Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Rabu, 05 Februari 2020 |
KalbarOnline Kubu
Raya – Dibalik pencapaian sebagai daerah dengan pertumbuhan ekonomi
tertinggi di Kalimantan Barat selama sepuluh tahun terakhir, Kabupaten Kubu
Raya juga diingatkan untuk waspada terhadap potensi pengangguran. Pasalnya
dalam kurun tiga tahun terakhir terjadi penurunan realisasi investasi. Baik
penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Akibatnya penyerapan tenaga kerja cenderung menurun. Hal ini
disampaikan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura
Pontianak, Prof. Dr. Edi Suratman pada kegiatan Talkshow Kubu Raya Economic
Outlook: Review Satu Dekade Kabupaten Kubu Raya, Senin (3/2/2020), di Qubu
Resort Kubu Raya.
“Hati-hati. Karena persentase antara tenaga kerja yang
bekerja dibandingkan dengan angkatan kerja yang tersedia itu menurun. Itu kan
artinya ada pengangguran yang bertambah,” ujarnya.
Edi menuturkan, berdasarkan penelitian pihaknya, Kabupaten
Kubu Raya akan segera memasuki bonus demografi mulai tahun 2020 dan mencapai
puncaknya di 2030. Dia menerangkan, bonus demografi adalah suatu keadaan dimana
tenaga kerja produktif berjumlah cukup banyak. Yang jika tidak ada pekerjaan,
maka tidak lagi menjadi bonus.
“Tapi akan jadi masalah. Jadi bonus demografi akan berubah
jadi masalah demografi,” sebutnya.
Terkait hal itu, Edi mengingatkan pemerintah daerah melalui
dinas terkait agar bersiap. Menurutnya, dinas harus melakukan sejumlah upaya
dalam menyambut bonus demografi. Diantaranya mengadakan pelatihan-pelatihan
keterampilan, pengiriman pendidikan, dan mengundang investasi untuk masuk. Ia
menyatakan bonus demografi harus disambut dengan persiapan matang. Karena hanya
datang sekali seumur hidup.
“Di Korea, Jepang, dan China ketika bonus demografi datang,
pertumbuhan ekonominya tinggi. Tapi di Afrika, ketika bonus demografi datang
pertumbuhan ekonominya rendah. Karena di Afrika tidak diantisipasi dengan baik.
Sedangkan di Korea, Jepang, dan China, kehadiran bonus demografi disambut
dengan persiapan yang matang. Nah, di kita mesti disiapkan. Hati-hati,”
pesannya.
Meski ada potensi pengangguran meningkat, Edi menyatakan
Kubu Raya tetap punya potensi luar biasa untuk terus tumbuh. Ia menyebut Kubu
Raya potensial dalam menurunkan angka kemiskinan. Dalam sepuluh tahun terakhir,
angka kemiskinan di Kubu Raya terus menurun. Angkanya sedikit di atas lima
persen. Lebih rendah dari kemiskinan rata-rata provinsi dan jauh di bawah
nasional. Kubu Raya, menurutnya, tinggal sedikit lagi melewati posisi Sanggau
sebagai yang terendah di Kalbar dalam kemiskinan.
“Ini luar biasa. Angkanya sekarang sedikit di atas lima
persen. Bahkan angka kemisinan Kubu Raya lebih rendah dari kemiskinan rata-rata
provinsi apalagi nasional. Nasional itu mendekati 10 persen. Provinsi itu 7,77
persen. Itu potensial untuk kita tekan menjadi yang terendah di Kalbar.
Sekarang posisi terendah di Kalbar itu Sanggau. Sedikit lagi bisa kita lewati
karena pertumbuhan ekonomi kita jauh di atas pertumbuhan ekonomi Sanggau,”
terangnya.
Memacu pertumbuhan ekonomi Kubu raya, Edi memberikan
sejumlah rekomendasi. Pertama, meningkatkan daya saing bisnis dan investasi
daerah melalui perbaikan infrastruktur dan penyediaan insentif fiskal. Yakni
penurunan tarif pajak dan pembebasan pajak sesuai aturan dan non-fiskal, yaitu
kemudahan perizinan dan layanan serta penyediaan bantuan infrastruktur. Kedua,
pemerataan pembangunan desa dan kota melalui konektivitas dan perbaikan infrastuktur
dengan sinergi APBDes, APBD, dan APBN. Ketiga, mendorong peningkatan nilai
tambah produk pertanian, perkebunan, dan perikanan melalui penetapan produk
unggulan daerah dan penetapan kawasan industri di daerah.
“Kemudian melakukan peningkatan kualitas tenaga kerja
melalui pelatihan dan pendidikan sesuai kebutuhan pasar kerja, terutama untuk
menghadapi kehadiran bonus demografi,” pungkasnya. (ian)
KalbarOnline Kubu
Raya – Dibalik pencapaian sebagai daerah dengan pertumbuhan ekonomi
tertinggi di Kalimantan Barat selama sepuluh tahun terakhir, Kabupaten Kubu
Raya juga diingatkan untuk waspada terhadap potensi pengangguran. Pasalnya
dalam kurun tiga tahun terakhir terjadi penurunan realisasi investasi. Baik
penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Akibatnya penyerapan tenaga kerja cenderung menurun. Hal ini
disampaikan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura
Pontianak, Prof. Dr. Edi Suratman pada kegiatan Talkshow Kubu Raya Economic
Outlook: Review Satu Dekade Kabupaten Kubu Raya, Senin (3/2/2020), di Qubu
Resort Kubu Raya.
“Hati-hati. Karena persentase antara tenaga kerja yang
bekerja dibandingkan dengan angkatan kerja yang tersedia itu menurun. Itu kan
artinya ada pengangguran yang bertambah,” ujarnya.
Edi menuturkan, berdasarkan penelitian pihaknya, Kabupaten
Kubu Raya akan segera memasuki bonus demografi mulai tahun 2020 dan mencapai
puncaknya di 2030. Dia menerangkan, bonus demografi adalah suatu keadaan dimana
tenaga kerja produktif berjumlah cukup banyak. Yang jika tidak ada pekerjaan,
maka tidak lagi menjadi bonus.
“Tapi akan jadi masalah. Jadi bonus demografi akan berubah
jadi masalah demografi,” sebutnya.
Terkait hal itu, Edi mengingatkan pemerintah daerah melalui
dinas terkait agar bersiap. Menurutnya, dinas harus melakukan sejumlah upaya
dalam menyambut bonus demografi. Diantaranya mengadakan pelatihan-pelatihan
keterampilan, pengiriman pendidikan, dan mengundang investasi untuk masuk. Ia
menyatakan bonus demografi harus disambut dengan persiapan matang. Karena hanya
datang sekali seumur hidup.
“Di Korea, Jepang, dan China ketika bonus demografi datang,
pertumbuhan ekonominya tinggi. Tapi di Afrika, ketika bonus demografi datang
pertumbuhan ekonominya rendah. Karena di Afrika tidak diantisipasi dengan baik.
Sedangkan di Korea, Jepang, dan China, kehadiran bonus demografi disambut
dengan persiapan yang matang. Nah, di kita mesti disiapkan. Hati-hati,”
pesannya.
Meski ada potensi pengangguran meningkat, Edi menyatakan
Kubu Raya tetap punya potensi luar biasa untuk terus tumbuh. Ia menyebut Kubu
Raya potensial dalam menurunkan angka kemiskinan. Dalam sepuluh tahun terakhir,
angka kemiskinan di Kubu Raya terus menurun. Angkanya sedikit di atas lima
persen. Lebih rendah dari kemiskinan rata-rata provinsi dan jauh di bawah
nasional. Kubu Raya, menurutnya, tinggal sedikit lagi melewati posisi Sanggau
sebagai yang terendah di Kalbar dalam kemiskinan.
“Ini luar biasa. Angkanya sekarang sedikit di atas lima
persen. Bahkan angka kemisinan Kubu Raya lebih rendah dari kemiskinan rata-rata
provinsi apalagi nasional. Nasional itu mendekati 10 persen. Provinsi itu 7,77
persen. Itu potensial untuk kita tekan menjadi yang terendah di Kalbar.
Sekarang posisi terendah di Kalbar itu Sanggau. Sedikit lagi bisa kita lewati
karena pertumbuhan ekonomi kita jauh di atas pertumbuhan ekonomi Sanggau,”
terangnya.
Memacu pertumbuhan ekonomi Kubu raya, Edi memberikan
sejumlah rekomendasi. Pertama, meningkatkan daya saing bisnis dan investasi
daerah melalui perbaikan infrastruktur dan penyediaan insentif fiskal. Yakni
penurunan tarif pajak dan pembebasan pajak sesuai aturan dan non-fiskal, yaitu
kemudahan perizinan dan layanan serta penyediaan bantuan infrastruktur. Kedua,
pemerataan pembangunan desa dan kota melalui konektivitas dan perbaikan infrastuktur
dengan sinergi APBDes, APBD, dan APBN. Ketiga, mendorong peningkatan nilai
tambah produk pertanian, perkebunan, dan perikanan melalui penetapan produk
unggulan daerah dan penetapan kawasan industri di daerah.
“Kemudian melakukan peningkatan kualitas tenaga kerja
melalui pelatihan dan pendidikan sesuai kebutuhan pasar kerja, terutama untuk
menghadapi kehadiran bonus demografi,” pungkasnya. (ian)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini