Pontianak    

Temui Peserta Aksi Kebangsaan di Bundaran Digulis Untan, Kapolda Kalbar Tegaskan Ini

Oleh : Jauhari Fatria
Jumat, 02 November 2018
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline,

Pontianak – Aliansi Pemuda Kalimantan Barat menggelar Aksi Bela Bangsa di

Bundaran Digulis Pontianak, Jumat (2/11/2018).

Aksi yang mendapat pengawalan ketat dari aparat Kepolisian

ini diikuti sejumlah organisasi kemasyarakatan pemuda diantaranya PMKRI, HMI,

KNPI, GMNI, PMII, Hikmahbudhi, GMKI dan Pemuda Pancasila.

Selain itu, turut serta pula organisasi adat seperti DAD,

MABM, MABT, IKBM dan KKSS dalam aksi itu.

Kapolda Kalbar, Irjen Pol Didi Haryono yang kebetulan pada

saat itu melintas di bundaran Digulis turun dari kendaraan dinasnya lantas menemui

peserta aksi.

Semua peserta aksi disapa dan diajak dialog oleh Kapolda.

Beberapa saat, seusai berdialog bersama perwakilan massa

aksi, orang nomor satu di Kepolisian Polda Kalbar ini menerima tiga lembar

kertas berisi seruan yang disampaikan aksi bela Bangsa.

“Hari ini kita melihat spirit pemuda, yang kebetulan masih

dalam suasana hari sumpah pemuda. Kalimantan Barat sangat multi etnis, kita

bisa bersatu bersama-sama untuk menjaga dalam bingkai NKRI. Tentunya tadi kita

telah mendengar poin-poin yang disampaikan perwakilan para pemuda di Kalbar.

Jadi intinya adalah mengajak kita semua menjaga keutuhan bangsa dan mengajak

bersama-sama menjaga stabilitas keamanan di wilayah Kalimantan barat, dan

alhamdulillah memang sampai saat ini, seluruh rangkaian aktivitas warga

masyarakat di Kalimantan Barat memang kondusif,” ungkapnya.

Sebagai informasi tambahan, isi lembaran lengkap pernyataan

sikap Aliansi Pemuda Kalimantan Barat adalah sebagai berikut:

Dijelaskannya didalam lembar tulisan, bahwa kita lahir dan

hidup di Indonesia, negeri yang kaya raya ragam dan macam suku bangsa, agama,

bahasa, ras etnis, golongan, budaya dan entah apalagi.

Tentunya keberagaman itu bisa berdampak positif maupun

negatif. Implikasi negatif muncul ketika keberagaman dimaknai ancaman, bukan

tantangan. Sehingga tidak tumbuh sikap saling memahami atas perbedaan tersebut.

Sebaliknya, jika diantara anak bangsa ini bisa menjalankan sikap saling

memahami dan toleransi atas perbedaan itu, keberagaman akan menjadi sebuah

kekuatan yang dasyat. Kita memiliki alat pemersatu perbedaan yang lahir dari

nilai-nilai luhur bangsa, yaitu Pancasila dan Undang-undang 1945 dengan

berbagai tatanan yang sistematis didalamnya.

Meski demikian, harus diakui bahwa persoalan kerukunan hidup

beragama masih merupakan tantangan yang serius yang harus dihadapi. Entah

karena faktor provokasi dan tantangan dari luar maupun dari negeri kita

sendiri. Tapi apapun tantangan dan persoalannya, kita yakin bahwa tuhan akan

memberikan jalan penyelesaian. Sebagai negeri yang besar dan kaya keberagaman

memang banyak tantangan yang harus dihadapi, tapi pasti banyak solusi yang bisa

digali. Kerukunan agama bukan merupakan kebutuhan atau tuntutan dari

pemerintah, itu merupakan kewajiban, yang lebih luasnya mengenai kemanusiaan.

Karena hidup rukun dan damai adalah kewajiban kemanusiaan dari diri setiap

orang. Sila pertama sari Pancasila hakekatnya merupakan komitmen mendasar bagi

bangsa bahwa hidup harus berlandaskan sendi-sendi agama. Oleh karena itu mari

kita bangun kehidupan beragama secara berkualitas dan bermartabat dengan

menjunjung tinggi semangat kerukunan dan kedamaian antar umat beragama.

Kerukunan beragama bertujuan untuk menciptakan interaksi sosial yang baik dan

merupakan kepentingan negara dalam mewujudkan negara yang aman, daman dan

nyaman.

Menyadari hal ini, para pendiri negeri ini telah memikirkan

bagaimana upaya agar mempersatukan masyarakat Indonesia yang beraneka ragam

melalui semboyan “Bhineka Tunggal Ika”. Yang mempunyai arti berbeda-beda tetapi

tetap satu jua. Secara mendalam bhineka tunggal ika memiliki makna walaupun

Indonesia sebagai negara yang multi kultural, dimana terdapat banyak suku,

agama, ras, kesenian adat, bahasa dan lain sebagainya namun tetap satu kesatuan

yaitu sebangsa dan setanah air. Dipersatukan dengan bendera, lagu kebangsaan,

mata uang, bahasa dan lain sebagainya.

Disisi yang lain, tokeransi dari perspektif kaum muda,

toleransi dan sikap yang saling memiliki dan menghargai perekat dan pengikat

kerukunan bangsa. Potensi konflik dan tanyangan dimana kita merupakan negara

kepulauan yang memiliki keragaman dalam segala hal. Nilai-nilai agama dan

budaya tidak dijadikan sumber etika dalam berbangsa dan bernegara. Semua agama

mengajarkan tentang kebaikan. Adanya nilai-nilai budaya sebagai sumber etika

dan moral. Terakhir kepedulian generasi muda dalam menjaga persatuan.

Terjadinya konflik sosial budaya terjadi karena salah dalam mengartikan

toleransi, selain itu kesenjangan ekonomi, praktek birokrasi yang diwarnai KKN,

praktek demokrasi yang mencampur adukan kepentingan pribadi dan kelompoknya.

Toleransi dari prespektif kaum muda menjadikan nilai-nilai agama dan budaya

sebagai sumber etika kehidupan dalam rangka memperkuat akhlak dan moral.

Sejarah perjuangan bangsa Indonesia telah mencatat peran penting pemuda,

sebagai garda terdepan bangsa ini. Toleransi merupakan kebutuhan mutlak dalam

kehidupan bermasyarakat.

Saat ini bangsa kita menghadapi kondisi yang mengkwatirkan,

terutama kemunculan kehendak-kehendak yang mengingkari adanya kebhinekaan yang

menjadi kekuatan bangsa.

Saat ini sangat memprihatinkan karena bersamaan dengan

kondisi tersebut, sesama anak bangsa juga mulai saling tidak percaya satu sama

lain sehingga mengancam kelangsungan berbangsa dan bernegara.

Saat ini, kehidupan berbangsa kita sedang menghadapi tantangan

yang cukup berat, proses mengupayakan negara demokrasi yang matang diguncang

oleh situasi politik yang jauh dari kesantunan dan adab mulia.

Sajian drama dan ujaran kebencian juga merajalela di

media sosial. Situasi yang sarat muatan kecurigaan dan ketakutan antar kelompok

tersebut tentu tidak boleh terus dilanggengkan. Ditengah posisi media

mainstream (arus utama) yang terkooptasi oleh kepentingan politik pemiliknya

dan berita hoax (bohong) yang marak, menuntut kaum muda untuk tampil sebagai

penyelamat bangsa,” Demikian kutipan tulisan ajakan dari aaliansi Pemuda

Kalbar. (*/Fai)

Artikel Selanjutnya
Sertijab Tiga Pama, Kapolres Sekadau: Tanggungjawab dan Profesional
Jumat, 02 November 2018
Artikel Sebelumnya
Wujud Kepedulian, Bhabinkamtibmas Bantu Warga Desa Binaan Perbaiki Jembatan
Jumat, 02 November 2018

Berita terkait