Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Jumat, 13 Desember 2019 |
Edi Kamtono :
Mengingatkan saya dengan Stevie Wonder
KalbarOnline,
Pontianak – Febri, seorang difabel penyandang tunanetra membuat Wali Kota
Pontianak, Edi Rusdi Kamtono terkesima. Bagaimana tidak, musik instrumen lewat
kepiawaian jari-jarinya memainkan alat musik keyboard mampu memukau tamu yang
hadir pada peringatan Hari Disabilitas Internasional 2019 yang dilangsungkan di
gedung UMKM Center Pontianak, Kamis (12/12/2019).
“Musik yang dimainkan oleh Febri ini luar biasa, saya
langsung teringat dengan Stevie Wonder, penyanyi dan pemain musik. Dia juga
seorang tunanetra,” ungkapnya saat membuka kegiatan.
Selain Febri, lukisan karya difabel tampil pada event itu.
Tampak wajah Wali Kota Edi Rusdi Kamtono menjadi satu di antara obyek lukisan
hasil karya difabel.
Orang nomor wahid di Pontianak ini menuturkan, para difabel
atau disabilitas memiliki talenta dan kelebihan yang luar biasa. Sebagaimana
tema yang diusung pada peringatan ini, ‘Menuju Indonesia Inklusi Disabilitas
Unggul’, dirinya berharap para disabilitas yang ada di Kota Pontianak mampu
mengguncang dunia dengan prestasi-prestasi di berbagai bidang. Dalam berbagai
event, difabel Kota Pontianak mampu menunjukkan prestasi yang membanggakan.
Sebut saja Asian Para Games beberapa waktu lalu, beberapa atlet disabilitas
penyumbang medali emas untuk Indonesia berasal dari Pontianak.
“Artinya secara fisik mungkin mereka memiliki kekurangan,
tetapi dari segi prestasi mereka lebih unggul,” ucap Edi.
Dirinya yakin para difabel atau disabilitas yang ada di Kota
Pontianak mampu membuktikan bahwa mereka juga bisa mengukir prestasi. Edi
menyebut, tidak sedikit ilmuwan dan seniman dunia, meskipun memiliki
keterbatasan fisik, tetapi mereka mampu menciptakan karya-karya atau ciptaan
yang hingga kini bermanfaat bagi orang banyak. Sebut saja pelukis Leonardo Da
Vinci penyandang disleksia.
Karyanya yang diperbincangkan dunia yakni lukisan Mona Lisa
yang memiliki daya tarik tersendiri. Kemudian Thomas Alfa Edison penemu lampu
yang merupakan tunarungu, Albert Einstein menyandang sindrom Asperger. Sindrom
Asperger adalah gangguan neurologis atau saraf yang tegolong ke dalam gangguan
spektrum autisme. Dibalik itu, Einstein adalah seorang ilmuwan fisika teoritis
yang dipandang luas sebagai ilmuwan terbesar dalam abad ke-20 dengan teori
relativitasnya yang terkenal.
“Mereka adalah orang-orang luar biasa dan menginspirasi bagi
kita semua,” paparnya.
Dalam menyediakan fasilitas publik bagi disabilitas,
Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak telah menerbitkan Perda Nomor 13 tahun 2013
tentang perlindungan dan pemberdayaan para penyandang disabilitas. Memang
diakui Edi, di dalam pembangunan infrastruktur pihaknya masih terus
meningkatkan sarana dan prasarana untuk disabilitas. Seperti trotoar untuk
tunanetra atau tunadaksa.
“Kita sedang melengkapi fasilitas ramah disabilitas.
Bangunan-bangunan milik Pemkot Pontianak termasuk bangunan publik diwajibkan
untuk melengkapi bagi penyandang disabilitas,” pungkasnya. (jim)
Edi Kamtono :
Mengingatkan saya dengan Stevie Wonder
KalbarOnline,
Pontianak – Febri, seorang difabel penyandang tunanetra membuat Wali Kota
Pontianak, Edi Rusdi Kamtono terkesima. Bagaimana tidak, musik instrumen lewat
kepiawaian jari-jarinya memainkan alat musik keyboard mampu memukau tamu yang
hadir pada peringatan Hari Disabilitas Internasional 2019 yang dilangsungkan di
gedung UMKM Center Pontianak, Kamis (12/12/2019).
“Musik yang dimainkan oleh Febri ini luar biasa, saya
langsung teringat dengan Stevie Wonder, penyanyi dan pemain musik. Dia juga
seorang tunanetra,” ungkapnya saat membuka kegiatan.
Selain Febri, lukisan karya difabel tampil pada event itu.
Tampak wajah Wali Kota Edi Rusdi Kamtono menjadi satu di antara obyek lukisan
hasil karya difabel.
Orang nomor wahid di Pontianak ini menuturkan, para difabel
atau disabilitas memiliki talenta dan kelebihan yang luar biasa. Sebagaimana
tema yang diusung pada peringatan ini, ‘Menuju Indonesia Inklusi Disabilitas
Unggul’, dirinya berharap para disabilitas yang ada di Kota Pontianak mampu
mengguncang dunia dengan prestasi-prestasi di berbagai bidang. Dalam berbagai
event, difabel Kota Pontianak mampu menunjukkan prestasi yang membanggakan.
Sebut saja Asian Para Games beberapa waktu lalu, beberapa atlet disabilitas
penyumbang medali emas untuk Indonesia berasal dari Pontianak.
“Artinya secara fisik mungkin mereka memiliki kekurangan,
tetapi dari segi prestasi mereka lebih unggul,” ucap Edi.
Dirinya yakin para difabel atau disabilitas yang ada di Kota
Pontianak mampu membuktikan bahwa mereka juga bisa mengukir prestasi. Edi
menyebut, tidak sedikit ilmuwan dan seniman dunia, meskipun memiliki
keterbatasan fisik, tetapi mereka mampu menciptakan karya-karya atau ciptaan
yang hingga kini bermanfaat bagi orang banyak. Sebut saja pelukis Leonardo Da
Vinci penyandang disleksia.
Karyanya yang diperbincangkan dunia yakni lukisan Mona Lisa
yang memiliki daya tarik tersendiri. Kemudian Thomas Alfa Edison penemu lampu
yang merupakan tunarungu, Albert Einstein menyandang sindrom Asperger. Sindrom
Asperger adalah gangguan neurologis atau saraf yang tegolong ke dalam gangguan
spektrum autisme. Dibalik itu, Einstein adalah seorang ilmuwan fisika teoritis
yang dipandang luas sebagai ilmuwan terbesar dalam abad ke-20 dengan teori
relativitasnya yang terkenal.
“Mereka adalah orang-orang luar biasa dan menginspirasi bagi
kita semua,” paparnya.
Dalam menyediakan fasilitas publik bagi disabilitas,
Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak telah menerbitkan Perda Nomor 13 tahun 2013
tentang perlindungan dan pemberdayaan para penyandang disabilitas. Memang
diakui Edi, di dalam pembangunan infrastruktur pihaknya masih terus
meningkatkan sarana dan prasarana untuk disabilitas. Seperti trotoar untuk
tunanetra atau tunadaksa.
“Kita sedang melengkapi fasilitas ramah disabilitas.
Bangunan-bangunan milik Pemkot Pontianak termasuk bangunan publik diwajibkan
untuk melengkapi bagi penyandang disabilitas,” pungkasnya. (jim)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini