Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Selasa, 12 Februari 2019 |
Wakil Bupati Buka Sidang
Daerah PGI Sintang di GKII Bethel
KalbarOnline, Sintang
– Wakil Bupati Sintang, Drs. Askiman, MM menghadiri sekaligus membuka sidang
daerah perekutuan gereja-gereja di Indonesia (PGI) Kabupaten Sintang di gereja
GKII Bethel Jalan DI Panjaitan, Senin (11/2/2019).
Turut pula hadir Ketua PGI Kalimantan Barat, Pdt. Paulus
Ajong, Ketua PGI Sintang periode 2013-2018, Pdt Chau Simen, MA, Kasi Bimas
Kristen, Edy Pranoto, anggota PGI dan organisasi Kristen. Diketahui bahwa pada
sidang daerah kali ini akan dilakukan pemilihan kepengurusan baru PGI Sintang
periode 2019-2024.
Wabup Askiman menyampaikan bahwa PGI merupakan organisasi
yang memiliki tugas dan fungsi yang sangat penting bagi gereja-gereja anggota.
“Ini wadah diskusi yang sangat baik untuk bersatunya
gereja-gereja yang ada. PGI Sintang ini saya ibaratkan tubuh yang memiliki
anggota dengan tugas yang berbeda-beda. Maka saya mendorong agar tugas dan
tanggung jawab PGI disosialisasikan kepada jemaat anggota gereja. Saya siap
mendukung berbagai organisasi gereja yang ada. Hingga sekarang ada banyak
organisasi berbasis gereja yang terbentuk diharapkan agar bisa berkerja,
berfungsi dan membantu Pemda dalam membina rohani masyarakat Sintang,”
terangnya.
Dirinya berharap sidang daerah PGI Sintang ini bisa
menghasilkan pengurus dan kebijakan yang nyata dan mampu membantu Pemda Sintang
khususnya dalam menyatukan gereja-gereja yang ada.
“Saya juga mengingatkan agar jemaat gereja hati hati dalam
membuat status dan postingan di media sosial. Hamba Tuhan saya minta mendoakan
Sintang supaya aman dan damai,” pinta Askiman.
Pada kesempatan itu pula, Wabup Askiman berharap dukungan
dari para hamba Tuhan yang hadir dalam sidang itu terkait pemekaran Provinsi
Kapuas Raya.
“Bapak Gubernur Kalbar sudah memberikan dukungan yang luar
biasa. Ada banyak manfaat positif dari pemekaran provinsi untuk kemajuan daerah
kita. Kami terus dorong dan kejar agar di Sintang ini ada pemekaran desa, kecamatan
dan kabupaten,” tukasnya.
Sementara Ketua PGI Sintang periode 2013-2018, Pdt. Chau
Simen, MA menyampaikan bahwa di muka bumi terjadi musibah, gempa bumi, gejolak,
masalah dan kejahatan lainnya. Bukan berarti Tuhan sudah tidak peduli kepada
manusia dan bumi. Tetapi kejadian itu untuk membuktikan apa yang disampaikan
dalam Alkitab.
“Saya merasakan masalah intoleransi sudah mulai berkurang.
Saya juga mendorong agar toleransi antar gereja juga semakin baik. Karena
menurut saya ada intoleransi antar agama dan inter agama yang artinya toleransi
antara sesama gereja. Maka PGI Sintang harus memperkuat peranannya dengan baik,”
terang Pdt. Chau Simen, MA.
“Hingga saat ini PGI Sintang memiliki anggota 13 gereja dari
berbagai denominasi gereja. Lima tahun yang lalu belum ada sidang seperti ini
untuk memilih ketua PGI. Hanya rapat biasa karena baru memulai. Lima tahun
memimpin tentu banyak kekurangan. Saya berharap pengurus baru mampu memperbaiki
PGI di Sintang ini. Programnya pun baru dan bisa dilaksanakan. Kami berharap
PGI bisa bermitra dengan pemerintah daerah,” harap dia.
Sementara Ketua PGI Kalimantan Barat, Pdt. Paulus Ajong menjelaskan
bahwa PGI Sintang merupakan alat kelengkapan PGI Pusat yang berjuang mewujudkan
keesaan gereja di Indonesia. Sehingga PGI Sintang juga harus memperjuangkan
keesaan gereja di Sintang.
“Kita tahu gereja anggota PGI berbeda dalam banyak hal
seperti tatacara, liturgi dan lainnya. Sehingga perlu ada wadah pemersatu. PGI
ini menjadi rumah bersama kita. Gereja tidak boleh mengisolasi diri di tengah
masyarakat. Gereja tidak boleh hanya mengurus rohani saja. Tetapi juga harus
hadir di tengah masyarakat seperti ikut menanggulangi kemiskinan, kekerasan,
kerusakan lingkungan dan lainnya. Fasilitas ibadah seperti gereja dan masjid
harus terus dibangun oleh pemerintah dan masyarakat,” terangnya.
“Gereja, saya dorong untuk mempersiapkan jemaatnya
menghadapi jaman digital seperti saat ini. Bagi yang tidak siap, maka orang
tersebut akan jatuh ke dalam jurang individualisme dan hedonisme. Maka kita
harus siapkan diri. Kita akan kehilangan kehangatan keluarga, waktu berharga
akan hilang, gaya bekerja akan berubah, bahkan menghancurkan keluarga karena
era digital ini. PGI memberikan tips bagi jemaat gereja dalam menggunakan media
sosial. Yakni jam 18.00 sampai jam 21.00 tidak boleh sentuh handphone baik ayah
ibu dan anak-anak. Gunakan waktu 3 jam tersebut untuk melaksanakan 3B yakni
berbincang, belajar dan berdoa. Lakukan itu setiap hari. Kita tidak mungkin
menolak media sosial tetapi menyeimbangkannya,” terangnya.
Sementara Ketua Panitia sidang daerah PGI Sintang, Nelson
Tambunan menyampaikan PGI terus berjuang agar gereja-gereja anggota PGI daerah untuk
besar dan berkembang.
“Masalah yang ada saat ini adalah gereja anggota PGI masih
berjarak dengan lingkungan sekitar. Ini merupakan sidang terakhir untuk
kepengurusan PGI Sintang periode 2013-2018. Hari ini kita akan melakukan
pemilihan pengurus PGI Sintang 2019-2024,” terang Nelson Tambunan. (*/Sg)
Wakil Bupati Buka Sidang
Daerah PGI Sintang di GKII Bethel
KalbarOnline, Sintang
– Wakil Bupati Sintang, Drs. Askiman, MM menghadiri sekaligus membuka sidang
daerah perekutuan gereja-gereja di Indonesia (PGI) Kabupaten Sintang di gereja
GKII Bethel Jalan DI Panjaitan, Senin (11/2/2019).
Turut pula hadir Ketua PGI Kalimantan Barat, Pdt. Paulus
Ajong, Ketua PGI Sintang periode 2013-2018, Pdt Chau Simen, MA, Kasi Bimas
Kristen, Edy Pranoto, anggota PGI dan organisasi Kristen. Diketahui bahwa pada
sidang daerah kali ini akan dilakukan pemilihan kepengurusan baru PGI Sintang
periode 2019-2024.
Wabup Askiman menyampaikan bahwa PGI merupakan organisasi
yang memiliki tugas dan fungsi yang sangat penting bagi gereja-gereja anggota.
“Ini wadah diskusi yang sangat baik untuk bersatunya
gereja-gereja yang ada. PGI Sintang ini saya ibaratkan tubuh yang memiliki
anggota dengan tugas yang berbeda-beda. Maka saya mendorong agar tugas dan
tanggung jawab PGI disosialisasikan kepada jemaat anggota gereja. Saya siap
mendukung berbagai organisasi gereja yang ada. Hingga sekarang ada banyak
organisasi berbasis gereja yang terbentuk diharapkan agar bisa berkerja,
berfungsi dan membantu Pemda dalam membina rohani masyarakat Sintang,”
terangnya.
Dirinya berharap sidang daerah PGI Sintang ini bisa
menghasilkan pengurus dan kebijakan yang nyata dan mampu membantu Pemda Sintang
khususnya dalam menyatukan gereja-gereja yang ada.
“Saya juga mengingatkan agar jemaat gereja hati hati dalam
membuat status dan postingan di media sosial. Hamba Tuhan saya minta mendoakan
Sintang supaya aman dan damai,” pinta Askiman.
Pada kesempatan itu pula, Wabup Askiman berharap dukungan
dari para hamba Tuhan yang hadir dalam sidang itu terkait pemekaran Provinsi
Kapuas Raya.
“Bapak Gubernur Kalbar sudah memberikan dukungan yang luar
biasa. Ada banyak manfaat positif dari pemekaran provinsi untuk kemajuan daerah
kita. Kami terus dorong dan kejar agar di Sintang ini ada pemekaran desa, kecamatan
dan kabupaten,” tukasnya.
Sementara Ketua PGI Sintang periode 2013-2018, Pdt. Chau
Simen, MA menyampaikan bahwa di muka bumi terjadi musibah, gempa bumi, gejolak,
masalah dan kejahatan lainnya. Bukan berarti Tuhan sudah tidak peduli kepada
manusia dan bumi. Tetapi kejadian itu untuk membuktikan apa yang disampaikan
dalam Alkitab.
“Saya merasakan masalah intoleransi sudah mulai berkurang.
Saya juga mendorong agar toleransi antar gereja juga semakin baik. Karena
menurut saya ada intoleransi antar agama dan inter agama yang artinya toleransi
antara sesama gereja. Maka PGI Sintang harus memperkuat peranannya dengan baik,”
terang Pdt. Chau Simen, MA.
“Hingga saat ini PGI Sintang memiliki anggota 13 gereja dari
berbagai denominasi gereja. Lima tahun yang lalu belum ada sidang seperti ini
untuk memilih ketua PGI. Hanya rapat biasa karena baru memulai. Lima tahun
memimpin tentu banyak kekurangan. Saya berharap pengurus baru mampu memperbaiki
PGI di Sintang ini. Programnya pun baru dan bisa dilaksanakan. Kami berharap
PGI bisa bermitra dengan pemerintah daerah,” harap dia.
Sementara Ketua PGI Kalimantan Barat, Pdt. Paulus Ajong menjelaskan
bahwa PGI Sintang merupakan alat kelengkapan PGI Pusat yang berjuang mewujudkan
keesaan gereja di Indonesia. Sehingga PGI Sintang juga harus memperjuangkan
keesaan gereja di Sintang.
“Kita tahu gereja anggota PGI berbeda dalam banyak hal
seperti tatacara, liturgi dan lainnya. Sehingga perlu ada wadah pemersatu. PGI
ini menjadi rumah bersama kita. Gereja tidak boleh mengisolasi diri di tengah
masyarakat. Gereja tidak boleh hanya mengurus rohani saja. Tetapi juga harus
hadir di tengah masyarakat seperti ikut menanggulangi kemiskinan, kekerasan,
kerusakan lingkungan dan lainnya. Fasilitas ibadah seperti gereja dan masjid
harus terus dibangun oleh pemerintah dan masyarakat,” terangnya.
“Gereja, saya dorong untuk mempersiapkan jemaatnya
menghadapi jaman digital seperti saat ini. Bagi yang tidak siap, maka orang
tersebut akan jatuh ke dalam jurang individualisme dan hedonisme. Maka kita
harus siapkan diri. Kita akan kehilangan kehangatan keluarga, waktu berharga
akan hilang, gaya bekerja akan berubah, bahkan menghancurkan keluarga karena
era digital ini. PGI memberikan tips bagi jemaat gereja dalam menggunakan media
sosial. Yakni jam 18.00 sampai jam 21.00 tidak boleh sentuh handphone baik ayah
ibu dan anak-anak. Gunakan waktu 3 jam tersebut untuk melaksanakan 3B yakni
berbincang, belajar dan berdoa. Lakukan itu setiap hari. Kita tidak mungkin
menolak media sosial tetapi menyeimbangkannya,” terangnya.
Sementara Ketua Panitia sidang daerah PGI Sintang, Nelson
Tambunan menyampaikan PGI terus berjuang agar gereja-gereja anggota PGI daerah untuk
besar dan berkembang.
“Masalah yang ada saat ini adalah gereja anggota PGI masih
berjarak dengan lingkungan sekitar. Ini merupakan sidang terakhir untuk
kepengurusan PGI Sintang periode 2013-2018. Hari ini kita akan melakukan
pemilihan pengurus PGI Sintang 2019-2024,” terang Nelson Tambunan. (*/Sg)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini