Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Jumat, 02 November 2018 |
KalbarOnline,
Pontianak – Aliansi Pemuda Kalimantan Barat menggelar Aksi Bela Bangsa di
Bundaran Digulis Pontianak, Jumat (2/11/2018).
Aksi yang mendapat pengawalan ketat dari aparat Kepolisian
ini diikuti sejumlah organisasi kemasyarakatan pemuda diantaranya PMKRI, HMI,
KNPI, GMNI, PMII, Hikmahbudhi, GMKI dan Pemuda Pancasila.
Selain itu, turut serta pula organisasi adat seperti DAD,
MABM, MABT, IKBM dan KKSS dalam aksi itu.
Kapolda Kalbar, Irjen Pol Didi Haryono yang kebetulan pada
saat itu melintas di bundaran Digulis turun dari kendaraan dinasnya lantas menemui
peserta aksi.
Semua peserta aksi disapa dan diajak dialog oleh Kapolda.
Beberapa saat, seusai berdialog bersama perwakilan massa
aksi, orang nomor satu di Kepolisian Polda Kalbar ini menerima tiga lembar
kertas berisi seruan yang disampaikan aksi bela Bangsa.
“Hari ini kita melihat spirit pemuda, yang kebetulan masih
dalam suasana hari sumpah pemuda. Kalimantan Barat sangat multi etnis, kita
bisa bersatu bersama-sama untuk menjaga dalam bingkai NKRI. Tentunya tadi kita
telah mendengar poin-poin yang disampaikan perwakilan para pemuda di Kalbar.
Jadi intinya adalah mengajak kita semua menjaga keutuhan bangsa dan mengajak
bersama-sama menjaga stabilitas keamanan di wilayah Kalimantan barat, dan
alhamdulillah memang sampai saat ini, seluruh rangkaian aktivitas warga
masyarakat di Kalimantan Barat memang kondusif,” ungkapnya.
Sebagai informasi tambahan, isi lembaran lengkap pernyataan
sikap Aliansi Pemuda Kalimantan Barat adalah sebagai berikut:
Dijelaskannya didalam lembar tulisan, bahwa kita lahir dan
hidup di Indonesia, negeri yang kaya raya ragam dan macam suku bangsa, agama,
bahasa, ras etnis, golongan, budaya dan entah apalagi.
Tentunya keberagaman itu bisa berdampak positif maupun
negatif. Implikasi negatif muncul ketika keberagaman dimaknai ancaman, bukan
tantangan. Sehingga tidak tumbuh sikap saling memahami atas perbedaan tersebut.
Sebaliknya, jika diantara anak bangsa ini bisa menjalankan sikap saling
memahami dan toleransi atas perbedaan itu, keberagaman akan menjadi sebuah
kekuatan yang dasyat. Kita memiliki alat pemersatu perbedaan yang lahir dari
nilai-nilai luhur bangsa, yaitu Pancasila dan Undang-undang 1945 dengan
berbagai tatanan yang sistematis didalamnya.
Meski demikian, harus diakui bahwa persoalan kerukunan hidup
beragama masih merupakan tantangan yang serius yang harus dihadapi. Entah
karena faktor provokasi dan tantangan dari luar maupun dari negeri kita
sendiri. Tapi apapun tantangan dan persoalannya, kita yakin bahwa tuhan akan
memberikan jalan penyelesaian. Sebagai negeri yang besar dan kaya keberagaman
memang banyak tantangan yang harus dihadapi, tapi pasti banyak solusi yang bisa
digali. Kerukunan agama bukan merupakan kebutuhan atau tuntutan dari
pemerintah, itu merupakan kewajiban, yang lebih luasnya mengenai kemanusiaan.
Karena hidup rukun dan damai adalah kewajiban kemanusiaan dari diri setiap
orang. Sila pertama sari Pancasila hakekatnya merupakan komitmen mendasar bagi
bangsa bahwa hidup harus berlandaskan sendi-sendi agama. Oleh karena itu mari
kita bangun kehidupan beragama secara berkualitas dan bermartabat dengan
menjunjung tinggi semangat kerukunan dan kedamaian antar umat beragama.
Kerukunan beragama bertujuan untuk menciptakan interaksi sosial yang baik dan
merupakan kepentingan negara dalam mewujudkan negara yang aman, daman dan
nyaman.
Menyadari hal ini, para pendiri negeri ini telah memikirkan
bagaimana upaya agar mempersatukan masyarakat Indonesia yang beraneka ragam
melalui semboyan “Bhineka Tunggal Ika”. Yang mempunyai arti berbeda-beda tetapi
tetap satu jua. Secara mendalam bhineka tunggal ika memiliki makna walaupun
Indonesia sebagai negara yang multi kultural, dimana terdapat banyak suku,
agama, ras, kesenian adat, bahasa dan lain sebagainya namun tetap satu kesatuan
yaitu sebangsa dan setanah air. Dipersatukan dengan bendera, lagu kebangsaan,
mata uang, bahasa dan lain sebagainya.
Disisi yang lain, tokeransi dari perspektif kaum muda,
toleransi dan sikap yang saling memiliki dan menghargai perekat dan pengikat
kerukunan bangsa. Potensi konflik dan tanyangan dimana kita merupakan negara
kepulauan yang memiliki keragaman dalam segala hal. Nilai-nilai agama dan
budaya tidak dijadikan sumber etika dalam berbangsa dan bernegara. Semua agama
mengajarkan tentang kebaikan. Adanya nilai-nilai budaya sebagai sumber etika
dan moral. Terakhir kepedulian generasi muda dalam menjaga persatuan.
Terjadinya konflik sosial budaya terjadi karena salah dalam mengartikan
toleransi, selain itu kesenjangan ekonomi, praktek birokrasi yang diwarnai KKN,
praktek demokrasi yang mencampur adukan kepentingan pribadi dan kelompoknya.
Toleransi dari prespektif kaum muda menjadikan nilai-nilai agama dan budaya
sebagai sumber etika kehidupan dalam rangka memperkuat akhlak dan moral.
Sejarah perjuangan bangsa Indonesia telah mencatat peran penting pemuda,
sebagai garda terdepan bangsa ini. Toleransi merupakan kebutuhan mutlak dalam
kehidupan bermasyarakat.
Saat ini bangsa kita menghadapi kondisi yang mengkwatirkan,
terutama kemunculan kehendak-kehendak yang mengingkari adanya kebhinekaan yang
menjadi kekuatan bangsa.
Saat ini sangat memprihatinkan karena bersamaan dengan
kondisi tersebut, sesama anak bangsa juga mulai saling tidak percaya satu sama
lain sehingga mengancam kelangsungan berbangsa dan bernegara.
Saat ini, kehidupan berbangsa kita sedang menghadapi tantangan
yang cukup berat, proses mengupayakan negara demokrasi yang matang diguncang
oleh situasi politik yang jauh dari kesantunan dan adab mulia.
Sajian drama dan ujaran kebencian juga merajalela di
media sosial. Situasi yang sarat muatan kecurigaan dan ketakutan antar kelompok
tersebut tentu tidak boleh terus dilanggengkan. Ditengah posisi media
mainstream (arus utama) yang terkooptasi oleh kepentingan politik pemiliknya
dan berita hoax (bohong) yang marak, menuntut kaum muda untuk tampil sebagai
penyelamat bangsa,” Demikian kutipan tulisan ajakan dari aaliansi Pemuda
Kalbar. (*/Fai)
KalbarOnline,
Pontianak – Aliansi Pemuda Kalimantan Barat menggelar Aksi Bela Bangsa di
Bundaran Digulis Pontianak, Jumat (2/11/2018).
Aksi yang mendapat pengawalan ketat dari aparat Kepolisian
ini diikuti sejumlah organisasi kemasyarakatan pemuda diantaranya PMKRI, HMI,
KNPI, GMNI, PMII, Hikmahbudhi, GMKI dan Pemuda Pancasila.
Selain itu, turut serta pula organisasi adat seperti DAD,
MABM, MABT, IKBM dan KKSS dalam aksi itu.
Kapolda Kalbar, Irjen Pol Didi Haryono yang kebetulan pada
saat itu melintas di bundaran Digulis turun dari kendaraan dinasnya lantas menemui
peserta aksi.
Semua peserta aksi disapa dan diajak dialog oleh Kapolda.
Beberapa saat, seusai berdialog bersama perwakilan massa
aksi, orang nomor satu di Kepolisian Polda Kalbar ini menerima tiga lembar
kertas berisi seruan yang disampaikan aksi bela Bangsa.
“Hari ini kita melihat spirit pemuda, yang kebetulan masih
dalam suasana hari sumpah pemuda. Kalimantan Barat sangat multi etnis, kita
bisa bersatu bersama-sama untuk menjaga dalam bingkai NKRI. Tentunya tadi kita
telah mendengar poin-poin yang disampaikan perwakilan para pemuda di Kalbar.
Jadi intinya adalah mengajak kita semua menjaga keutuhan bangsa dan mengajak
bersama-sama menjaga stabilitas keamanan di wilayah Kalimantan barat, dan
alhamdulillah memang sampai saat ini, seluruh rangkaian aktivitas warga
masyarakat di Kalimantan Barat memang kondusif,” ungkapnya.
Sebagai informasi tambahan, isi lembaran lengkap pernyataan
sikap Aliansi Pemuda Kalimantan Barat adalah sebagai berikut:
Dijelaskannya didalam lembar tulisan, bahwa kita lahir dan
hidup di Indonesia, negeri yang kaya raya ragam dan macam suku bangsa, agama,
bahasa, ras etnis, golongan, budaya dan entah apalagi.
Tentunya keberagaman itu bisa berdampak positif maupun
negatif. Implikasi negatif muncul ketika keberagaman dimaknai ancaman, bukan
tantangan. Sehingga tidak tumbuh sikap saling memahami atas perbedaan tersebut.
Sebaliknya, jika diantara anak bangsa ini bisa menjalankan sikap saling
memahami dan toleransi atas perbedaan itu, keberagaman akan menjadi sebuah
kekuatan yang dasyat. Kita memiliki alat pemersatu perbedaan yang lahir dari
nilai-nilai luhur bangsa, yaitu Pancasila dan Undang-undang 1945 dengan
berbagai tatanan yang sistematis didalamnya.
Meski demikian, harus diakui bahwa persoalan kerukunan hidup
beragama masih merupakan tantangan yang serius yang harus dihadapi. Entah
karena faktor provokasi dan tantangan dari luar maupun dari negeri kita
sendiri. Tapi apapun tantangan dan persoalannya, kita yakin bahwa tuhan akan
memberikan jalan penyelesaian. Sebagai negeri yang besar dan kaya keberagaman
memang banyak tantangan yang harus dihadapi, tapi pasti banyak solusi yang bisa
digali. Kerukunan agama bukan merupakan kebutuhan atau tuntutan dari
pemerintah, itu merupakan kewajiban, yang lebih luasnya mengenai kemanusiaan.
Karena hidup rukun dan damai adalah kewajiban kemanusiaan dari diri setiap
orang. Sila pertama sari Pancasila hakekatnya merupakan komitmen mendasar bagi
bangsa bahwa hidup harus berlandaskan sendi-sendi agama. Oleh karena itu mari
kita bangun kehidupan beragama secara berkualitas dan bermartabat dengan
menjunjung tinggi semangat kerukunan dan kedamaian antar umat beragama.
Kerukunan beragama bertujuan untuk menciptakan interaksi sosial yang baik dan
merupakan kepentingan negara dalam mewujudkan negara yang aman, daman dan
nyaman.
Menyadari hal ini, para pendiri negeri ini telah memikirkan
bagaimana upaya agar mempersatukan masyarakat Indonesia yang beraneka ragam
melalui semboyan “Bhineka Tunggal Ika”. Yang mempunyai arti berbeda-beda tetapi
tetap satu jua. Secara mendalam bhineka tunggal ika memiliki makna walaupun
Indonesia sebagai negara yang multi kultural, dimana terdapat banyak suku,
agama, ras, kesenian adat, bahasa dan lain sebagainya namun tetap satu kesatuan
yaitu sebangsa dan setanah air. Dipersatukan dengan bendera, lagu kebangsaan,
mata uang, bahasa dan lain sebagainya.
Disisi yang lain, tokeransi dari perspektif kaum muda,
toleransi dan sikap yang saling memiliki dan menghargai perekat dan pengikat
kerukunan bangsa. Potensi konflik dan tanyangan dimana kita merupakan negara
kepulauan yang memiliki keragaman dalam segala hal. Nilai-nilai agama dan
budaya tidak dijadikan sumber etika dalam berbangsa dan bernegara. Semua agama
mengajarkan tentang kebaikan. Adanya nilai-nilai budaya sebagai sumber etika
dan moral. Terakhir kepedulian generasi muda dalam menjaga persatuan.
Terjadinya konflik sosial budaya terjadi karena salah dalam mengartikan
toleransi, selain itu kesenjangan ekonomi, praktek birokrasi yang diwarnai KKN,
praktek demokrasi yang mencampur adukan kepentingan pribadi dan kelompoknya.
Toleransi dari prespektif kaum muda menjadikan nilai-nilai agama dan budaya
sebagai sumber etika kehidupan dalam rangka memperkuat akhlak dan moral.
Sejarah perjuangan bangsa Indonesia telah mencatat peran penting pemuda,
sebagai garda terdepan bangsa ini. Toleransi merupakan kebutuhan mutlak dalam
kehidupan bermasyarakat.
Saat ini bangsa kita menghadapi kondisi yang mengkwatirkan,
terutama kemunculan kehendak-kehendak yang mengingkari adanya kebhinekaan yang
menjadi kekuatan bangsa.
Saat ini sangat memprihatinkan karena bersamaan dengan
kondisi tersebut, sesama anak bangsa juga mulai saling tidak percaya satu sama
lain sehingga mengancam kelangsungan berbangsa dan bernegara.
Saat ini, kehidupan berbangsa kita sedang menghadapi tantangan
yang cukup berat, proses mengupayakan negara demokrasi yang matang diguncang
oleh situasi politik yang jauh dari kesantunan dan adab mulia.
Sajian drama dan ujaran kebencian juga merajalela di
media sosial. Situasi yang sarat muatan kecurigaan dan ketakutan antar kelompok
tersebut tentu tidak boleh terus dilanggengkan. Ditengah posisi media
mainstream (arus utama) yang terkooptasi oleh kepentingan politik pemiliknya
dan berita hoax (bohong) yang marak, menuntut kaum muda untuk tampil sebagai
penyelamat bangsa,” Demikian kutipan tulisan ajakan dari aaliansi Pemuda
Kalbar. (*/Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini