Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Jumat, 13 Maret 2020 |
Baterai lithium polymer atau lithium ion yang banyak digunakan pada smartphone, dari dulu hingga kini, kabarnya kurang aman. Karena, baterai tipe itu menggunakan material cair sebagai elektrolit, yang beresiko bocor dan mudah terbakar. Itu pula yang diduga menjadi (salah satu) penyebab kasus meledaknya baterai smartphone tatkala sedang di-recharge.
Itu pula yang mendorong sekelompok peneliti Singapura, menciptakan baterai lithium yang lebih aman. Tak mudah terbakar atau meledak, namun tak mengurangi kinerjanya sebagai penyuplai daya. Dan yang penting, bisa dan cocok digunakan di aneka perangkat elektronik.
Tim peneliti dari NanoBio Lab (NBL) Singapura itu mengatakan, mereka menemukan cara untuk membuat baterai lithium-sulfur, yang berbahan baku semi-liquid elektrolit. Bahan ini berbentuk seperti gel, tidak padat tapi juga tidak cair. Mereka memanfaatkan teknologi nano untuk menciptakan material baru ini.
Penggunaan elektrolit semi-liquid ini memang ditujukan untuk menjadi solusi pengganti elektrolid cair, yang disebutkan mudah bocor, sangat tergantung pada separator elektroda yang tidak stabil pada faktor panas dan faktor mekanis. Sementara menggunakan elektrolit padat, memang bisa meningkatkan faktor keamanan, namun mengurangi kinerja baterai sebagai penyuplai daya.
Jackie Y. Ying, pimpinan tim peneliti NBL itu mengatakan, “Quasi-solid electrolit hibrida merupakan kombinasi komponen padat dan komponen cair, yang menghasilkan baterai yang lebih aman namun tetap mempertahankan kinerja tinggi sebagai catu daya.” Dalam penelitian tersebut, Ying dibantu Ayman AbdelHamid dan Cheong Jian Liang. “Solusi kami adalah menghilangkan resiko kebocoran dan lebih stabil pada suhu panas dan faktor mekanisnya,” tambah Ying.
The post Lithium-sulfur, Baterai Yang Lebih “Aman” Dibanding Lithium Ion appeared first on KalbarOnline.com.
Baterai lithium polymer atau lithium ion yang banyak digunakan pada smartphone, dari dulu hingga kini, kabarnya kurang aman. Karena, baterai tipe itu menggunakan material cair sebagai elektrolit, yang beresiko bocor dan mudah terbakar. Itu pula yang diduga menjadi (salah satu) penyebab kasus meledaknya baterai smartphone tatkala sedang di-recharge.
Itu pula yang mendorong sekelompok peneliti Singapura, menciptakan baterai lithium yang lebih aman. Tak mudah terbakar atau meledak, namun tak mengurangi kinerjanya sebagai penyuplai daya. Dan yang penting, bisa dan cocok digunakan di aneka perangkat elektronik.
Tim peneliti dari NanoBio Lab (NBL) Singapura itu mengatakan, mereka menemukan cara untuk membuat baterai lithium-sulfur, yang berbahan baku semi-liquid elektrolit. Bahan ini berbentuk seperti gel, tidak padat tapi juga tidak cair. Mereka memanfaatkan teknologi nano untuk menciptakan material baru ini.
Penggunaan elektrolit semi-liquid ini memang ditujukan untuk menjadi solusi pengganti elektrolid cair, yang disebutkan mudah bocor, sangat tergantung pada separator elektroda yang tidak stabil pada faktor panas dan faktor mekanis. Sementara menggunakan elektrolit padat, memang bisa meningkatkan faktor keamanan, namun mengurangi kinerja baterai sebagai penyuplai daya.
Jackie Y. Ying, pimpinan tim peneliti NBL itu mengatakan, “Quasi-solid electrolit hibrida merupakan kombinasi komponen padat dan komponen cair, yang menghasilkan baterai yang lebih aman namun tetap mempertahankan kinerja tinggi sebagai catu daya.” Dalam penelitian tersebut, Ying dibantu Ayman AbdelHamid dan Cheong Jian Liang. “Solusi kami adalah menghilangkan resiko kebocoran dan lebih stabil pada suhu panas dan faktor mekanisnya,” tambah Ying.
The post Lithium-sulfur, Baterai Yang Lebih “Aman” Dibanding Lithium Ion appeared first on KalbarOnline.com.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini