Sekadau    

Warga Desa Tanjung Sekadau Gelar Perayaan Robo-Robo

Oleh : Jauhari Fatria
Rabu, 23 Oktober 2019
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline, Sekadau – Sejumlah daerah di Provinsi Kalimantan Barat menggelar perayaan tradisi budaya robo-robo, tak terkecuali di Kabupaten Sekadau. Satu di antaranya di Desa Tanjung, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau yang dipusatkan di wilayah pesisir sungai desa setempat, Rabu (23/10/2019).

Masing-masing warga mulai dari anak-anak hingga orang tua membawa

makanan, duduk melantai bersama dan membaur satu dengan yang lainnya. Masyarakat

Desa Tanjung tampak antusias merayakan tradisi budaya tersebut. Selain itu

pelaksanaan robo-robo di Desa Tanjung ini juga dihadiri oleh Anggota DPRD

Sekadau dari partai Golkar, Zainal dan Ketua MTAMT Sekadau, H. Abdul Bakar.

Diwawancarai di sela-sela kegiatan, M. Yusuf selaku tokoh

masyarakat setempat mengatakan bahwa tradisi yang dilakukan tersebut merupakan

ajang perekat tali persaudaraan, keakraban dan silaturahmi. Sehingga, kata dia,

tradisi robo-robo kental akan nilai atau makna dalam kehidupan bermasyarakat.

“Di Sekadau ada beberapa tempat yang melaksanakannya. Tidak

ada tolak bala. Hanya ada doa bersama dengan maksud untuk meminta keselamatan,

dijauhkan dari bencana, diberi keselamatan, dimurahkan rezeki dan dijauhkan

dari perselisihan,” ujarnya.

Sementara Kepala Desa Tanjung, Syamsudin mengatakan,

pihaknya sangat mendukung tradisi tersebut agar terus dilestrasikan. Mengingat,

setiap tahunnya secara turun-temurun robo-robo dilaksanakan oleh masyarakat

setempat.

“Jadi, dua hari sebelum acara Robo-robo ini masyarakat sudah

ada persiapan,” tutur Syamsudin.

Ia berharap, tradisi robo-robo ini dapat menjadi agenda tetap

kabupaten Sekadau sebagai ajang melestarikan budaya agar tak hilang ditelan

zaman.

“Kami siap memfasilitasinya. Apalagi ini ajang kebudayaan

yang perlu dilestarikan agar tidak punah. Mudah-mudahan ke depan lebih

ditingkatkan dan dapat dimeriahkan dengan acara-acara lainnya,” pungkas

Syamsudin.

Sementara tokoh masyarakat lainnya, H. M. Jamawi mengatakan bahwa

tradisi robo-robo ini merupakan ajang silaturahmi antar masyarakat, serta untuk

merekatkan tali persaudaraan di antara warga yang dibalut dengan makan bersama.

“Dengan makan bersama adalah wujud kebersamaan yang harus

dipertahankan supaya kebersamaan ini tetap dijaga dan dipertahankan sebagai

wewujudkan nilai budaya yang ada di Desa Tanjung ini,” jelasnya.

Sejarah singkat mengenai

tradisi budaya robo-robo

Seperti diketahui bahwa robo-robo merupakan upacara tolak

bala oleh masyarakat Kalimantan Barat yang digelar pada hari Rabu pekan

terakhir bulan Safar, Hijriah.

Robo-robo merupakan aset budaya Kabupaten Mempawah dan

menjadi salah satu Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang ditetapkan pada tanggal

27 Oktober 2016 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan

sejak saat itu masuk dalam kalender wisata nasional dan menjadi agenda wisata

budaya setiap tahunnya.

Seiring dinamisnya zaman, ritual robo-robo pun akhirnya

sekarang hampir dilaksanakan oleh seluruh warga Kalimantan Barat di berbagai

wilayah. Robo-robo bukan sekedar budaya masyarakat Kalimantan Barat melainkan juga

mengandung esensi warisan sejarah dari leluhur masa lampau.

Untuk masa kini yang semakin berkembang, tradisi robo-robo

tidak hanya dilakukan oleh masyarakat suku Melayu di Kalimantan Barat yang

beragama Islam. Namun kini dari suku lainnya yang ada di Kalimantan Barat juga

telah ikut dalam Robo Robo, bahkan dari warga non-muslim.

Adapun histori mengenai robo-robo berawal ketika Opu Daeng

Manambon (Raja Mempawah pertama) dan Putri Kesumba datang ke Mempawah tahun

1148 Hijriah atau 1737 Masehi untuk menerima tampuk pewaris Kerajaan Bengkule

Rajangk. Opu Daeng Manambon dan Putri Kesumba berlayar bersama 40 rombongan

perahu dari Ketapang ke Kuala Mempawah.

Ketika Opu Daeng Manambon tiba di Kuala Mempawah, seluruh

masyarakat menyambut gembira. Bahkan sampai dipasang kain warna warni di setiap

rumah penduduk dan ada yang mengiringi rombongan Opu Daeng Manambon dengan

sampan hingga ke pinggiran sungai.

Merasa bahagia dengan penyambutan masyarakat Kuala Mempawah,

akhirnya Opu Daeng Manambon membagikan seluruh bekal makanannya kepada warga.

Opu Daeng Manambon pun turun ke pinggiran sungai kemudian mengumandangkan azan

lalu memanjaatkan doa pada Allah Subhanawata’ala agar diberikan keselamatan.

Selanjutnya seluruh masyarakat Kuala Mempawah yang menyambut

Daeng Opu Manambon lantas bersantap bersama makanan diberikan di pinggiran

sungai. Ikut juga makan bersama para rombongan kapal yang mengiring Daeng Opu

Manambon.

Sebab kedatangan Opu Daeng Manambon dan rombongan berdasarkan perhitungan hijriah jatuh pada Rabu pekan terakhir bulan Safar, maka momentum sejarah itu terus diperingati masyarakat Kalimantan Barat hingga kini dengan tradisi robo-robo.

Tradisi robo-robo bahkan pada perkembangannya memberikan andil bagi pengenalan potensi budaya Kalimantan Barat dan perekonomian daerah. Setiap tahunnya sekarang diperingati Festival Robo Robo yang menampilkan berbagai kekayaan ritualnya, bahkan sampai dihadiri para pimpinan negara kawasasan Asean. (Mus)

Artikel Selanjutnya
Hadiri Perayaan Budaya Robo-robo, Wabup Sujiwo Tegaskan Pemkab Kubu Raya Komit Lestarikan Adat Budaya
Rabu, 23 Oktober 2019
Artikel Sebelumnya
Tim PKK Sekadau Kunjungi Perajin Gula Aren di Desa Semabi
Rabu, 23 Oktober 2019

Berita terkait