Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Jumat, 11 Oktober 2019 |
KalbarOnline,
Ketapang – Bupati Ketapang, Martin Rantan berkesempatan menghadiri pelantikan
pengurus cabang Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Ketapang yang
dilangsungkan di Hotel Borneo Emerald, Jumat (11/10/2019).
Acara yang dirangkai dengan peringatan HUT IBI ke-68 tahun
itu turut dihadiri Wakil Bupati Ketapang, Suprapto, Ketua Tim Penggerak PKK
Ketapang, Ny. Elysabet Betty Martin, Dandim 1203 Ketapang, perwakilan Polres
Ketapang serta ratusan bidan yang tergabung dalam IBI Ketapang.
Dalam sambutannya, Bupati Martin menegaskan, bidan merupakan
mitra strategis bagi pemerintah daerah dan ujung tombak pada garda terdepan
dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Ia juga mengungkapkan, jumlah bidan yang
ada di Ketapang saat ini sebanyak 775 orang. Dari jumlah sebanyak itu, beberapa
di antaranya bekerja di intansi pemerintah, swasta maupun secara mandiri.
Martin turut menegaskan, pihaknya telah berupaya
meningkatkan mutu pelayanan dengan membangun dan meingkatkan jumlah dan
kualitas sarana dan prasarana fasilitas pelayanan kesehatan termasuk menambah
tenaga kesehatan terutama di daerah pedalaman serta sarana penunjang lainnya.
Orang nomor wahid di Negeri Tanah Kayong (julukan Ketapang)
itu turut memaparkan bahwa kesehatan masyarakat Kabupaten Ketapang menunjukan
peningkatan dari tahun ke tahun berdasarkan data riset kesehatan dasar
(riskesdes) indeks pembangunan kesehatan masyarakat (IPKM) sebagai bagian dari
indeks pembangunan manusia (IPM) selain ekonomi pendidikan.
“IPKM Ketapang meningkat dari 0,4867 di tahun 2013 menjadi
0,5402 di tahun 2018. Oleh karenanya, IPKM Ketapang meningkat yang semula
berada di urutan 10 pada tahun 2013 menjadi urutan 8 di tahun 2018 dari 14
Kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Barat,” papar Bupati.
Selain itu, jelas Martin, IPM Ketapang saat ini sudah
mencapai 66,41 atau masuk dalam kelompok menengah, ditambah harapan hidup bayi
yang di lahir tahun 2018 telah mencapai 70,89 tahun.
“Namun di sisi lain, kita masih menghadapi tingginya angka
kematian Ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Itu merefleksikan tantangan
yang menuntut profesionalisme bidan dalam menjalankan tugas juga mencerminkan
keinginan untuk mengoptimakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat,” jelasnya.
Martin turut membahas mengenai konsep 1000 hari pertama
kehidupan, di mana kesehatan ibu dan bayi sudah disiapkan sejak awal kehamilan
sampai anak berusia dua tahun. Ia berujar, bila 1000 hari pertama kehidupan
disiapkan dengan baik, maka periode krusial yang mentukan masa depan anak nantinya
akan mencegah masalah kesehatan dalam jangka panjang seperti stunting.
“Juga mengurangi resiko terjadinya penyakit tidak menular
seperti jantung, diabetes, gagal ginjal dan sebagainya,” ucapnya.
Ketua DPD Golkar Ketapang ini juga menyampaikan komitmen Pemerintah
Kabupaten Ketapang sebagai bentuk dukungan terhadap pelaksanaan program
kesehatan yang bersifat lokal dan nasional seperti penanganan stunting. Di mana
Ketapang menjadi salah satu daerah prioritas program jaminan persalinan (jampersal)
bagi ibu melahirkan dari keluarga tidak mampu yang tidak memiliki jaminan kesehatan.
“Di mana bidan menjadi pelaksana utamanya, juga program lain
seperti program Indonesia sehat melalui pendekatan keluarga (PIS-PK) dan
lainnya,” tandasnya.
Sementara Ketua Pengurus Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Ketapang,
Ernawati Nengsih mengaku pihaknya akan terus mewujudkan bidan yang profesional
dan berstandar sesuai dengan visi misi IBI Ketapang. Dirinya turut mengungkapkan
sejumlah prioritas IBI Ketapang dalam rangka membantu Pemkab Ketapang meningkatkan
pembangunan kesehatan masyarakat.
“Nanti yang kita prioritaskan dalam organisasi seperti
mempersatukan dan meningkatkan persaudaraan antar sesama bidan, meningkatkan
pengetahuan berbasis kompetensi serta membantu Pemkab mewujudkan pembangunan
kesehatan di Ketapang,” ungkapnya.
Ernawati menegaskan, keberadaan IBI di Ketapang juga
memiliki peran penting terutama dalam segi kesehatan seperti kesehatan ibu dan
anak, dengan turut serta menangani persoalan kasus kematian ibu dan anak di antaranya
dengan meningkatkan kompetensi bidan-bidan serta saling sharing antara bidan untuk berbagi ilmu dan pengalaman.
Kendati demikian, Ia mengakui upaya peningkatan pengetahuan
dan keterampilan terhadap para bidan dilakukan secara bertahap seperti mengutus
perwakilan beberapa bidan di wilayah kerja puskesmas masing-masing untuk
mengikuti pelatihan termasuk pelatihan yang dilakukan bekerjasama dengan pihak
Dinas Kesehatan Ketapang.
Dirinya juga berharap IBI Ketapang ke depannya dapat lebih
maju baik dari sisi ilmu pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi masyarakat.
“Harapan saya ke depan IBI dapat lebih maju lagi baik dari segi
ilmu pengetahuan para anggotanya dan bermanfaat bagi masyarakat banyak,”
harapnya.
Di tempat yang sama, Ketua IBI Ketapang periode 2013-2018,
Normus mengucapkan selamat kepada pengurus IBI periode 2018-2023 yang baru
terpilih dan dilantik. Normus turut menyampai pesannya bahwa masih ada
pekerjaan yang masih tertinggal di antaranya mengenai masalah pendidikan yang
menyangkut SDM bagi para bidan.
“Apalagi sesuai Undang-undang Nomor 36 tahun 2019 Bidan bahwa
pada tahun 2033 mendatang semuanya (bidan) minimal S1 untuk dapat membuat
prakter mandiri pelayanan kebidananan, sedangkan saat ini masih banyak bidan
yang masih D3,” katanya.
Hal tersebut menurutnya penting guna peningkatan SDM para
bidan lantaran berhubungan erat dalam penanganan kasus-kasus berkaitan dengan
tugas dan fungsi para bidan.
“Selain itu, pesan saya bidan jangan sampai ketinggalan isu-isu
terkini, kemudian harus terus meningkatkan wawasan dengan ikut seminar-seminar
yang dilaksanakan pihak-pihak terkait,” tandasnya.
Sebagai informasi, acara pelantikan pengurus IBI Ketapang sekaligus
peringatan HUT IBI ke-68 itu mengusung tema ‘Bidan melindungi hak kesehatan
reproduksi melalui pemberdayaan perempuan dan optimalisasi pelayanan kebidanan’.
(Adi
LC)
KalbarOnline,
Ketapang – Bupati Ketapang, Martin Rantan berkesempatan menghadiri pelantikan
pengurus cabang Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Ketapang yang
dilangsungkan di Hotel Borneo Emerald, Jumat (11/10/2019).
Acara yang dirangkai dengan peringatan HUT IBI ke-68 tahun
itu turut dihadiri Wakil Bupati Ketapang, Suprapto, Ketua Tim Penggerak PKK
Ketapang, Ny. Elysabet Betty Martin, Dandim 1203 Ketapang, perwakilan Polres
Ketapang serta ratusan bidan yang tergabung dalam IBI Ketapang.
Dalam sambutannya, Bupati Martin menegaskan, bidan merupakan
mitra strategis bagi pemerintah daerah dan ujung tombak pada garda terdepan
dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Ia juga mengungkapkan, jumlah bidan yang
ada di Ketapang saat ini sebanyak 775 orang. Dari jumlah sebanyak itu, beberapa
di antaranya bekerja di intansi pemerintah, swasta maupun secara mandiri.
Martin turut menegaskan, pihaknya telah berupaya
meningkatkan mutu pelayanan dengan membangun dan meingkatkan jumlah dan
kualitas sarana dan prasarana fasilitas pelayanan kesehatan termasuk menambah
tenaga kesehatan terutama di daerah pedalaman serta sarana penunjang lainnya.
Orang nomor wahid di Negeri Tanah Kayong (julukan Ketapang)
itu turut memaparkan bahwa kesehatan masyarakat Kabupaten Ketapang menunjukan
peningkatan dari tahun ke tahun berdasarkan data riset kesehatan dasar
(riskesdes) indeks pembangunan kesehatan masyarakat (IPKM) sebagai bagian dari
indeks pembangunan manusia (IPM) selain ekonomi pendidikan.
“IPKM Ketapang meningkat dari 0,4867 di tahun 2013 menjadi
0,5402 di tahun 2018. Oleh karenanya, IPKM Ketapang meningkat yang semula
berada di urutan 10 pada tahun 2013 menjadi urutan 8 di tahun 2018 dari 14
Kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Barat,” papar Bupati.
Selain itu, jelas Martin, IPM Ketapang saat ini sudah
mencapai 66,41 atau masuk dalam kelompok menengah, ditambah harapan hidup bayi
yang di lahir tahun 2018 telah mencapai 70,89 tahun.
“Namun di sisi lain, kita masih menghadapi tingginya angka
kematian Ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Itu merefleksikan tantangan
yang menuntut profesionalisme bidan dalam menjalankan tugas juga mencerminkan
keinginan untuk mengoptimakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat,” jelasnya.
Martin turut membahas mengenai konsep 1000 hari pertama
kehidupan, di mana kesehatan ibu dan bayi sudah disiapkan sejak awal kehamilan
sampai anak berusia dua tahun. Ia berujar, bila 1000 hari pertama kehidupan
disiapkan dengan baik, maka periode krusial yang mentukan masa depan anak nantinya
akan mencegah masalah kesehatan dalam jangka panjang seperti stunting.
“Juga mengurangi resiko terjadinya penyakit tidak menular
seperti jantung, diabetes, gagal ginjal dan sebagainya,” ucapnya.
Ketua DPD Golkar Ketapang ini juga menyampaikan komitmen Pemerintah
Kabupaten Ketapang sebagai bentuk dukungan terhadap pelaksanaan program
kesehatan yang bersifat lokal dan nasional seperti penanganan stunting. Di mana
Ketapang menjadi salah satu daerah prioritas program jaminan persalinan (jampersal)
bagi ibu melahirkan dari keluarga tidak mampu yang tidak memiliki jaminan kesehatan.
“Di mana bidan menjadi pelaksana utamanya, juga program lain
seperti program Indonesia sehat melalui pendekatan keluarga (PIS-PK) dan
lainnya,” tandasnya.
Sementara Ketua Pengurus Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Ketapang,
Ernawati Nengsih mengaku pihaknya akan terus mewujudkan bidan yang profesional
dan berstandar sesuai dengan visi misi IBI Ketapang. Dirinya turut mengungkapkan
sejumlah prioritas IBI Ketapang dalam rangka membantu Pemkab Ketapang meningkatkan
pembangunan kesehatan masyarakat.
“Nanti yang kita prioritaskan dalam organisasi seperti
mempersatukan dan meningkatkan persaudaraan antar sesama bidan, meningkatkan
pengetahuan berbasis kompetensi serta membantu Pemkab mewujudkan pembangunan
kesehatan di Ketapang,” ungkapnya.
Ernawati menegaskan, keberadaan IBI di Ketapang juga
memiliki peran penting terutama dalam segi kesehatan seperti kesehatan ibu dan
anak, dengan turut serta menangani persoalan kasus kematian ibu dan anak di antaranya
dengan meningkatkan kompetensi bidan-bidan serta saling sharing antara bidan untuk berbagi ilmu dan pengalaman.
Kendati demikian, Ia mengakui upaya peningkatan pengetahuan
dan keterampilan terhadap para bidan dilakukan secara bertahap seperti mengutus
perwakilan beberapa bidan di wilayah kerja puskesmas masing-masing untuk
mengikuti pelatihan termasuk pelatihan yang dilakukan bekerjasama dengan pihak
Dinas Kesehatan Ketapang.
Dirinya juga berharap IBI Ketapang ke depannya dapat lebih
maju baik dari sisi ilmu pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi masyarakat.
“Harapan saya ke depan IBI dapat lebih maju lagi baik dari segi
ilmu pengetahuan para anggotanya dan bermanfaat bagi masyarakat banyak,”
harapnya.
Di tempat yang sama, Ketua IBI Ketapang periode 2013-2018,
Normus mengucapkan selamat kepada pengurus IBI periode 2018-2023 yang baru
terpilih dan dilantik. Normus turut menyampai pesannya bahwa masih ada
pekerjaan yang masih tertinggal di antaranya mengenai masalah pendidikan yang
menyangkut SDM bagi para bidan.
“Apalagi sesuai Undang-undang Nomor 36 tahun 2019 Bidan bahwa
pada tahun 2033 mendatang semuanya (bidan) minimal S1 untuk dapat membuat
prakter mandiri pelayanan kebidananan, sedangkan saat ini masih banyak bidan
yang masih D3,” katanya.
Hal tersebut menurutnya penting guna peningkatan SDM para
bidan lantaran berhubungan erat dalam penanganan kasus-kasus berkaitan dengan
tugas dan fungsi para bidan.
“Selain itu, pesan saya bidan jangan sampai ketinggalan isu-isu
terkini, kemudian harus terus meningkatkan wawasan dengan ikut seminar-seminar
yang dilaksanakan pihak-pihak terkait,” tandasnya.
Sebagai informasi, acara pelantikan pengurus IBI Ketapang sekaligus
peringatan HUT IBI ke-68 itu mengusung tema ‘Bidan melindungi hak kesehatan
reproduksi melalui pemberdayaan perempuan dan optimalisasi pelayanan kebidanan’.
(Adi
LC)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini