Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Sabtu, 24 November 2018 |
KalbarOnline,
Pontianak – Cabang olahraga sepatu roda di ajang Pekan Olahraga Provinsi
(Porprov) XII Kalimantan Barat tahun 2018 menjadi catatan buruk pada even akbar
ini.
Pasalnya, sejumlah persoalan terjadi mulai dari waktu
pelaksanaan, dugaan diskriminasi terhadap salah satu kontingen hingga
dibatalkannya salah satu kelas dari lima kelas yang dipertandingkan yakni di
kelas point to point (PTP) 10 ribu
kilometer yang artinya dalam kelas ini nihil kontribusi medali.
Hal ini turut dibenarkan Ketua panitia pelaksanaan cabang
olahraga sepatu roda Porprov Kalbar 2018, Efri Sulistianto. Ia mengatakan bahwa
seyogianya pelaksanaan cabor sepatu roda dilaksanakan pada 22-24 November,
namun didalam perjalanannya terdapat sejumlah persoalan teknis sehingga pelaksanaannya
dilakukan pada 23-24 November untuk lima kelas yang dipertandingkan.
Kemudian mengenai dibatalkannya kelas PTP 10 ribu kilometer
kategori putra dan putri diambil melalui voting dari 8 kabupaten dan kota yang
turut serta. Dari seluruh pengcab, hanya Pengcab Perserosi Kota Pontianak yang
menolak kelas pertandingan tersebut dibatalkan.
Seperti diketahui dari 8 kabupaten dan kota yang turut serta
tersebut diantaranya, Pengcab Perserosi Kapuas Hulu, Ketapang, Sintang,
Sekadau, Landak, Sambas, Kubu Raya dan Kota Pontianak dengan keseluruhan sebanyak
54 atlet.
“Untuk kelas 300, 500 dan 1000 individual time trial (ITT) serta
15 ribu eliminasi masing-masing untuk putra dan putri sudah dilaksanakan
kemarin pada 23 November. Hari ini sebenarnya dilaksanakan PTP 10 ribu kategori
putra dan putri, namun dikarenakan kondisi cuaca dari subuh tadi hujan, lapangan
basah sehingga tidak dapat dijadikan lintasan untuk atlet sehingga pengcab 7
kabupaten tidak setuju kelas ini dilanjutkan hanya Kota Pontianak yang bersedia
melanjutkan, sehingga berdasarkan itu kita putuskan kelas ini kita tutup,”
tukasnya.
Efri mengatakan pihaknya juga sudah menyerahkan kembali segala
keputusan kelanjutan pertandingan di kelas PTP 10 ribu ini kepada seluruh
pengcab. Keputusan dibatalkannya kelas ini juga lantaran pihaknya menilai
kurangnya perhatian dari KONI Provinsi.
“Sepatu roda ini kan tingkat resikonya tinggi, karena berpacu pada kecepatan. Kalau aspal
itu basah, apalagi tergenang, itu bahaya untuk anak-anak, fatal akibatnya. Olahraga,
kalau untuk menciderai atlet, lebih baik tidak usah dilaksanakan. Kemudian tidak
ada tim medis yang disediakan dari KONI tidak ada, layaknya suatu pertandingan
itu harus ada tim medis, sampai saat ini tim medis tidak ada disediakan. Sehingga
kita putuskan PTP 10 ribu dibatalkan pelaksanaannya dan tidak ada kontribusi
lagi untuk hari berikutnya, karena perhitungan medali hari ini terakhir
sekaligus penutupan dan PTP 10 ribu kosong atau nihil medali,” tukasnya lagi.
Sementara Pengcab Perserosi Sintang, Yeri Wahyudi turut
mengaku kecewa lantaran dibatalkannya kelas PTP 10 ribu di cabor sepatu roda
pada ajang Porprov Kalbar ke-XII ini.
“Sedikit kecewa, atlet sudah siap. Tapi mau bagaimana lagi,
dikarenakan faktor cuaca yang tidak bersahabat juga, jadi kita tidak bisa ambil resiko, karena sepatu roda
ini kalau dengan lintasan yang basah itu resiko. Kita tidak bisa juga
mengorbankan keselamatan atlet, jadi dibuat keputusan dari panitia dan
disepakati 7 Pengcab diluar Pengcab Pontianak, jadi kita harus ikut keputusan
panitia,” tuturnya.
Sementara salah seorang official Pengcab Perserosi Pontianak,
Indra Putra menyesalkan dan mengaku kecewa berat lantaran dibatalkannya kelas PTP
10 ribu.
“Tadi pagi memang hujan, lalu kita musyawarah dengan Pengcab
kabupaten lain dan seluruh panitia. Awalnya semuanya sepakat pertandingan akan
dilaksanakan kalau keadaan sudah aman, lintasan sudah kering. Kita dari
kontingen Pontianak juga bantu bersih-bersih lintasan,” tukasnya.
Indra Putra menilai ada kesepahaman antara
kontingen-kontingen lainnya agar kelas PTP 10 ribu tidak terlaksana.
“Kita kan hanya satu suara melawan tujuh suara dari Pengcab
lain. Jadi kalaupun Pontianak siap sementara yang Pengcab kabupaten lain tidak siap
bertanding, akhirnya kalaupun dipertandingkan jadi eksibisi percuma, tentu atlet
kita kecewa,” ujarnya.
“Karena atlet kita ini latihan sudah bertahun-tahun bukan
sehari dua hari, mempersiapkan Porprov, mereka ikut seleksi bahkan mengorbankan
sekolah tapi karena sudah seperti itu, kami dari official terima tapi orang tua
dan atlet itu sendiri tentu kecewa, karena tidak selayaknya dibatalkan apalagi
kita lihat kondisi lintasan sekarang sudah kembali normal lagi. Tapi memang keikutsertaan
kami dari kontingen Pontianak sedari awal sudah dicoba untuk dihalang-halangi,”
tandasnya. (Fai)
KalbarOnline,
Pontianak – Cabang olahraga sepatu roda di ajang Pekan Olahraga Provinsi
(Porprov) XII Kalimantan Barat tahun 2018 menjadi catatan buruk pada even akbar
ini.
Pasalnya, sejumlah persoalan terjadi mulai dari waktu
pelaksanaan, dugaan diskriminasi terhadap salah satu kontingen hingga
dibatalkannya salah satu kelas dari lima kelas yang dipertandingkan yakni di
kelas point to point (PTP) 10 ribu
kilometer yang artinya dalam kelas ini nihil kontribusi medali.
Hal ini turut dibenarkan Ketua panitia pelaksanaan cabang
olahraga sepatu roda Porprov Kalbar 2018, Efri Sulistianto. Ia mengatakan bahwa
seyogianya pelaksanaan cabor sepatu roda dilaksanakan pada 22-24 November,
namun didalam perjalanannya terdapat sejumlah persoalan teknis sehingga pelaksanaannya
dilakukan pada 23-24 November untuk lima kelas yang dipertandingkan.
Kemudian mengenai dibatalkannya kelas PTP 10 ribu kilometer
kategori putra dan putri diambil melalui voting dari 8 kabupaten dan kota yang
turut serta. Dari seluruh pengcab, hanya Pengcab Perserosi Kota Pontianak yang
menolak kelas pertandingan tersebut dibatalkan.
Seperti diketahui dari 8 kabupaten dan kota yang turut serta
tersebut diantaranya, Pengcab Perserosi Kapuas Hulu, Ketapang, Sintang,
Sekadau, Landak, Sambas, Kubu Raya dan Kota Pontianak dengan keseluruhan sebanyak
54 atlet.
“Untuk kelas 300, 500 dan 1000 individual time trial (ITT) serta
15 ribu eliminasi masing-masing untuk putra dan putri sudah dilaksanakan
kemarin pada 23 November. Hari ini sebenarnya dilaksanakan PTP 10 ribu kategori
putra dan putri, namun dikarenakan kondisi cuaca dari subuh tadi hujan, lapangan
basah sehingga tidak dapat dijadikan lintasan untuk atlet sehingga pengcab 7
kabupaten tidak setuju kelas ini dilanjutkan hanya Kota Pontianak yang bersedia
melanjutkan, sehingga berdasarkan itu kita putuskan kelas ini kita tutup,”
tukasnya.
Efri mengatakan pihaknya juga sudah menyerahkan kembali segala
keputusan kelanjutan pertandingan di kelas PTP 10 ribu ini kepada seluruh
pengcab. Keputusan dibatalkannya kelas ini juga lantaran pihaknya menilai
kurangnya perhatian dari KONI Provinsi.
“Sepatu roda ini kan tingkat resikonya tinggi, karena berpacu pada kecepatan. Kalau aspal
itu basah, apalagi tergenang, itu bahaya untuk anak-anak, fatal akibatnya. Olahraga,
kalau untuk menciderai atlet, lebih baik tidak usah dilaksanakan. Kemudian tidak
ada tim medis yang disediakan dari KONI tidak ada, layaknya suatu pertandingan
itu harus ada tim medis, sampai saat ini tim medis tidak ada disediakan. Sehingga
kita putuskan PTP 10 ribu dibatalkan pelaksanaannya dan tidak ada kontribusi
lagi untuk hari berikutnya, karena perhitungan medali hari ini terakhir
sekaligus penutupan dan PTP 10 ribu kosong atau nihil medali,” tukasnya lagi.
Sementara Pengcab Perserosi Sintang, Yeri Wahyudi turut
mengaku kecewa lantaran dibatalkannya kelas PTP 10 ribu di cabor sepatu roda
pada ajang Porprov Kalbar ke-XII ini.
“Sedikit kecewa, atlet sudah siap. Tapi mau bagaimana lagi,
dikarenakan faktor cuaca yang tidak bersahabat juga, jadi kita tidak bisa ambil resiko, karena sepatu roda
ini kalau dengan lintasan yang basah itu resiko. Kita tidak bisa juga
mengorbankan keselamatan atlet, jadi dibuat keputusan dari panitia dan
disepakati 7 Pengcab diluar Pengcab Pontianak, jadi kita harus ikut keputusan
panitia,” tuturnya.
Sementara salah seorang official Pengcab Perserosi Pontianak,
Indra Putra menyesalkan dan mengaku kecewa berat lantaran dibatalkannya kelas PTP
10 ribu.
“Tadi pagi memang hujan, lalu kita musyawarah dengan Pengcab
kabupaten lain dan seluruh panitia. Awalnya semuanya sepakat pertandingan akan
dilaksanakan kalau keadaan sudah aman, lintasan sudah kering. Kita dari
kontingen Pontianak juga bantu bersih-bersih lintasan,” tukasnya.
Indra Putra menilai ada kesepahaman antara
kontingen-kontingen lainnya agar kelas PTP 10 ribu tidak terlaksana.
“Kita kan hanya satu suara melawan tujuh suara dari Pengcab
lain. Jadi kalaupun Pontianak siap sementara yang Pengcab kabupaten lain tidak siap
bertanding, akhirnya kalaupun dipertandingkan jadi eksibisi percuma, tentu atlet
kita kecewa,” ujarnya.
“Karena atlet kita ini latihan sudah bertahun-tahun bukan
sehari dua hari, mempersiapkan Porprov, mereka ikut seleksi bahkan mengorbankan
sekolah tapi karena sudah seperti itu, kami dari official terima tapi orang tua
dan atlet itu sendiri tentu kecewa, karena tidak selayaknya dibatalkan apalagi
kita lihat kondisi lintasan sekarang sudah kembali normal lagi. Tapi memang keikutsertaan
kami dari kontingen Pontianak sedari awal sudah dicoba untuk dihalang-halangi,”
tandasnya. (Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini