Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Senin, 24 Februari 2020 |
Pemanfaatan PLBN belum maksimal
KalbarOnline, Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji menyayangkan perdagangan ekspor melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Provinsi Kalbar belum dimanfaatkan secara maksimal. Di PLBN Aruk, Kabupaten Sambas, misalnya. Di mana, kata Midji, ekspor pertanian yang dilakukan di pintu perbatasan tersebut masih dalam bentuk segar.
“Hasil pertanian dikirim langsung dan belum diolah,” ujarnya, saat memberikan sambutan dalam kegiatan Bank Indonesia Festival, di eks Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Sabtu (22/2/2020) lalu.
Salah satu komoditas pertanian yang di ekspor ke negeri Jiran itu, kata Midji, adalah talas. Dirinya sangat menyayangkan ekspor yang dilakukan itu masih dalam bentuk segar, tanpa pengolahan terlebih dahulu. Padahal produk tersebut, tegas Midji, akan jauh lebih bernilai ekonomi bila diekspor dalam bentuk olahan atau pangan jadi.
“Dengan mengekspornya dalam bentuk jadi, atau minimal setengah jadi, profit yang dihasilkan tentu akan lebih besar,” tukasnya.
Orang nomor wahid di Bumi Tanjungpura ini menegaskan, harusnya para eksportir mencari tahu lebih dalam, produk turunan apa yang dihasilkan dari olahan talas di Malaysia. Dalam hal ini, ditegaskan Midji, Konsulat Indonesia di negera itu juga harus membantu mencari informasi soal pengolahannya.
“Pernah tidak kita konsultasi dengan Konsulat, di sana itu talas dibuat apa. Kalau kita tahu, kita bisa coba produksi sendiri produk turunannya. Kita bisa membuat produk yang potensial di pasar Malaysia,” tandasnya.
Di tempat yang sama, Deputi Gubernur BI, Sugeng mengatakan, secara historis UMKM terbukti mampu bertahan menghadapi berbagai macam kondisi ekonomi, termasuk saat bergejolak. Menurutnya, UMKM menjadi penyelamat perekonomian tanah air saat terjadi krisis.
“UMKM menjadi sumber penyerapan tenaga kerja, karena itu, memang kita harus memberdayakan UMKM secara optimal,” kata dia.
BI Kalbar, lanjut dia, melalui inkubator bisnisnya, diharuskan memberikan dukungan sekaligus bimbingan kepada para pelaku UMKM di Kalbar, agar mereka mampu meningkatkan nilai produknya. Harapannya, produk-produk yang dihasilkan, tidak hanya mampu menembus pasar lokal, namun juga pasar internasional.
“Kita harus mendorong produk-produk UMKM tujuan ekspor,” kata dia.
Selain itu, agar pangsa pasar luar negeri terbuka, ia meminta para pelaku UMKM meningkatkan nilai kualitas produknya dengan pengemasan yang baik. Menurutnya ada banyak produk makanan yang dihasilkan oleh UMKM Kalbar, tetapi masih lemah dalam hal pengemasan.
“Hanya kemasannya belum bagus, masih di dalam bentuk transparan,” pungkasnya. (Fai)
Pemanfaatan PLBN belum maksimal
KalbarOnline, Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji menyayangkan perdagangan ekspor melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Provinsi Kalbar belum dimanfaatkan secara maksimal. Di PLBN Aruk, Kabupaten Sambas, misalnya. Di mana, kata Midji, ekspor pertanian yang dilakukan di pintu perbatasan tersebut masih dalam bentuk segar.
“Hasil pertanian dikirim langsung dan belum diolah,” ujarnya, saat memberikan sambutan dalam kegiatan Bank Indonesia Festival, di eks Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Sabtu (22/2/2020) lalu.
Salah satu komoditas pertanian yang di ekspor ke negeri Jiran itu, kata Midji, adalah talas. Dirinya sangat menyayangkan ekspor yang dilakukan itu masih dalam bentuk segar, tanpa pengolahan terlebih dahulu. Padahal produk tersebut, tegas Midji, akan jauh lebih bernilai ekonomi bila diekspor dalam bentuk olahan atau pangan jadi.
“Dengan mengekspornya dalam bentuk jadi, atau minimal setengah jadi, profit yang dihasilkan tentu akan lebih besar,” tukasnya.
Orang nomor wahid di Bumi Tanjungpura ini menegaskan, harusnya para eksportir mencari tahu lebih dalam, produk turunan apa yang dihasilkan dari olahan talas di Malaysia. Dalam hal ini, ditegaskan Midji, Konsulat Indonesia di negera itu juga harus membantu mencari informasi soal pengolahannya.
“Pernah tidak kita konsultasi dengan Konsulat, di sana itu talas dibuat apa. Kalau kita tahu, kita bisa coba produksi sendiri produk turunannya. Kita bisa membuat produk yang potensial di pasar Malaysia,” tandasnya.
Di tempat yang sama, Deputi Gubernur BI, Sugeng mengatakan, secara historis UMKM terbukti mampu bertahan menghadapi berbagai macam kondisi ekonomi, termasuk saat bergejolak. Menurutnya, UMKM menjadi penyelamat perekonomian tanah air saat terjadi krisis.
“UMKM menjadi sumber penyerapan tenaga kerja, karena itu, memang kita harus memberdayakan UMKM secara optimal,” kata dia.
BI Kalbar, lanjut dia, melalui inkubator bisnisnya, diharuskan memberikan dukungan sekaligus bimbingan kepada para pelaku UMKM di Kalbar, agar mereka mampu meningkatkan nilai produknya. Harapannya, produk-produk yang dihasilkan, tidak hanya mampu menembus pasar lokal, namun juga pasar internasional.
“Kita harus mendorong produk-produk UMKM tujuan ekspor,” kata dia.
Selain itu, agar pangsa pasar luar negeri terbuka, ia meminta para pelaku UMKM meningkatkan nilai kualitas produknya dengan pengemasan yang baik. Menurutnya ada banyak produk makanan yang dihasilkan oleh UMKM Kalbar, tetapi masih lemah dalam hal pengemasan.
“Hanya kemasannya belum bagus, masih di dalam bentuk transparan,” pungkasnya. (Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini