Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Jumat, 03 Mei 2019 |
Hadiri pembukaan
e-Smart IKM
KalbarOnline,
Pontianak – Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan mengungkapkan bahwa,
berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalbar saat ini
tercatat sebanyak 5.815 unit IKM (Industri Kecil dan Menengah) yang tersebar di
14 kabupaten/kota se-Kalbar yang mencakup 174 kecamatan, 99 kelurahan dan 2.031
desa.
“Dari jumlah tersebut, terdapat sebanyak 9 IKM Kalbar dari
jenis produk pangan (lempok durian, amplang dan aneka produk panganan aloevera)
serta satu produk keramik hias yang telah tersertifikasi sebagai One Village
One Product (OVOP) oleh Kementerian Perindustrian RI, dengan rincian yaitu 4
OVOP bintang 3 (yaitu produk berkualitas cukup baik untuk pasar
nasional/domestik), 4 OVOP bintang 2 (yaitu produk yang masih perlu bimbingan dasar)
dan 1 OVOP bintang 1 (yaitu produk masih perlu pengembangan),” tutur Ria Norsan
dalam sambutannya saat menghadiri pembukaan e-Smart IKM di Hotel Golden Tulip, Kamis
(2/5/2019) kemarin.
“Berbicara mengenai OVOP ini, maka keberadaan IKM yang cukup
besar jumlahnya tentu sangat diharapkan juga berperan dalam mendorong
terwujudnya Desa Mandiri yang saat ini hanya ada satu di Kalbar yaitu Desa Sutera
di Kabupaten Kayong Utara,” timpalnya.
Orang nomor dua di Bumi Tanjungpura ini berujar, potensi
Kalbar sangat besar dan strategis baik di lingkup nasional bahkan ASEAN, namun
realitanya potensi tersebut masih belum dapat meningkatkan daya saing daerah
dan meningkatkan nilai tambah daerah.
Hal ini, kata dia, disebabkan lambatnya pertumbuhan sektor
industri Kalbar, bahkan sempat mengalami deindustrialisasi sejak tahun 2000
hingga tahun 2015 (yaitu dari 24,1 persen kontribusinya di tahun 2000 menjadi
tinggal 15,80 persen pada tahun 2015) dan baru mulai meningkat kembali sejak
tahun 2016.
“Laju perkembangan industri Kalbar memang masih sangat
lambat, hal ini disebabkan adanya permasalahan mendasar yakni minimnya
infrastruktur pendukung industri utamanya pelabuhan laut yang saat ini sedang
dalam penyelesaian, jalan dan jembatan yang sesuai dengan kebutuhan kawasan
industri). Kemudian, wilayah industri (belum adanya kawasan industri dan sentra
IKM by design yang beroperasi). Selain itu, tingkat kompetensi dan pendidikan
sumber daya manusia (SDM) yang diukur dari lama rata-rata sekolah di Kalbar
baru mencapai 7,05 pertahun,” tukasnya.
Sebagai Wakil Gubernur, dirinya menyadari masih banyaknya
pekerjaan rumah yang harus dibenahi untuk menjadikan Kalbar yang berdaya saing
untuk kesejahteraan masyarakat. Hal itu, lanjutnya, tentu menjadi tantangan
tersendiri bagi Kalbar, terlebih saat ini sudah memasuki tahap revolusi industri
4.0 yang telah mengubah hidup dan kerja manusia secara fundamental.
“Berbeda dengan revolusi industri sebelumnya, revolusi
industri generasi ke 4 ini memiliki skala, ruang lingkup dan kompleksitas yang
lebih luas, karena kemajuan teknologi baru ini telah mengintegrasikan dunia
fisik, digital dan biologis sehingga mempengaruhi semua disiplin ilmu ekonomi,
industri dan pemerintahan,” jelasnya.
Dalam menghadapi era industri 4.0, Pemerintah Provinsi
Kalbar, tegasnya, juga telah berinovasi membangun Griya IKM dan
mengembangkan Sistem informasi dan Promosi Industri (SIPI) IKM Kalbar.
Keberadaan Griya IKM dan SIPI IKM ini, kata Norsan, telah
menjadi tempat masuknya komponen networking berbasis komunitas (dari, oleh dan
untuk IKM), menjadi tempat display produk IKM serta penggunaan teknologi
informasi untuk mengolah data dan mempublikasi informasi berkaitan dengan
industri produk olahan, memfasilitasi sertifikasi halal, HAKI, memfasilitasi
perizinan serta pemasaran dan display produk terseleksi secara online.
“IKM ini diharapkan dapat melakukan transaksi online di
marketplace seperti shopee, Iazada, blibli dan bukalapak,” jelasnya.
“Sangat kita sadari bersama bahwa perkembangan IKM juga
sangat bervariasi ada yang sudah menjual produknya dengan memanfaatkan tekologi
atau secara online namun sebagian besar masih offline,” timpalnya.
Dihadapkan pada realita IKM tersebut, maka menjadi tugas dan
tanggungjawab bersama untuk terus membina, mengembangkan serta mencerdaskan
para pelaku IKM.
“Upaya yang dapat kita lakukan antara lain melalui pembinaan
dan pelatihan secara profesional dalam rangka mendorong penggunaan teknologi
informasi kepada para pelaku IKM,” imbuhnya.
Sejalan dengan kebijakan Pemerintah Pusat, Pemerintah
Provinsi Kalbar juga terus mendorong penumbuhan dan pengembangan sektor industri
kecil menengah (IKM) di daerah dengan tujuan agar IKM dapat menjadi penggerak
perekonomian daerah dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja.
Terkait e-Smart IKM yang merupakan sistem basis data yang
tersaji dalam profil industri, sentra dan produk yang diintegrasikan dengan
marketplace yang teIah ada, telah memberi peluang yang sangat besar bagi
kemajuan IKM, karena terdapat 9 komoditas yang masuk ke dalam skema e-Smart IKM
ini, yakni makanan dan minuman, logam, perhiasan, herbal, kosmetik, fashion,
kerajinan, furniture dan industri kreatif lainnya.
“Dengan dimanfaatkannya e-Smart IKM ini, maka pelaku IKM
didorong untuk memasuki online marketplace, sehingga pemerintah khususnya
Pemerintah Provinsi Kalbar memiliki gambaran dan peta yang jelas mengenai
perkembangan IKM untuk ditindaklanjuti dalam bentuk pembinaan melalui program-program
atau kegiatan yang bersifat teknis seperti kegiatan yang kita laksanakan ini,”
tukasnya.
“Saya minta kepada seluruh pelaku IKM bahwa keberadaan e-Smart IKM ini bukan untuk menghambat kemajuan IKM tapi untuk mendorong IKM ke dalam online marketplace dan memacu IKM agar naik kelas ke tingkat yang lebih tinggi sehingga mampu bersaing dan tidak ketinggalan dalam kompetisi yang semakin komplek saat ini,” tandasnya.
Dalam rangka mendorong perkembangan industri di Provinsi Kalbar, pihaknya menitipkan pesan untuk Menteri Perindustrian RI agar memberikan dukungan penuh untuk percepatan pembangunan SDM industri di Provinsi Kalbar yang berbasis teknologi informasi melalui pengembangan dan pembangunan sekolah-sekolah vokasional unggulan baik SMK, akademi komunitas, maupun kerjasama dengan perguruan tinggi dan Balai Diklat Industri Kementerian Perindustrian serta pengembangan SDM yang berbasis 7 industri unggulan Kalbar melalui Diklat Tree in One (3 in 1). (Fai)
Hadiri pembukaan
e-Smart IKM
KalbarOnline,
Pontianak – Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan mengungkapkan bahwa,
berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalbar saat ini
tercatat sebanyak 5.815 unit IKM (Industri Kecil dan Menengah) yang tersebar di
14 kabupaten/kota se-Kalbar yang mencakup 174 kecamatan, 99 kelurahan dan 2.031
desa.
“Dari jumlah tersebut, terdapat sebanyak 9 IKM Kalbar dari
jenis produk pangan (lempok durian, amplang dan aneka produk panganan aloevera)
serta satu produk keramik hias yang telah tersertifikasi sebagai One Village
One Product (OVOP) oleh Kementerian Perindustrian RI, dengan rincian yaitu 4
OVOP bintang 3 (yaitu produk berkualitas cukup baik untuk pasar
nasional/domestik), 4 OVOP bintang 2 (yaitu produk yang masih perlu bimbingan dasar)
dan 1 OVOP bintang 1 (yaitu produk masih perlu pengembangan),” tutur Ria Norsan
dalam sambutannya saat menghadiri pembukaan e-Smart IKM di Hotel Golden Tulip, Kamis
(2/5/2019) kemarin.
“Berbicara mengenai OVOP ini, maka keberadaan IKM yang cukup
besar jumlahnya tentu sangat diharapkan juga berperan dalam mendorong
terwujudnya Desa Mandiri yang saat ini hanya ada satu di Kalbar yaitu Desa Sutera
di Kabupaten Kayong Utara,” timpalnya.
Orang nomor dua di Bumi Tanjungpura ini berujar, potensi
Kalbar sangat besar dan strategis baik di lingkup nasional bahkan ASEAN, namun
realitanya potensi tersebut masih belum dapat meningkatkan daya saing daerah
dan meningkatkan nilai tambah daerah.
Hal ini, kata dia, disebabkan lambatnya pertumbuhan sektor
industri Kalbar, bahkan sempat mengalami deindustrialisasi sejak tahun 2000
hingga tahun 2015 (yaitu dari 24,1 persen kontribusinya di tahun 2000 menjadi
tinggal 15,80 persen pada tahun 2015) dan baru mulai meningkat kembali sejak
tahun 2016.
“Laju perkembangan industri Kalbar memang masih sangat
lambat, hal ini disebabkan adanya permasalahan mendasar yakni minimnya
infrastruktur pendukung industri utamanya pelabuhan laut yang saat ini sedang
dalam penyelesaian, jalan dan jembatan yang sesuai dengan kebutuhan kawasan
industri). Kemudian, wilayah industri (belum adanya kawasan industri dan sentra
IKM by design yang beroperasi). Selain itu, tingkat kompetensi dan pendidikan
sumber daya manusia (SDM) yang diukur dari lama rata-rata sekolah di Kalbar
baru mencapai 7,05 pertahun,” tukasnya.
Sebagai Wakil Gubernur, dirinya menyadari masih banyaknya
pekerjaan rumah yang harus dibenahi untuk menjadikan Kalbar yang berdaya saing
untuk kesejahteraan masyarakat. Hal itu, lanjutnya, tentu menjadi tantangan
tersendiri bagi Kalbar, terlebih saat ini sudah memasuki tahap revolusi industri
4.0 yang telah mengubah hidup dan kerja manusia secara fundamental.
“Berbeda dengan revolusi industri sebelumnya, revolusi
industri generasi ke 4 ini memiliki skala, ruang lingkup dan kompleksitas yang
lebih luas, karena kemajuan teknologi baru ini telah mengintegrasikan dunia
fisik, digital dan biologis sehingga mempengaruhi semua disiplin ilmu ekonomi,
industri dan pemerintahan,” jelasnya.
Dalam menghadapi era industri 4.0, Pemerintah Provinsi
Kalbar, tegasnya, juga telah berinovasi membangun Griya IKM dan
mengembangkan Sistem informasi dan Promosi Industri (SIPI) IKM Kalbar.
Keberadaan Griya IKM dan SIPI IKM ini, kata Norsan, telah
menjadi tempat masuknya komponen networking berbasis komunitas (dari, oleh dan
untuk IKM), menjadi tempat display produk IKM serta penggunaan teknologi
informasi untuk mengolah data dan mempublikasi informasi berkaitan dengan
industri produk olahan, memfasilitasi sertifikasi halal, HAKI, memfasilitasi
perizinan serta pemasaran dan display produk terseleksi secara online.
“IKM ini diharapkan dapat melakukan transaksi online di
marketplace seperti shopee, Iazada, blibli dan bukalapak,” jelasnya.
“Sangat kita sadari bersama bahwa perkembangan IKM juga
sangat bervariasi ada yang sudah menjual produknya dengan memanfaatkan tekologi
atau secara online namun sebagian besar masih offline,” timpalnya.
Dihadapkan pada realita IKM tersebut, maka menjadi tugas dan
tanggungjawab bersama untuk terus membina, mengembangkan serta mencerdaskan
para pelaku IKM.
“Upaya yang dapat kita lakukan antara lain melalui pembinaan
dan pelatihan secara profesional dalam rangka mendorong penggunaan teknologi
informasi kepada para pelaku IKM,” imbuhnya.
Sejalan dengan kebijakan Pemerintah Pusat, Pemerintah
Provinsi Kalbar juga terus mendorong penumbuhan dan pengembangan sektor industri
kecil menengah (IKM) di daerah dengan tujuan agar IKM dapat menjadi penggerak
perekonomian daerah dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja.
Terkait e-Smart IKM yang merupakan sistem basis data yang
tersaji dalam profil industri, sentra dan produk yang diintegrasikan dengan
marketplace yang teIah ada, telah memberi peluang yang sangat besar bagi
kemajuan IKM, karena terdapat 9 komoditas yang masuk ke dalam skema e-Smart IKM
ini, yakni makanan dan minuman, logam, perhiasan, herbal, kosmetik, fashion,
kerajinan, furniture dan industri kreatif lainnya.
“Dengan dimanfaatkannya e-Smart IKM ini, maka pelaku IKM
didorong untuk memasuki online marketplace, sehingga pemerintah khususnya
Pemerintah Provinsi Kalbar memiliki gambaran dan peta yang jelas mengenai
perkembangan IKM untuk ditindaklanjuti dalam bentuk pembinaan melalui program-program
atau kegiatan yang bersifat teknis seperti kegiatan yang kita laksanakan ini,”
tukasnya.
“Saya minta kepada seluruh pelaku IKM bahwa keberadaan e-Smart IKM ini bukan untuk menghambat kemajuan IKM tapi untuk mendorong IKM ke dalam online marketplace dan memacu IKM agar naik kelas ke tingkat yang lebih tinggi sehingga mampu bersaing dan tidak ketinggalan dalam kompetisi yang semakin komplek saat ini,” tandasnya.
Dalam rangka mendorong perkembangan industri di Provinsi Kalbar, pihaknya menitipkan pesan untuk Menteri Perindustrian RI agar memberikan dukungan penuh untuk percepatan pembangunan SDM industri di Provinsi Kalbar yang berbasis teknologi informasi melalui pengembangan dan pembangunan sekolah-sekolah vokasional unggulan baik SMK, akademi komunitas, maupun kerjasama dengan perguruan tinggi dan Balai Diklat Industri Kementerian Perindustrian serta pengembangan SDM yang berbasis 7 industri unggulan Kalbar melalui Diklat Tree in One (3 in 1). (Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini