Ketapang    

Puluhan Tahun Gelap Gulita, Warga SP 3 Batu Tanda Dambakan Listrik PLN

Oleh : Jauhari Fatria
Minggu, 29 September 2019
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline,

Ketapang – Lebih dari 150 Kepala Keluarga (KK) di SP 3 Batu Tanda mendambakan

daerah mereka dialiri listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) lantaran

sudah puluhan tahun wilayah mereka gelap gulita alias tak teraliri listrik negara.

Ditambah lagi beban operasional listrik yang semakin berat dirasakan warga setempat

lantaran rerata menggunakan genset pribadi yang tentunya menggunakan biaya yang

cukup besar.

Kadus SP 3 Batu Tanda, Rizal firmansyah mengatakan, segala

upaya telah dilakukan pihaknya untuk pengadaan listrik PLN di tempatnya. Ia

mengaku telah kesekian kalinya dari pemerintah dusun dan pemerintah desa setempat

serta para tokoh masyarakat berupaya mengajukan proposal listrik ke Camat Air Upas

yang ditembuskan ke Bupati Ketapang serta diteruskan Manager area Perusahaan

Listrik Negara (PLN).

“Dua bulan yang lalu saya dan tokoh masyarakat SP 3 Batu

Tanda telah membuat proposal pengajuan listrik ke Camat Air Upas, ditembuskan

ke Bupati Ketapang dan diteruskan ke Menager area PLN Ketapang dan satu bulan

yang lalu pihak PLN Air Upas telah melakukan survei ke SP 3, namun lagi-lagi

sampai saat ini kita tidak mengetahui secara pasti kapan listrik masuk ke dusun

kami,” ujarnya saat dikonfirmasi, Sabtu (28/9/2019).

Rizal mengaku, sebelum ia menjabat sebagai Kadus, kadus yang

lama dan tokoh masyarakat sebelumnya juga sudah berjuang agar listrik bisa mengalir

di daerah mereka. Bahkan, kata dia, pihak PLN juga telah melakukan survei, namun

sampai saat ini ia tidak mengetahui kenapa SP 3 tidak dialiri listrik.

“Kadus yang lama bersama masyarakat juga sudah berjuang agar

SP 3 ini bisa teraliri listrik. Bahkan dulu PLN juga telah melakukan survei,”

tuturnya.

Sementara tokoh masyarakat setempat, Yusuf Efendi mengaku

kecewa lantaran sampai saat ini wilayahnya masih belum teraliri listrik. Padahal,

kata dia, warga bersama pemerintah dusun dan desa setempat telah beberapa kali

memperjuangkan agar listrik dapat masuk di wilayah tersebut.

Ia juga mengaku bahwa dirinya yang langsung mengikuti survei

penentuan titik tiang listrik bersama Manager area PLN Ketapang pada tahun 2017

lalu, namun sampai saat ini belum ada realisasinya.

“Kita dari warga tidak henti-hentinya berjuang bahkan dari

pemerintah dusun dan desa, kadus-kadus sebelumnya dan saya sendiri sempat

mengikuti survei penentuan tiang listrik dan pembebasan lahan kala itu bersama Manager

area PLN Ketapang, namun sampai saat ini tidak ada realisasinya,” ungkapnya kecewa.

Menurut Yusuf, jarak tiang listrik juga tak jauh hanya

berkisar kurang lebih 1,6 kilometer dari Ibul Dusun Kalibambang menuju SP 3

Batu Tanda. Sementara di wilayah lain, bahkan kecamatan yang jaraknya jauh dari

mesin, terang Yusuf, sudah teraliri listrik PLN.

“Tiang listrik saat ini menurut kami sangat dekat ketimbang

dengan wilayah-wilayah lain, di mana tiang listrik saat ini ada di Ibul Dusun

Kalibambang yang jaraknya ke SP 3 kurang lebih 1,6 kilometer, tetapi mengapa

dusun kami ini tidak menjadi skala prioritas untuk listrik PLN. Dari jumlah

penduduk kami sudah sangat layak, pembebasan lahan untuk tiang listrik sudah

kami lakukan. Tentu dengan tidak adanya listrik di kampung kami ini sangat

berdampak negatif pada kampung kami. Pertama, anak-anak kami di sini sulit

untuk belajar di malam hari. Kedua, juga cukup mengganggu ekonomi kami, karena

kami harus membeli bahan bakar genset setiap harinya. Ketiga, tentunya akan

menjadi rawan kejahatan karena kampung kami gelap tanpa listrik,” imbuhnya.

Senada dengan Yusuf, tokoh adat sekaligus Demong Adat Dayak setempat,

Benyamin Asiung mengaku kecewa kepada pemerintah dan pihak PLN lantaran daerah

yang ditempatinya itu sampai saat ini belum dialiri listrik negara.

“Saya sangat kecewa dengan pemerintah dan pihak PLN karena

jarak dari Ibul ke SP 3 itu cuma 1,6 kilometer, tapi mengapa tidak diteruskan

sampai ke kampung kami untuk perluasan jaringan listriknya. Sebenarnya ada apa

dengan SP 3 Batu Tanda ini. Pihak pemerintah kecamatan kemarin juga sempat

berjanji bahwa di tahun 2019 ini, kampung kami akan dialiri listrik, namun

sampai saat ini kami hanya menerima janji-janji saja,” lirihnya. (Goda)

Artikel Selanjutnya
Penemuan Kerangka Manusia di Semak-semak Gegerkan Warga Sekadau
Sabtu, 28 September 2019
Artikel Sebelumnya
Ribuan Warga Perbatasan Serbu Bhakti Sosial Kodam XII/Tpr
Sabtu, 28 September 2019

Berita terkait