Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Sabtu, 14 Maret 2020 |
KalbarOnline.com – Presiden Joko Widodo mengaku belum berpikir untuk melakukan lockdown atau isolasi wilayah di Indonesia terkait persebaran virus Corona (Covid-19).
Sejumlah negara di dunia diketahui mulai melakukan lockdown di antaranya Denmark dan Italia. “Belum berpikir ke arah sana,” ujar Jokowi dalam jumpa pers di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (13/3/2020).
Jokowi tak menjelaskan lebih lanjut terkait rencana tersebut. Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto sebelumnya juga telah menjelaskan tak ada opsi lockdown. Terawan meminta masyarakat tak panik menghadapi persebaran virus tersebut. Pasalnya, jika panik berlebihan akan berdampak pada imunitas tubuh.
Wabah virus corona muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, pengujung Desember 2019. Hal ini membuat pemerintah China menutup sejumlah kota di negaranya, namun penyebaran virus corona telah meluas ke negara-negara lain di dunia.
Berdasarkan data penyebaran virus corona dari Johns Hopkins CSSE pada Kamis (12/3) pukul 13.30 WIB, jumlah kasus positif telah mencapai 126.258 dengan jumlah korban meninggal sebanyak 4.638 orang di dunia. Kasus terbanyak ada di China, Italia, Iran, Korea Selatan, Perancis, Spanyol, Jerman, dan Amerika Serikat.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan status pandemi virus corona. WHO mendefinisikan pandemi sebagai penyebaran penyakit baru ke seluruh dunia.
Tercatat ada beberapa penyakit pandemi yang paling mematikan sepanjang sejarah, salah satunya cacar, campak, tipus, flu spanyol, black death, HIV/AIDS.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan alasan pemerintah tak menyampaikan daerah tempat tinggal pasien positif virus corona (covid-19). Jokowi mengaku tak ingin menimbulkan kepanikan dan keresahan masyarakat.
Pemerintah tak pernah menyebut daerah tinggal ketika mengumumkan pasien positif, kecuali kasus 01 dan kasus 02 yang tinggal di Depok, Jawa Barat. “Sebetulnya kami pengennya, kami sampaikan tetapi kami juga berhitung mengenai kepanikan dan keresahan di masyarakat,” kata Jokowi.
Selain mempertimbangkan kondisi masyarakat, kata Jokowi, pihaknya juga memperhatikan keadaan pasien jika sembuh. Menurutnya, masing-masing negara memiliki kebijakan dalam menangani penyebaran virus corona ini. “Tetapi yang jelas setiap ada kasus baru pasti tim reaksi cepat langsung memagari hal itu,” ujarnya.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyurati Presiden Joko Widodo terkait penanganan virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 di Indonesia.
Dalam surat itu, WHO meminta Presiden Jokowi melakukan sejumlah langkah, termasuk mendeklarasikan darurat nasional virus corona.
Surat tersebut ditandatangani oleh Direktur Jenderal WHO Thedros Adhanom dan dikirimkan ke Jokowi pada 10 Maret lalu. Surat itu juga diteruskan kepada Kementerian Kesehatan dan Kementerian Luar Negeri.[ab]
KalbarOnline.com – Presiden Joko Widodo mengaku belum berpikir untuk melakukan lockdown atau isolasi wilayah di Indonesia terkait persebaran virus Corona (Covid-19).
Sejumlah negara di dunia diketahui mulai melakukan lockdown di antaranya Denmark dan Italia. “Belum berpikir ke arah sana,” ujar Jokowi dalam jumpa pers di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (13/3/2020).
Jokowi tak menjelaskan lebih lanjut terkait rencana tersebut. Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto sebelumnya juga telah menjelaskan tak ada opsi lockdown. Terawan meminta masyarakat tak panik menghadapi persebaran virus tersebut. Pasalnya, jika panik berlebihan akan berdampak pada imunitas tubuh.
Wabah virus corona muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, pengujung Desember 2019. Hal ini membuat pemerintah China menutup sejumlah kota di negaranya, namun penyebaran virus corona telah meluas ke negara-negara lain di dunia.
Berdasarkan data penyebaran virus corona dari Johns Hopkins CSSE pada Kamis (12/3) pukul 13.30 WIB, jumlah kasus positif telah mencapai 126.258 dengan jumlah korban meninggal sebanyak 4.638 orang di dunia. Kasus terbanyak ada di China, Italia, Iran, Korea Selatan, Perancis, Spanyol, Jerman, dan Amerika Serikat.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan status pandemi virus corona. WHO mendefinisikan pandemi sebagai penyebaran penyakit baru ke seluruh dunia.
Tercatat ada beberapa penyakit pandemi yang paling mematikan sepanjang sejarah, salah satunya cacar, campak, tipus, flu spanyol, black death, HIV/AIDS.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan alasan pemerintah tak menyampaikan daerah tempat tinggal pasien positif virus corona (covid-19). Jokowi mengaku tak ingin menimbulkan kepanikan dan keresahan masyarakat.
Pemerintah tak pernah menyebut daerah tinggal ketika mengumumkan pasien positif, kecuali kasus 01 dan kasus 02 yang tinggal di Depok, Jawa Barat. “Sebetulnya kami pengennya, kami sampaikan tetapi kami juga berhitung mengenai kepanikan dan keresahan di masyarakat,” kata Jokowi.
Selain mempertimbangkan kondisi masyarakat, kata Jokowi, pihaknya juga memperhatikan keadaan pasien jika sembuh. Menurutnya, masing-masing negara memiliki kebijakan dalam menangani penyebaran virus corona ini. “Tetapi yang jelas setiap ada kasus baru pasti tim reaksi cepat langsung memagari hal itu,” ujarnya.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyurati Presiden Joko Widodo terkait penanganan virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 di Indonesia.
Dalam surat itu, WHO meminta Presiden Jokowi melakukan sejumlah langkah, termasuk mendeklarasikan darurat nasional virus corona.
Surat tersebut ditandatangani oleh Direktur Jenderal WHO Thedros Adhanom dan dikirimkan ke Jokowi pada 10 Maret lalu. Surat itu juga diteruskan kepada Kementerian Kesehatan dan Kementerian Luar Negeri.[ab]
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini