KalbarOnline, Sekadau – Majelis Ta’lim Al-Barzanji Maulid Tradisional (MTAMT) Kabupaten Sekadau melanjutkan Maulid Nabi Muhammad 1440 Hijriah yang dilaksanakan keliling dari Masjid ke Masjid. Kali ini maulid tradisional itu berlangsung di Masjid Al-Janah, Desa Sungai Sambang, Minggu (24/2/2019).
Maulid tradisional yang mengusung tema ‘mari kita perkuat Ukhuwah Islamiyah dalam penyatuan umat’ ini dipadati warga Desa Sungai Sambang, Kecamatan Sekadau Hulu, Kabupaten Sekadau.
Warga Desa Sungai Sambang, baik tua maupun muda tampak antusias mengikuti maulid. Tak hanya warga setempat, Maulid Nabi di Desa Sungai Sambang ini turut dihadiri para jamaah dari berbagai daerah di Kabupaten Sekadau.
Shalawat yang dilantunkan para jamaah menggema di Masjid Al-Janah yang ditujukan kepada tuntunan kehidupan umat Muslim di dunia, Nabi Muhammad Shalallhu Alaihi Wassalam.
Pengurus MTAMT Sekadau, Drs. Zakasi Efendi menuturkan bahwa digelarnya maulid tradisional ini sebagai ajang mempererat silaturrahim sekaligus syiar umat Islam dalam memupuk tingkat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
“Kegiatan ini semata-mata untuk mengekspresikan tentang nilai-nilai akhlak dan budi pekerti Nabi Muhammad dalam kehidupan. Mencintai Nabi Muhammad dengan bershalawat melalui maulid tradisional,” ujarnya.
Dirinya turut mengungkapkan bahwa maulid tradisional di Desa Sungai Sambang kali ini merupakan tahun ke sembilan terselenggara. Untuk itu, ia mengucap syukur lantaran masyarakat Sungai Sambang tak pernah meninggalkan maulid meskipun telah terjadi perubahan zaman.
“Maulid di Desa Sungai Sambang kali ini merupakan tahun ke sembilan terselenggara. Alhamdulillah masyarakat Sungai Sambang tak pernah meninggalkan maulid,” ucapnya.
Dirinya berharap agar maulid tradisional ini terus dilestarikan oleh generasi-generasi muda.
“Kalau kita lihat di setiap perayaan maulid ini rata-rata diisi oleh kaum-kaum orang tua yang sudah berusia 40-60 ke atas. Untuk itu kita harap generasi muda dapat berkecimpung untuk melestarikan maulid tradisional ini agar tak hilang ditelan zaman. Tapi sekarang sudah ada kawula muda contohnya seperti di Dusun Tanjung Dait, mudah-mudahan semakin banyak generasi muda yang peduli dengan maulid tradisional,” tandasnya.
Sementara Ketua panitia maulid Desa Sambang, Robi menuturkan bahwa melalui maulid ini selain sebagai syiar juga sebagai ajang mempererat silaturahim dan kerukunan antar umat Islam.
“Kita berharap melalui maulid ini, silaturahim antar umat semakin erat, semakin maju, semakin bersatu dan semakin rukun,” tukasnya.
Robi yang diketahui merupakan seorang mualaf ini turut berujar bahwa pihaknya juga melakukan pembinaan terhadap kaum muda-mudi setempat berkenaan dengan maulid tradisional ini.
“Muda mudinya kita bina supaya maulid tradisional ini tak hilang ditelan zaman,” ucapnya.
Sementara salah seorang Kepala Dusun di Desa Sungai Sambang, Budi berharap maulid tradisional ini sampai kapanpun tak hilang ditelan zaman. Dirinya menegaskan akan selalu mendukung perayaan keagamaan Islam di Sungai Sambang. “Kita harap sampai kapan pun Maulid Tradisional ini tak hilang ditelan zaman. Kami warga Desa Sungai Sambang akan selalu mendukung dan menerima dengan senang hati perayaan maulid dan perayaan keagamaan Islam di sini (Sungai Sambang),” pungkasnya. (Mus)
Comment