Pontianak    

Ria Norsan : Kalbar Sudah Miliki 5.815 Industri Kecil Menengah

Oleh : Jauhari Fatria
Jumat, 03 Mei 2019
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

Hadiri pembukaan

e-Smart IKM

KalbarOnline,

Pontianak – Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan mengungkapkan bahwa,

berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalbar saat ini

tercatat sebanyak 5.815 unit IKM (Industri Kecil dan Menengah) yang tersebar di

14 kabupaten/kota se-Kalbar yang mencakup 174 kecamatan, 99 kelurahan dan 2.031

desa.

“Dari jumlah tersebut, terdapat sebanyak 9 IKM Kalbar dari

jenis produk pangan (lempok durian, amplang dan aneka produk panganan aloevera)

serta satu produk keramik hias yang telah tersertifikasi sebagai One Village

One Product (OVOP) oleh Kementerian Perindustrian RI, dengan rincian yaitu 4

OVOP bintang 3 (yaitu produk berkualitas cukup baik untuk pasar

nasional/domestik), 4 OVOP bintang 2 (yaitu produk yang masih perlu bimbingan dasar)

dan 1 OVOP bintang 1 (yaitu produk masih perlu pengembangan),” tutur Ria Norsan

dalam sambutannya saat menghadiri pembukaan e-Smart IKM di Hotel Golden Tulip, Kamis

(2/5/2019) kemarin.

“Berbicara mengenai OVOP ini, maka keberadaan IKM yang cukup

besar jumlahnya tentu sangat diharapkan juga berperan dalam mendorong

terwujudnya Desa Mandiri yang saat ini hanya ada satu di Kalbar yaitu Desa Sutera

di Kabupaten Kayong Utara,” timpalnya.

Orang nomor dua di Bumi Tanjungpura ini berujar, potensi

Kalbar sangat besar dan strategis baik di lingkup nasional bahkan ASEAN, namun

realitanya potensi tersebut masih belum dapat meningkatkan daya saing daerah

dan meningkatkan nilai tambah daerah.

Hal ini, kata dia, disebabkan lambatnya pertumbuhan sektor

industri Kalbar, bahkan sempat mengalami deindustrialisasi sejak tahun 2000

hingga tahun 2015 (yaitu dari 24,1 persen kontribusinya di tahun 2000 menjadi

tinggal 15,80 persen pada tahun 2015) dan baru mulai meningkat kembali sejak

tahun 2016.

“Laju perkembangan industri Kalbar memang masih sangat

lambat, hal ini disebabkan adanya permasalahan mendasar yakni minimnya

infrastruktur pendukung industri utamanya pelabuhan laut yang saat ini sedang

dalam penyelesaian, jalan dan jembatan yang sesuai dengan kebutuhan kawasan

industri). Kemudian, wilayah industri (belum adanya kawasan industri dan sentra

IKM by design yang beroperasi). Selain itu, tingkat kompetensi dan pendidikan

sumber daya manusia (SDM) yang diukur dari lama rata-rata sekolah di Kalbar

baru mencapai 7,05 pertahun,” tukasnya.

Sebagai Wakil Gubernur, dirinya menyadari masih banyaknya

pekerjaan rumah yang harus dibenahi untuk menjadikan Kalbar yang berdaya saing

untuk kesejahteraan masyarakat. Hal itu, lanjutnya, tentu menjadi tantangan

tersendiri bagi Kalbar, terlebih saat ini sudah memasuki tahap revolusi industri

4.0 yang telah mengubah hidup dan kerja manusia secara fundamental.

“Berbeda dengan revolusi industri sebelumnya, revolusi

industri generasi ke 4 ini memiliki skala, ruang lingkup dan kompleksitas yang

lebih luas, karena kemajuan teknologi baru ini telah mengintegrasikan dunia

fisik, digital dan biologis sehingga mempengaruhi semua disiplin ilmu ekonomi,

industri dan pemerintahan,” jelasnya.

Dalam menghadapi era industri 4.0, Pemerintah Provinsi

Kalbar, tegasnya, juga telah berinovasi membangun Griya IKM dan

mengembangkan Sistem informasi dan Promosi Industri (SIPI) IKM Kalbar.

Keberadaan Griya IKM dan SIPI IKM ini, kata Norsan, telah

menjadi tempat masuknya komponen networking berbasis komunitas (dari, oleh dan

untuk IKM), menjadi tempat display produk IKM serta penggunaan teknologi

informasi untuk mengolah data dan mempublikasi informasi berkaitan dengan

industri produk olahan, memfasilitasi sertifikasi halal, HAKI, memfasilitasi

perizinan serta pemasaran dan display produk terseleksi secara online.

“IKM ini diharapkan dapat melakukan transaksi online di

marketplace seperti shopee, Iazada, blibli dan bukalapak,” jelasnya.

“Sangat kita sadari bersama bahwa perkembangan IKM juga

sangat bervariasi ada yang sudah menjual produknya dengan memanfaatkan tekologi

atau secara online namun sebagian besar masih offline,” timpalnya.

Dihadapkan pada realita IKM tersebut, maka menjadi tugas dan

tanggungjawab bersama untuk terus membina, mengembangkan serta mencerdaskan

para pelaku IKM.

“Upaya yang dapat kita lakukan antara lain melalui pembinaan

dan pelatihan secara profesional dalam rangka mendorong penggunaan teknologi

informasi kepada para pelaku IKM,” imbuhnya.

Sejalan dengan kebijakan Pemerintah Pusat, Pemerintah

Provinsi Kalbar juga terus mendorong penumbuhan dan pengembangan sektor industri

kecil menengah (IKM) di daerah dengan tujuan agar IKM dapat menjadi penggerak

perekonomian daerah dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja.

Terkait e-Smart IKM yang merupakan sistem basis data yang

tersaji dalam profil industri, sentra dan produk yang diintegrasikan dengan

marketplace yang teIah ada, telah memberi peluang yang sangat besar bagi

kemajuan IKM, karena terdapat 9 komoditas yang masuk ke dalam skema e-Smart IKM

ini, yakni makanan dan minuman, logam, perhiasan, herbal, kosmetik, fashion,

kerajinan, furniture dan industri kreatif lainnya.

“Dengan dimanfaatkannya e-Smart IKM ini, maka pelaku IKM

didorong untuk memasuki online marketplace, sehingga pemerintah khususnya

Pemerintah Provinsi Kalbar memiliki gambaran dan peta yang jelas mengenai

perkembangan IKM untuk ditindaklanjuti dalam bentuk pembinaan melalui program-program

atau kegiatan yang bersifat teknis seperti kegiatan yang kita laksanakan ini,”

tukasnya.

“Saya minta kepada seluruh pelaku IKM bahwa keberadaan e-Smart IKM ini bukan untuk menghambat kemajuan IKM tapi untuk mendorong IKM ke dalam online marketplace dan memacu IKM agar naik kelas ke tingkat yang lebih tinggi sehingga mampu bersaing dan tidak ketinggalan dalam kompetisi yang semakin komplek saat ini,” tandasnya.

Dalam rangka mendorong perkembangan industri di Provinsi Kalbar, pihaknya menitipkan pesan untuk Menteri Perindustrian RI agar memberikan dukungan penuh untuk percepatan pembangunan SDM industri di Provinsi Kalbar yang berbasis teknologi informasi melalui pengembangan dan pembangunan sekolah-sekolah vokasional unggulan baik SMK, akademi komunitas, maupun kerjasama dengan perguruan tinggi dan Balai Diklat Industri Kementerian Perindustrian serta pengembangan SDM yang berbasis 7 industri unggulan Kalbar melalui Diklat Tree in One (3 in 1). (Fai)

Artikel Selanjutnya
KPU Sanggau Gelar Pleno Rekapitulasi Pemilu 2019 Tingkat Kabupaten
Jumat, 03 Mei 2019
Artikel Sebelumnya
Gubernur Kalbar Terima Kunjungan Dubes Prancis : Bahas Program Lingkungan dan Listrik Tenaga Nuklir
Jumat, 03 Mei 2019

Berita terkait