KalbarOnline, Sintang – Bupati Sintang, Jarot Winarno menghadiri Halal Bihalal Idul Fitri umat Islam Kabupaten Sintang yang dilaksanakan oleh Panitia Syiar Ramadhan Kabupaten Sintang 1440 Hijriah di Rumah Adat Melayu Tepak Sireh Sintang, Sabtu (22/6/19) pagi.
Halal Bihalal yang mengusung tema ‘Merangkai nilai dan merajut makna Idul Fitri 1440 Hijriah’ ini menghadirkan penceramah dari Pontianak, Ustadz Drs. H. Arif Hasbillah, M.Ag.
Dalam sambutannya, Bupati Jarot mengatakan, Pemerintah Kabupaten Sintang sangat mengapresiasi dan mendukung terselenggaranya Halal Bihalal umat Islam Kabupaten Sintang ini. Terlebih, kata dia, Halal Bihalal merupakan budaya dan tradisi kreatif bangsa Indonesia yang di dalamnya terkandung makna sebagai ungkapan untuk menghalalkan kesalahan dan kekhilafan.
“Kita di Indonesia ini Halal Bihalal satu bulan, pokok selama masih bulan Syawal. Ini memang tradisi khas sebagai ungkapan kita menghalalkan kesalahan dan kekhilafan, karena kita manusia tempatnya salah dan khilaf, kita leburkan dalam ampunan dan maaf,” ujar Bupati Jarot.
Orang nomor wahid di Bumi Senentang ini menjelaskan, ada tiga hal yang bisa dipetik pada acara halal bihalal yang diselenggarakan tersebut.
“Pertama setelah kita melaksanakan puasa sebulan penuh kemudian merayakan hari kemenangan yaitu hari raya Idul Fitri sehinga kembali menjadi fitri dan suci karena telah dimenangkan melawan hawa nafsu selama menjalakan ibadah puasa yang mana di dalamnya memohon ampunan kepada Allah terhadap kesalahan dan kekhilafan,” tukasnya.
Kemudian, lanjut dia, inilah momentum untuk menghilang ketidaksukaan, menghilangkan iri dengki, menghilangkan rasa benci, beda pilihan kemarin waktu pemilu, hari ini hapus semua segala kebencian dalam hati, karena ahli surga itu adalah yang mencintai Allah, mencintai baginda Rasullullah dan mencintai sesama manusia.
“Ketiga, momentum halal bihalal ini sebagai wadah untuk merefleksikan keshalehan bulan suci Ramadhan, memupuk rasa kebersamaan dan juga juga rasa peduli, dengan ibadah yang dilaksanakan satu bulan penuh karena tidak saja kesalehan secara individual yang dicapai tetapi juga sangat mungkin keshalehan sosial,” tukasnya.
“Kita lebih peduli dengan sesama, kita bisa hidup bersama, karena segenap masalah hidup, masalah bangsa, masalah daerah kita hanya bisa kita selesaikan dengan tolong menolong dan kebersamaan,” timpalnya.
Sementara Ketua Umum Panitia Syiar Ramadhan 1440 Hijriah Kabupaten Sintang, Senen Maryono mengatakan acara halal bihalal ini merupakan kegiatan puncak atau penutup dari keseluruhan kegiatan Syiar Ramadhan 1440 Hijriah, di mana sebelumnya telah dilaksanakan berbagai kegiatan seperti pawai ta’aruf menyambut Ramadhan, kajian Al Qur’an, buka puasa bersama, pondok Ramadhan, pesantren kilat, i’tikaf dan saur berkah dan pawai takbir Idul Fitri.
“Halal bihalal yang kita gelar ini sebagai acara puncak, kita laksanakan secara lesehan ini sebagai bentuk kebersamaan, saling menyatu, kalau duduk di kursi itu rasanya untuk ngobrol-ngobrol sulit, jadi kita lesehan seperti inilah kemudian kita bersalam-salaman saling memaafkan,” kata Senen.
Senen juga menjelaskan bahwa tema yang diangkat pada Halal Bihalal kali ini adalah merangkai nilai dan merajut makna Idul Fitri 1440 Hijriah, dengan harapan banyak nilai yang bisa diambil atau dipetik kemudian dirajut dalam silaturrahmi ini sehingga terbuka pintu kemaafan dan saling memaafkan.
“Di sini juga hadir Ibu Hendrika selaku Ketua ISKA dan juga Kadisporapar Sintang, inilah bentuk kebersamaan kita, sehingga halal bihalal ini milik semuanya, maaf memaafkan bukan hanya sesama satu komunitas saja tapi kepada semuanya, sehingga kita selalu hidup rukun dan saling menghargai sesama,” tutupnya.
Hadir dalam acara tersebut unsur Forkopimda Kabupaten Sintang, Ketua MUI Kabupaten Sintang, H. Ulwan, Ketua MABM Kabupaten Sintang, Drs. H. Ade Kartawidjaja, Asisten II Setda Kabupaten Sintang, Henri Harahap, jajaran OPD Kabupaten Sintang, Ketua Ikatan Sarjana Katolik (ISKA) dan Wanita Katolik Republik Indonesia Kabupaten Sintang yang juga Kadisporapar, Dr. Hendrika,M.Si, tokoh agama, tokoh masyarakat, ormas-ormas Islam yang ada di Kabupaten Sintang, ratusan masyarakat muslim dan tamu undangan lainnya. (*/Sg)
Comment