Pontianak    

Porprov Kalbar XII, Kelas PTP 10 Ribu Cabor Sepatu Roda Dibatalkan: Nihil Kontribusi Medali

Oleh : Jauhari Fatria
Sabtu, 24 November 2018
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline,

Pontianak – Cabang olahraga sepatu roda di ajang Pekan Olahraga Provinsi

(Porprov) XII Kalimantan Barat tahun 2018 menjadi catatan buruk pada even akbar

ini.

Pasalnya, sejumlah persoalan terjadi mulai dari waktu

pelaksanaan, dugaan diskriminasi terhadap salah satu kontingen hingga

dibatalkannya salah satu kelas dari lima kelas yang dipertandingkan yakni di

kelas point to point (PTP) 10 ribu

kilometer yang artinya dalam kelas ini nihil kontribusi medali.

Hal ini turut dibenarkan Ketua panitia pelaksanaan cabang

olahraga sepatu roda Porprov Kalbar 2018, Efri Sulistianto. Ia mengatakan bahwa

seyogianya pelaksanaan cabor sepatu roda dilaksanakan pada 22-24 November,

namun didalam perjalanannya terdapat sejumlah persoalan teknis sehingga pelaksanaannya

dilakukan pada 23-24 November untuk lima kelas yang dipertandingkan.

Kemudian mengenai dibatalkannya kelas PTP 10 ribu kilometer

kategori putra dan putri diambil melalui voting dari 8 kabupaten dan kota yang

turut serta. Dari seluruh pengcab, hanya Pengcab Perserosi Kota Pontianak yang

menolak kelas pertandingan tersebut dibatalkan.

Seperti diketahui dari 8 kabupaten dan kota yang turut serta

tersebut diantaranya, Pengcab Perserosi Kapuas Hulu, Ketapang, Sintang,

Sekadau, Landak, Sambas, Kubu Raya dan Kota Pontianak dengan keseluruhan sebanyak

54 atlet.

“Untuk kelas 300, 500 dan 1000 individual time trial (ITT) serta

15 ribu eliminasi masing-masing untuk putra dan putri sudah dilaksanakan

kemarin pada 23 November. Hari ini sebenarnya dilaksanakan PTP 10 ribu kategori

putra dan putri, namun dikarenakan kondisi cuaca dari subuh tadi hujan, lapangan

basah sehingga tidak dapat dijadikan lintasan untuk atlet sehingga pengcab 7

kabupaten tidak setuju kelas ini dilanjutkan hanya Kota Pontianak yang bersedia

melanjutkan, sehingga berdasarkan itu kita putuskan kelas ini kita tutup,”

tukasnya.

Efri mengatakan pihaknya juga sudah menyerahkan kembali segala

keputusan kelanjutan pertandingan di kelas PTP 10 ribu ini kepada seluruh

pengcab. Keputusan dibatalkannya kelas ini juga lantaran pihaknya menilai

kurangnya perhatian dari KONI Provinsi.

“Sepatu roda ini kan tingkat resikonya  tinggi, karena berpacu pada kecepatan. Kalau aspal

itu basah, apalagi tergenang, itu bahaya untuk anak-anak, fatal akibatnya. Olahraga,

kalau untuk menciderai atlet, lebih baik tidak usah dilaksanakan. Kemudian tidak

ada tim medis yang disediakan dari KONI tidak ada, layaknya suatu pertandingan

itu harus ada tim medis, sampai saat ini tim medis tidak ada disediakan. Sehingga

kita putuskan PTP 10 ribu dibatalkan pelaksanaannya dan tidak ada kontribusi

lagi untuk hari berikutnya, karena perhitungan medali hari ini terakhir

sekaligus penutupan dan PTP 10 ribu kosong atau nihil medali,” tukasnya lagi.

Sementara Pengcab Perserosi Sintang, Yeri Wahyudi turut

mengaku kecewa lantaran dibatalkannya kelas PTP 10 ribu di cabor sepatu roda

pada ajang Porprov Kalbar ke-XII ini.

“Sedikit kecewa, atlet sudah siap. Tapi mau bagaimana lagi,

dikarenakan faktor cuaca yang tidak bersahabat juga, jadi kita  tidak bisa ambil resiko, karena sepatu roda

ini kalau dengan lintasan yang basah itu resiko. Kita tidak bisa juga

mengorbankan keselamatan atlet, jadi dibuat keputusan dari panitia dan

disepakati 7 Pengcab diluar Pengcab Pontianak, jadi kita harus ikut keputusan

panitia,” tuturnya.

Sementara salah seorang official Pengcab Perserosi Pontianak,

Indra Putra menyesalkan dan mengaku kecewa berat lantaran dibatalkannya kelas PTP

10 ribu.

“Tadi pagi memang hujan, lalu kita musyawarah dengan Pengcab

kabupaten lain dan seluruh panitia. Awalnya semuanya sepakat pertandingan akan

dilaksanakan kalau keadaan sudah aman, lintasan sudah kering. Kita dari

kontingen Pontianak juga bantu bersih-bersih lintasan,” tukasnya.

Indra Putra menilai ada kesepahaman antara

kontingen-kontingen lainnya agar kelas PTP 10 ribu tidak terlaksana.

“Kita kan hanya satu suara melawan tujuh suara dari Pengcab

lain. Jadi kalaupun Pontianak siap sementara yang Pengcab kabupaten lain tidak siap

bertanding, akhirnya kalaupun dipertandingkan jadi eksibisi percuma, tentu atlet

kita kecewa,” ujarnya.

“Karena atlet kita ini latihan sudah bertahun-tahun bukan

sehari dua hari, mempersiapkan Porprov, mereka ikut seleksi bahkan mengorbankan

sekolah tapi karena sudah seperti itu, kami dari official terima tapi orang tua

dan atlet itu sendiri tentu kecewa, karena tidak selayaknya dibatalkan apalagi

kita lihat kondisi lintasan sekarang sudah kembali normal lagi. Tapi memang keikutsertaan

kami dari kontingen Pontianak sedari awal sudah dicoba untuk dihalang-halangi,”

tandasnya. (Fai)

Artikel Selanjutnya
Seminar Hutan Adat dan Rakor, DAD: Tambah Wawasan Temenggung se-Kabupaten Sekadau
Sabtu, 24 November 2018
Artikel Sebelumnya
Lestarikan Budaya, Kodim 1203 Ketapang Gelar Kejuaraan Menyumpit
Sabtu, 24 November 2018

Berita terkait