KalbarOnline.com, MAKASSAR — Suasana hati remaja putri berinisal RM sedang tidak baik. Ada sedikit permasalahan dengan adiknya berinisial I, Sabtu,(7/03/2020), sekitar pukul 09.00 Wita.
Adik laki-lakinya itu menyampaikan, ibunya sedang marah kepada dirinya. Sandal orang tuanya itu hilang entah kemana.
RM pun berusaha mencari sandal milik orang tuanya. Namun, tidak ketemu juga. Jangankan di rumah, di sawah sekalipun tidak ada.
“RM pun kembali ke rumahnya pukul 10.20 Wita. Adiknya, I langsung memberitahu kakaknya itu, bahwa akan dimarahi oleh ibunya gara-gara sandalnya hilang,” kata Kapolres Pangkep, AKBP Ibrahim Aji di Mapolda Sulsel, Senin, (9/3/2020).
Tak lama kemudian, sendal milik ibunya pun ditemukan. Ternyata tersimpan di rak sepatu. Suasana hati RM pun berubah menjadi mendung. Raut wajahnya berubah menjadi marah.
RM pun mengungkit janji yang pernah diberikan oleh ibunya, yang akan dibelikan sepatu baru.
“Hari-hari sebelumnya memang RM meminta dibelikan sepatu baru tidak dipenuhi,” tambah perwira polisi berpangkat dua bunga ini.
Setelah itu, kakak kandung RM berinisial F datang. Perkataan yang keluar dari mulutnya membuat hati RM teriris.
Di situ, F menyuruh RM pergi meninggalkan rumah. “Pergi saja kau dari rumah,” cetus F kepada RM, adiknya itu.
Suasana hati RM semakin mendung. Raut wajahnya usai mendengar kata itu sangat murung. RM terus memendam perkataan kakaknya itu, hingga berjam-jam.
Hingga memasuki pukul 14.00 Wita, RM masuk ke dalam kolom rumah tantenya. Rumah tantenya itu hanya bersebelahan dengan rumahnya tersebut.
30 menit kemudian, RM tertidur pulas di bawah kolom itu. Orang tua RM baru saja pulang bekerja. Orang tua itu tiba-tiba panik. Dia mencari anaknya tersebut namun tidak ada.
Tidak hanya di sekitar rumah, bahkan saking paniknya, orang tuanya mencari RM hingga ke luar rumah.
“Orang tuanya mencari RM hingga ke sekitaran kampung, hingga ke sekolah RM. Namun tak kunjung ketemu,” jelas Ibrahim Aji.
Pukul 16.00 Wita, RM yang sebelumnya tertidur di kolom rumah tantenya, terbangun. Namun dia masih teringat dengan perkataan F, kakaknya tersebut.
Sementara ibunya terus gelisah. RM tak kunjung pulang, meski hari sudah malam. Ibunya pun pergi ke kampung sebelah. RM tahu bahwa ibunya itu sedang mencari dirinya.
Singkat cerita, RM pun mulai merekayasa penculikan dirinya. Mengambil seutas tali untuk diikat ke tangannya.
“Beberapa saat kemudian seorang laki-laki bernama Daeng Tompo menemukan RM di bawah kolom. RM menyampaikan ke Daeng Tompo, dia takut dengan ayahnya. RM juga sempat ditanya oleh Daeng Tompo soal tangannya yang terikat. Namun RM malah menangis,” tambah Kapolres Pangkep ini.
Agar tidak terjadi apa-apa, RM pun dibawa pulang oleh Daeng Tompo ke rumahnya. Setelah masuk, ada salah satu keluarga RM, bernama Erni.
Tetapi posisi tangan RM saat itu masih terikat. Erni pun membuka tali itu. Di situ, RM pun menceritakan ke Erni, bahwa dia mengaku baru saja diculik oleh tiga orang tak dikenal (OTK)
Penuturan RM, ketiga orang itu telah melarikan diri. RM juga mengaku sempat diminumkan minuman tersebut oleh OTK tersebut.
“Orang tua RM pun kembali ke rumahnya, setelah anaknya itu telah kembali ke rumah,” tambahnya.
Orang tua RM juga diberitahu oleh anaknya itu, sama yang telah diceritakan RM kepada Erni soal pencurian terhadap dirinya. Polisi pun datang.
Setelah itu, pukul 20.39 Wita, RM merasa sesak napas hingga dibawa ke rumah sakit terdekat. Di sana, perempuan 12 tahun itu
Sementara aparat kepolisian yang telah mendengar pengakuan penculikan dari RM, akhirnya melakukan pencarian terhadap pelaku penculikan itu.
Beberapa jam kemudian, RM pun mengakui perbuatannya. Dia merekayasa penculikan terhadap dirinya, hingga membuat polisi dan jagat sosial media menjadi heboh.
“Apa yang diceritakan RM, hanya karangannya dia. RM memang merasa tidak adil dan dibeda-bedakan dengan saudaranya,” jelas Kapolres Pangkep ini.
Pencarian polisi terhadap pelaku pencurian seperti yang dijelaskan oleh RM, dihentikan. Kasus pencurian anak di Kabupaten Pangkep, ternyata bohong semata.
Kini, orang tua RM minta maaf atas perlakuan anaknya yang masih polos itu. Dia akan lebih memperhatikan anaknya dalam bertingkah.
“Dengan adanya rekayasa penculikan anak saya sehingga beredar luas di masyarakat. Kami sebagai orang tua, sangat menyesali dan mohon maaf yang sebesarnya kepada polisi, TNI, dan masyarakat,” kata ayah RM, berinisial AR sambil tertunduk malu di hadapan media. (Agus)
Comment