Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Rabu, 19 Desember 2018 |
Launching
Kampung Wisata Tenun Khatulistiwa
KalbarOnline,
Pontianak – Setelah sekian lama, harapan warga Gang
Sambas Jaya, Kelurahan Batu Layang, Kecamatan Pontianak Utara terwujud dengan
diresmikannya Kampung Wisata Tenun Khatulistiwa oleh Wali Kota Pontianak, Edi
Rusdi Kamtono, Minggu (16/12/2018) lalu.
“Dengan dilaunchingnya Kampung Wisata Tenun
Khatulistiwa ini akan memberikan dampak positif terutama bagi warga di kawasan
ini,” ujar Edi.
Kawasan ini memiliki penenun-penenun
tradisional, yang mana keberadaan mereka harus terus dilakukan pembinaan
diantaranya berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan, BUMN/BUMD maupun
komunitas yang ada.
“Kita akan ciptakan lingkungan wisata
unggulan, tidak hanya lingkup Kota Pontianak tetapi juga sebagai unggulan di
Provinsi Kalbar,” ucapnya.
Pihaknya juga akan mengajak perbankan untuk
turut andil dalam permodalan. Salah satu bentuk dukungan pemerintah adalah BPN
menerbitkan sertifikat bagi para pelaku usaha di bidang tenun ini sehingga mereka
mempunyai kekuatan hukum.
“Kita lihat antusiasme masyarakat cukup
tinggi. Ini sebagai modal dasar sebagaimana kawasan kreatif yang memiliki sisi
nilai ekonomi yang cukup tinggi,” sebutnya.
Edi menilai, semua aspek yang ada di
kampung wisata ini memiliki potensi. Sebab menurutnya, multiplier effect atau
dampak ikutan dari kampung tenun ini akan berimbas pada sektor-sektor lainnya
seperti kuliner, kerajinan tangan dan lainnya.
“Kita akan ciptakan kegiatan ekonomi kreatif,
misalnya kita gelar pemecahan rekor MURI kain tenun terpanjang se-Indonesia,
dan kegiatan-kegiatan tahunan sehingga menjadikan kawasan ini semakin terkenal
sebagai kampung wisata tenun,” paparnya.
Orang nomor satu di Kota Pontianak ini
menekankan kepada warga Kampung Wisata Tenun Khatulistiwa untuk menjaga
senantiasa menjaga keamanan, kebersihan dan ketertiban di wilayahnya.
“Sehingga orang yang berkunjung ke sini
akan betah berada di Kampung Tenun ini,” imbuhnya.
Sementara Ketua Pengelola Kampung Wisata
Tenun Khatulistiwa, Mustafa menjelaskan kampung tenun ini memiliki 16 rumah
penenun dengan 22 alat tenun dan tenaga ahli tenun sebanyak 40 orang.
“Kami memiliki target di tahun 2019 kampung
tenun ini memiliki 50 rumah penenun,” ucapnya.
Ditambahkannya, selain aktivitas menenun,
di kawasan ini juga ada beberapa kegiatan usaha yang dilakukan oleh para
ibu-ibu, diantaranya kerajinan manik-manik, cake ulang tahun, dan masih banyak
lagi usaha lainnya.
“Semua itu dilakukan oleh para ibu-ibu yang
bertujuan membantu perekonomian keluarga, di mana para kepala rumah tangga
sebagian besar adalah buruh bangunan dan pabrik termasuk umum,” tutur Mustafa.
Untuk mengkoordinir kawasan tersebut, maka
dibentuklah kepengurusan atau Lembaga Kepengurusan Kawasan Wisata Kampung Tenun
Khatulistiwa. Mustafa menegaskan, pihaknya tidak ingin kampung tenun ini
dijadikan alat oleh sekelompok yang hanya mencari keuntungan bagi kelompoknya
saja dan tidak mau peduli dengan lingkungan, warga dan sekitarnya yang berada
di kawasan Kampung Tenun ini.
“Itu adalah salah satu tujuan dibentuknya
Lembaga Kepengurusan Kawasan Kampung Tenun ini,” terangnya.
Kegiatan launching kawasan kampung tenun
ini dilakukan dalam upaya memperkenalkan dan mempromosikan kawasan kampung
wisata ini dengan produk unggulan kain songket dan kain corak insang kepada
seluruh masyarakat. Sehingga diharapkan nantinya menarik wisatawan untuk
berkunjung sekaligus belajar mengenai tata cara menenun secara manual.
“Harapan kami, kawasan kampung tenun ini
akan menjadi ikon Kota Pontianak yang terkenal dengan ikon segitiga wisatanya,
yakni Tugu Khatulistiwa, Makam Kesultanan Batu Layang dan Kampung Tenun Wisata
Khatulistiwa,” pungkasnya. (Mau)
Launching
Kampung Wisata Tenun Khatulistiwa
KalbarOnline,
Pontianak – Setelah sekian lama, harapan warga Gang
Sambas Jaya, Kelurahan Batu Layang, Kecamatan Pontianak Utara terwujud dengan
diresmikannya Kampung Wisata Tenun Khatulistiwa oleh Wali Kota Pontianak, Edi
Rusdi Kamtono, Minggu (16/12/2018) lalu.
“Dengan dilaunchingnya Kampung Wisata Tenun
Khatulistiwa ini akan memberikan dampak positif terutama bagi warga di kawasan
ini,” ujar Edi.
Kawasan ini memiliki penenun-penenun
tradisional, yang mana keberadaan mereka harus terus dilakukan pembinaan
diantaranya berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan, BUMN/BUMD maupun
komunitas yang ada.
“Kita akan ciptakan lingkungan wisata
unggulan, tidak hanya lingkup Kota Pontianak tetapi juga sebagai unggulan di
Provinsi Kalbar,” ucapnya.
Pihaknya juga akan mengajak perbankan untuk
turut andil dalam permodalan. Salah satu bentuk dukungan pemerintah adalah BPN
menerbitkan sertifikat bagi para pelaku usaha di bidang tenun ini sehingga mereka
mempunyai kekuatan hukum.
“Kita lihat antusiasme masyarakat cukup
tinggi. Ini sebagai modal dasar sebagaimana kawasan kreatif yang memiliki sisi
nilai ekonomi yang cukup tinggi,” sebutnya.
Edi menilai, semua aspek yang ada di
kampung wisata ini memiliki potensi. Sebab menurutnya, multiplier effect atau
dampak ikutan dari kampung tenun ini akan berimbas pada sektor-sektor lainnya
seperti kuliner, kerajinan tangan dan lainnya.
“Kita akan ciptakan kegiatan ekonomi kreatif,
misalnya kita gelar pemecahan rekor MURI kain tenun terpanjang se-Indonesia,
dan kegiatan-kegiatan tahunan sehingga menjadikan kawasan ini semakin terkenal
sebagai kampung wisata tenun,” paparnya.
Orang nomor satu di Kota Pontianak ini
menekankan kepada warga Kampung Wisata Tenun Khatulistiwa untuk menjaga
senantiasa menjaga keamanan, kebersihan dan ketertiban di wilayahnya.
“Sehingga orang yang berkunjung ke sini
akan betah berada di Kampung Tenun ini,” imbuhnya.
Sementara Ketua Pengelola Kampung Wisata
Tenun Khatulistiwa, Mustafa menjelaskan kampung tenun ini memiliki 16 rumah
penenun dengan 22 alat tenun dan tenaga ahli tenun sebanyak 40 orang.
“Kami memiliki target di tahun 2019 kampung
tenun ini memiliki 50 rumah penenun,” ucapnya.
Ditambahkannya, selain aktivitas menenun,
di kawasan ini juga ada beberapa kegiatan usaha yang dilakukan oleh para
ibu-ibu, diantaranya kerajinan manik-manik, cake ulang tahun, dan masih banyak
lagi usaha lainnya.
“Semua itu dilakukan oleh para ibu-ibu yang
bertujuan membantu perekonomian keluarga, di mana para kepala rumah tangga
sebagian besar adalah buruh bangunan dan pabrik termasuk umum,” tutur Mustafa.
Untuk mengkoordinir kawasan tersebut, maka
dibentuklah kepengurusan atau Lembaga Kepengurusan Kawasan Wisata Kampung Tenun
Khatulistiwa. Mustafa menegaskan, pihaknya tidak ingin kampung tenun ini
dijadikan alat oleh sekelompok yang hanya mencari keuntungan bagi kelompoknya
saja dan tidak mau peduli dengan lingkungan, warga dan sekitarnya yang berada
di kawasan Kampung Tenun ini.
“Itu adalah salah satu tujuan dibentuknya
Lembaga Kepengurusan Kawasan Kampung Tenun ini,” terangnya.
Kegiatan launching kawasan kampung tenun
ini dilakukan dalam upaya memperkenalkan dan mempromosikan kawasan kampung
wisata ini dengan produk unggulan kain songket dan kain corak insang kepada
seluruh masyarakat. Sehingga diharapkan nantinya menarik wisatawan untuk
berkunjung sekaligus belajar mengenai tata cara menenun secara manual.
“Harapan kami, kawasan kampung tenun ini
akan menjadi ikon Kota Pontianak yang terkenal dengan ikon segitiga wisatanya,
yakni Tugu Khatulistiwa, Makam Kesultanan Batu Layang dan Kampung Tenun Wisata
Khatulistiwa,” pungkasnya. (Mau)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini