RSUD karena didukung oleh Gubernur yang luar biasa juga Pemerintah
Pusat dan yang harus ditargetkan oleh RSUD Soedarso ini yakni terakreditasi
nasional KARS tingkat Paripurna yang sudah ada dan harus juga terakreditasi internasional
yang harus ditargetkan,” tuturnya.
Selain menargetkan
rumah sakit rujukan nasional, Bambang berharap RSUD Soedarso bisa menjadi rumah
sakit pendidikan yang bisa berkontribusi besar dalam menghasilkan dokter yang
baik untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Sementara Gubernur
Kalbar, Sutarmidji menegaskan komitmennya menjadikan RSUD Soedarso sebagai
kebanggaan masyarakat Kalbar. Pihaknya akan melakukan peningkatan sistem
yang berintegritas pada pengelolaan rumah sakit dan para medis yang melayani
pasien.
“Integritas itu penting untuk mencapai suatu perbaikan yang
cepat dan lebih baik. Saya ingin Soedarso ini menjadi kebanggaan dan kalau perlu jadi role model atau
percontohan pengembangan rumah sakit dan transparan dalam segala hal,” ujarnya usai
mendampingi Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
(Kemenkes RI), Bambang Wibowo dan Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan, drg
Oscar Primadi meninjau pelayanan dan bangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soedarso
Pontianak, Jumat (5/10/2018).
Apalagi, saat
ini rumah sakit Soedarso Pontianak sudah ditetapkan oleh Kemenkes RI sebagai
satu dari 14 RSUD yang berstatus rumah sakit rujukan nasional seluruh
Indonesia.
Bang Mijdi juga
menginginkan kedepannya rumah sakit Soedarso harus bisa terhubung dengan sistem
aplikasi yang mengetahui jumlah ruangan perawatan agar tidak ada lagi pasien
yang tidak mendapatkan ruangan perawatan.
“Kedepannya
saya mau rumah sakit ini membangun sistem aplikasi yang masyarakat bisa
mengetahui jumlah kamar perawatan yang kosong. Jadi kalau kondisi pasien darurat
langsung saja bawa ke sini,” ungkapnya.
Selain itu,
lanjutnya, rumah sakit Soedarso ini juga harus terintegrasi dengan rumah sakit
lain yang ada di Kalbar demikian halnya dengan rumah sakit lainnya baik swasta
maupun negeri harus terintegrasi, menurutnya hal ini untuk memudahkan pelayanan
bagi masyarakat.
Bang Midji
juga menegaskan kembali bahwa dirinya akan membangun rumah sakit Soedarso ini
menjadi 12 lantai yang nantinya pelayanan akan diatur terpusat setiap lantainya
dengan kebijakan pengembangan bidang-bidang pelayanan. Hal ini dilakukan supaya
adanya efesiensi pelayanan para dokter.
“Dari pade
dokter berjalan dari satu lorong ke lorong lain yang banyak menghabiskan waktunye,
lebih baik kite bangun dua belas lantai. Kita akan benahi semua sehingga dari
sisi bangunannya harus nyaman. Kalau perlu rumah sakit tidak ada bau obat, ada kafe,
taman yang baik dan fasilitas representatif lainnya,” imbuhnya.
Orang nomor
satu di Kalbar ini juga tak mempersoalkan adanya penolakan dari beberapa dewan terkait
kebijakannya yang akan menjadikan rumah sakit Soedarso menjadi 12 lantai. Pembangunan
RSUD Soedarso 12 lantai akan segera dilakukannya apabila Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) 2019 sudah disahkan.
“Kalau APBD
2019 sudah disahkan langsung saya tender. Kalaupun ada yang nolak, nanti kita
ekspos. Biar masyarakat yang menilai,” ucapnya.
Ia pun
meyakini pengembangan RSUD Soedarso yang sudah direncanakannya dapat terwujud.
“Kawasan
depan sudah kita bongkar, depan itu nantinya kite buat jalan. Jalan yang
sekarang akan jadi halaman. Tahun depan sisi kiri dan kanan parit akan di turap
beton. Yang pasti sisi tampilannya akan berubah drastis. Sebelum masa jabatan
saya berakhir, ini harus sudah selesai,” pungkasnya. (Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini