KalbarOnline.com – Elite Partai Demokrat dan PDI-Perjuangan berbalas sindiran. Perang sindiran diawali oleh Hasto Kristiyanto merespon mandat PDI-P dikembalikan Cagub-Cawagub Sumbar, Mulyadi-Ali Mukhni. Paslon tersebut pada akhirnya diusung Demokrat dan PAN.
Disindir Hasto, Wasekjen Demokrat, Jansen Sitindaon pun membela Mulyadi. Menurut Jansen, soal kepemimpinan justru Mulyadi lebih baik daripada Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
“Pihak PDIP dan Mbak Puan yang salah bicara malah nyerempetnya ke mana-mana. Kalau bicara soal kepemimpinan malah Pak Mulyadi ini yang lebih kokoh kepemimpinannya dibanding Mas Hasto,” kata Jansen, kemarin.
Menurut Jansen, Mulyadi telah 3 periode selalu terpilih menjadi anggota DPR RI. Oleh karena itu, kata dia, Mulyadi lebih baik ketimbang Hasto dalam hal kepemimpinan.
“Pak Mulyadi ini sudah 3 periode selalu terpilih jadi anggota DPR RI sebelum mundur untuk maju Pilgub ini, dibanding Mas Hasto yang kalau tak salah baru sekali saja jadi anggota DPR,” ucapnya.
Dia menyarankan agar semua partai politik, termasuk PDI-P tak banyak membuat narasi yang memecah belah. Hal itu bertujuan agar negara Indonesia bisa aman dan damai, terkhusus di Sumbar yang banyak melahirkan tokoh pendiri bangsa.
“Saran kami marilah kita kurangilah narasi-narasi berbau pecah belah, dan Pancasila ini tak usah diutak-atik lagi. Agar bukan hanya Sumbar saja tapi seluruh Indonesia ini aman dan damai,” katanya.
“Khusus soal Sumbar, banyak tokoh pendiri bangsa berasal dari Sumbar. Memang bapak proklamator Hatta, Sjahrir, Moh Yamin, Agus Salim, dan lain-lain itu berasal dari mana? Jadi kalau sudah salah bicara mengatakan Sumbar tidak mendukung Pancasila dan jadi polemik, saran kami lebih baik minta maaf saja ketimbang terus membuat pembelaan-pembelaan di ruang publik,” sambungnya.
Sebelumnya, jagoan Partai Demokrat (PD) di Pilgub Sumbar, Mulyadi, mengembalikan rekomendasi dari PDIP buntut pernyataan Puan Maharani. PDIP menyindir Mulyadi usai mengembalikan rekomendasi cagub Sumbar.
“Sejak awal saya sudah menduga bahwa Mulyadi tidak kokoh dalam sikap sebagai pemimpin, sehingga mudah goyah dalam dialektika ideologi,” kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto kepada wartawan, Minggu (6/9/2020). [sam]
Pernyataan Puan yang berujung pengembalian rekomendasi oleh Mulyadi ialah ‘Semoga Sumbar jadi provinsi yang mendukung negara Pancasila’. Hasto membela Puan terkait pernyataan itu.
“Padahal apa yang disampaikan oleh Mbak Puan merupakan suatu harapan agar Sumatera Barat jauh lebih baik sebagaimana sejarah telah mencatat dalam tinta emas, kepeloporan para pahlawan Sumbar seperti Moh Hatta, KH Agus Salim, Prof Mohammad Yamin, Rohana Kudus, HR Rasuna Said, Moh Natsir, Tan Malaka dll,” kata Hasto.
“Beliau para tokoh tersebut adalah para pejuang bangsa, sosok pembelajar yang baik, dan menjadi keteladanan seluruh kader partai,” imbuh dia.
Hasto mengaku paham dengan sikap Mulyadi. Hasto menyebut politik kekuasaan, bagi yang tidak kokoh dalam prinsip, hanya menjadi ajang popularitas.
“Bagi PDI Perjuangan menjadi pemimpin itu harus kokoh dan sekuat batu karang ketika menghadapi terjangan ombak, terlebih ketika sudah menyangkut Pancasila,” imbuhnya.
Seperti diketahui, pernyataan Puan Maharani soal ‘semoga Sumbar dukung negara Pancasila’ bergulir bak bola salju. Beragam tanggapan dan komentar diberikan terkait pernyataan putri Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri itu.
Ucapan Puan soal ‘semoga Sumbar dukung negara Pancasila’ dilontarkan saat pengumuman cagub-cawagub Sumbar yang didukung oleh PDIP. Puan berharap Sumbar menjadi provinsi yang mendukung negara Pancasila.
“Semoga Sumatera Barat menjadi provinsi yang memang mendukung Negara Pancasila,” kata Ketua DPR itu. [sam]
Sumber: detik.com
Comment