Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Senin, 21 Oktober 2019 |
KalbarOnline,
Pontianak – Sebagai upaya mewujudkan tata kelola pemerintahan yang transparan
dan akuntabel guna meningkatkan kepercayaan masyarakat, Pemerintah Provinsi
Kalimantan Barat menghadirkan Data Analytic Room (Ruang Analisa Data) yang secara
resmi dilaunching langsung oleh Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji, Senin
(21/10/2019).
“Kehadiran Data Analytic Room ini sebagai upaya kita melaksanakan
tata kelola pemerintahan yang transparan dan akuntabel agar bisa mendapat
kepercayaan masyarakat. Itulah tata kelola pemerintahan yang baik dan
transparansi itu merupakan syarat utama. Selain itu juga sebagai rujukan dalam
membuat sebuah analisa yang lebih mendalam dan detail untuk pengambilan suatu
keputusan,” ujarnya.

Data Analytic Room ini, kata Midji, selain dapat diakses
oleh masyarakat luas juga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi investor untuk
menanamkan modalnya di Kalbar. Selain itu, masyarakat juga dapat mengakses
berbagai kegiatan pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD). Sehingga, tegas Midji, tidak ada lagi yang ditutup-tutupi.
“Itu bisa diakses masyarakat, sehingga siapapun yang mau
investasi di Kalbar, mereka sudah tahu datanya. Siapapun bisa mengakses
termasuk mengenai kegiatan APBD. Nanti masyarakat bisa melihat, perusahaan mana
saja yang paling banyak mendapat proyek, tadi itu ada satu perusahaan yang
sampai mendapat 56 proyek. Nah, sehingga tidak ada lagi ditutup-tutupi,”
tukasnya.
“Itu nanti saya mau telusuri, misalnya proyek tersebut di
Cipta Karya, saya akan copot Kepala Bidangnya. Kalau di Bina Marga, saya copot
juga. Karena tidak mungkin, masa satu perusahaan bisa sampai dapat 56 proyek. Saya
pastikan, saya tidak mengatur yang demikian (proyek). Saya pastikan copot. Masyarakat
juga bisa lihat tuh siapa pemilik perusahaannya. Kecuali penyedia hanya perusahaan
tersebut, tidak ada perusahaan lain,” tegasnya.
Kehadiran Data Analytic Room ini juga, kata Midji, untuk
membenahi potret pengelolaan data di Kalbar yang selama ini semrawut. Sehingga,
terang Midji, kebijakan atau program yang dibuat Pemerintah Provinsi Kalbar
terkadang tak sesuai ekspektasi yang diharapkan. Dirinya pun mencontohkan,
misalnya data mengenai pendudukan antara Dinas Pendudukan dan Pencatatan Sipil
(Disdukcapil) dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dapat berbeda dengan kisaran
tiga hingga empat persen.
“Pengelolaan data selama ini semrawut. Datanya semrawut.
Sehingga kebijakan atau program yang kita buat kadang tak menghasilkan 100
persen yang kita inginkan. Datanya bias. Jangan jauh-jauh, data penduduk saja
antara data statistik dengan Dukcapil saja bedanya bisa sekitar 3-4 persen. Itu
besar, ini yang kita tidak inginkan. Untung saja, menentukan DAU (Dana Alokasi
Umum) menggunakan data Dukcapil, kalau menggunakan data statistik, rugi.
Sehingga, satu data dan datanya valid itu penting, sudah menjadi kebutuhan
kita. Kalau tidak, repot,” imbuhnya.
Data Analytic Room yang dibangun sejak enam bulan lalu
melalui APBD 2019 ini, diakui Midji, sengaja dipercepat peresmiannya.
“Karena APBD 2019, harusnya akhir tahun nanti. Tapi saya mau
lebih cepat, karena sudah selesai juga, masa kontraknya juga sudah selesai,
jadi kita uji coba terus, sampai nanti di sini ada sebanyak-banyaknya data,”
akunya.
Melalui konten-konten yang ada pada Data Analytic Room ini,
pihaknya juga akan menyajikan data mengenai tata ruang. Hal ini dimaksudkan
agar masyarakat mengetahui informasi tersebut dan agar peruntukkan suatu
kawasan tidak mudah diubah. Tak hanya itu, pihaknya juga akan melengkapi
informasi tata ruang lengkap dengan peta dan koordinatnya, supaya tidak ada
lagi permainan.
“Harus. Supaya orang mendapat informasi, jangan sampai
peruntukkan suatu kawasan mudah diubah. Bahkan peta dan koordinatnya harus ada
dan jelas. Supaya tidak ada lagi permainan. Nanti akan kita masukkan,”
tandasnya.
Sementara Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi
Kalbar, Ir. Sukaliman, MT dalam laporan selaku Ketua Panitia menjelaskan bahwa
keberadaan Data Analytic Room ini dimaksudkan sebagai sarana penganalisa dan
pemantau pembangunan berbasis data. Pembangunan Data Analytic Room ini, lanjut
dia, bertujuan untuk menyediakan ruang penyajian data pembangunan sebagai dasar
perencanaan dan kebijakan pemerintah, serta mendukung pengambilan keputusan
oleh pemerintah (Decision Support System).
“Untuk penyajian kontennya, terdapat enam aplikasi dashboard
yang dibuat, yaitu dashboard perencanaan, keuangan, potensi desa, pekerjaan
umum, pengelolaan asset dan pembangunan/pengadaan barang/jasa. Pada tahun 2020,
akan dilengkapi dengan dashboard kependudukan, layanan publik, pendapatan
daerah, kesehatan, pertanian, pengendalian inflasi daerah, pendidikan,
komunikasi dan informatika, lingkungan hidup dan perindustrian dan
perdagangan,” jelasnya.
Guna mendukung kelancaran integrasi dan penyajian data yang
lebih komprehensif, ke depannya, kata dia, fungsi Data Analytic Room ini akan
diperkuat dengan pembangunan data center sebagai wadah repositori data untuk
keperluan data warehousing dan jaringan serat optik Pemprov Kalbar untuk
mendukung kelancaran komunikasi data yang handal.
Ia juga menjelaskan bahwa Data Analytic Room ini merupakan
salah satu keluaran dari inisiasi Satu Data Kalbar yang dikelola melalui proses
integrasi data dan penyediaan data terbuka (Open Data Kalbar).
“Saat ini terdapat 20 kategori data dan 9 jenis format data
yang tersedia untuk publik dengan total jumlah dataset adalah 1288 dataset dan
akan terus bertambah. Dataset ini adalah bahan bakar utama dalam memenuhi
fungsi Data Analytic Room sebagai fungsi analitik,” jelasnya lagi.
Sebagai fungsi pemantau, Data Analytic Room saat ini, kata
dia, telah terintegrasi dengan CCTV Kota Pontianak dan Kota Singkawang. Hal ini
dilakukan dalam upaya mewujudkan Kalbar Smart Province yang menaungi Smart
Cities di Kalimantan Barat.
“Dan sebagai fungsi kendali, saat ini DAR mendapatkan
laporan rutin penanggulangan bencana daerah setiap harinya. Data tersebut
digunakan untuk mengetahui sebaran hotspot dan tindakan penanggulangan yang
harus dilakukan,” tukasnya.
Di kesempatan itu, Sukaliman turut mengungkapkan bahwa pembiayaan
kegiatan pembangunan, pengelolaan dan peresmian Data Analytic Room ini
dibebankan melalui dana APBD Provinsi Kalimantan Barat yang tertuang dalam
DPA-SKPD Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalbar tahun anggaran 2019 dengan
pembiayaan total sebesar Rp6.931.270.704,36. (Fai)
KalbarOnline,
Pontianak – Sebagai upaya mewujudkan tata kelola pemerintahan yang transparan
dan akuntabel guna meningkatkan kepercayaan masyarakat, Pemerintah Provinsi
Kalimantan Barat menghadirkan Data Analytic Room (Ruang Analisa Data) yang secara
resmi dilaunching langsung oleh Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji, Senin
(21/10/2019).
“Kehadiran Data Analytic Room ini sebagai upaya kita melaksanakan
tata kelola pemerintahan yang transparan dan akuntabel agar bisa mendapat
kepercayaan masyarakat. Itulah tata kelola pemerintahan yang baik dan
transparansi itu merupakan syarat utama. Selain itu juga sebagai rujukan dalam
membuat sebuah analisa yang lebih mendalam dan detail untuk pengambilan suatu
keputusan,” ujarnya.

Data Analytic Room ini, kata Midji, selain dapat diakses
oleh masyarakat luas juga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi investor untuk
menanamkan modalnya di Kalbar. Selain itu, masyarakat juga dapat mengakses
berbagai kegiatan pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD). Sehingga, tegas Midji, tidak ada lagi yang ditutup-tutupi.
“Itu bisa diakses masyarakat, sehingga siapapun yang mau
investasi di Kalbar, mereka sudah tahu datanya. Siapapun bisa mengakses
termasuk mengenai kegiatan APBD. Nanti masyarakat bisa melihat, perusahaan mana
saja yang paling banyak mendapat proyek, tadi itu ada satu perusahaan yang
sampai mendapat 56 proyek. Nah, sehingga tidak ada lagi ditutup-tutupi,”
tukasnya.
“Itu nanti saya mau telusuri, misalnya proyek tersebut di
Cipta Karya, saya akan copot Kepala Bidangnya. Kalau di Bina Marga, saya copot
juga. Karena tidak mungkin, masa satu perusahaan bisa sampai dapat 56 proyek. Saya
pastikan, saya tidak mengatur yang demikian (proyek). Saya pastikan copot. Masyarakat
juga bisa lihat tuh siapa pemilik perusahaannya. Kecuali penyedia hanya perusahaan
tersebut, tidak ada perusahaan lain,” tegasnya.
Kehadiran Data Analytic Room ini juga, kata Midji, untuk
membenahi potret pengelolaan data di Kalbar yang selama ini semrawut. Sehingga,
terang Midji, kebijakan atau program yang dibuat Pemerintah Provinsi Kalbar
terkadang tak sesuai ekspektasi yang diharapkan. Dirinya pun mencontohkan,
misalnya data mengenai pendudukan antara Dinas Pendudukan dan Pencatatan Sipil
(Disdukcapil) dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dapat berbeda dengan kisaran
tiga hingga empat persen.
“Pengelolaan data selama ini semrawut. Datanya semrawut.
Sehingga kebijakan atau program yang kita buat kadang tak menghasilkan 100
persen yang kita inginkan. Datanya bias. Jangan jauh-jauh, data penduduk saja
antara data statistik dengan Dukcapil saja bedanya bisa sekitar 3-4 persen. Itu
besar, ini yang kita tidak inginkan. Untung saja, menentukan DAU (Dana Alokasi
Umum) menggunakan data Dukcapil, kalau menggunakan data statistik, rugi.
Sehingga, satu data dan datanya valid itu penting, sudah menjadi kebutuhan
kita. Kalau tidak, repot,” imbuhnya.
Data Analytic Room yang dibangun sejak enam bulan lalu
melalui APBD 2019 ini, diakui Midji, sengaja dipercepat peresmiannya.
“Karena APBD 2019, harusnya akhir tahun nanti. Tapi saya mau
lebih cepat, karena sudah selesai juga, masa kontraknya juga sudah selesai,
jadi kita uji coba terus, sampai nanti di sini ada sebanyak-banyaknya data,”
akunya.
Melalui konten-konten yang ada pada Data Analytic Room ini,
pihaknya juga akan menyajikan data mengenai tata ruang. Hal ini dimaksudkan
agar masyarakat mengetahui informasi tersebut dan agar peruntukkan suatu
kawasan tidak mudah diubah. Tak hanya itu, pihaknya juga akan melengkapi
informasi tata ruang lengkap dengan peta dan koordinatnya, supaya tidak ada
lagi permainan.
“Harus. Supaya orang mendapat informasi, jangan sampai
peruntukkan suatu kawasan mudah diubah. Bahkan peta dan koordinatnya harus ada
dan jelas. Supaya tidak ada lagi permainan. Nanti akan kita masukkan,”
tandasnya.
Sementara Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi
Kalbar, Ir. Sukaliman, MT dalam laporan selaku Ketua Panitia menjelaskan bahwa
keberadaan Data Analytic Room ini dimaksudkan sebagai sarana penganalisa dan
pemantau pembangunan berbasis data. Pembangunan Data Analytic Room ini, lanjut
dia, bertujuan untuk menyediakan ruang penyajian data pembangunan sebagai dasar
perencanaan dan kebijakan pemerintah, serta mendukung pengambilan keputusan
oleh pemerintah (Decision Support System).
“Untuk penyajian kontennya, terdapat enam aplikasi dashboard
yang dibuat, yaitu dashboard perencanaan, keuangan, potensi desa, pekerjaan
umum, pengelolaan asset dan pembangunan/pengadaan barang/jasa. Pada tahun 2020,
akan dilengkapi dengan dashboard kependudukan, layanan publik, pendapatan
daerah, kesehatan, pertanian, pengendalian inflasi daerah, pendidikan,
komunikasi dan informatika, lingkungan hidup dan perindustrian dan
perdagangan,” jelasnya.
Guna mendukung kelancaran integrasi dan penyajian data yang
lebih komprehensif, ke depannya, kata dia, fungsi Data Analytic Room ini akan
diperkuat dengan pembangunan data center sebagai wadah repositori data untuk
keperluan data warehousing dan jaringan serat optik Pemprov Kalbar untuk
mendukung kelancaran komunikasi data yang handal.
Ia juga menjelaskan bahwa Data Analytic Room ini merupakan
salah satu keluaran dari inisiasi Satu Data Kalbar yang dikelola melalui proses
integrasi data dan penyediaan data terbuka (Open Data Kalbar).
“Saat ini terdapat 20 kategori data dan 9 jenis format data
yang tersedia untuk publik dengan total jumlah dataset adalah 1288 dataset dan
akan terus bertambah. Dataset ini adalah bahan bakar utama dalam memenuhi
fungsi Data Analytic Room sebagai fungsi analitik,” jelasnya lagi.
Sebagai fungsi pemantau, Data Analytic Room saat ini, kata
dia, telah terintegrasi dengan CCTV Kota Pontianak dan Kota Singkawang. Hal ini
dilakukan dalam upaya mewujudkan Kalbar Smart Province yang menaungi Smart
Cities di Kalimantan Barat.
“Dan sebagai fungsi kendali, saat ini DAR mendapatkan
laporan rutin penanggulangan bencana daerah setiap harinya. Data tersebut
digunakan untuk mengetahui sebaran hotspot dan tindakan penanggulangan yang
harus dilakukan,” tukasnya.
Di kesempatan itu, Sukaliman turut mengungkapkan bahwa pembiayaan
kegiatan pembangunan, pengelolaan dan peresmian Data Analytic Room ini
dibebankan melalui dana APBD Provinsi Kalimantan Barat yang tertuang dalam
DPA-SKPD Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalbar tahun anggaran 2019 dengan
pembiayaan total sebesar Rp6.931.270.704,36. (Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini