Baru saja meletakkan si Kecil di tempat tidur setelah ia selesai menyusu, kok ia menangis dan kepalanya menoleh kanan-kiri seperti mencari susu lagi? Inilah yang dinamakan cluster feeding, Mums. Sebelum menyangka bahwa hal ini terjadi karena produksi ASI Mums kurang, yuk ketahui lebih banyak tentang fase ini.
Cluster Feeding, Ketika si Kecil Tak Bisa Puas Menyusu
Hari-hari pertama si Kecil memang penuh cerita. Bukan hanya beradaptasi dengan pola tidur, bayi berusia harian ini memiliki pola menyusui yang intens. Jika si Kecil terus-menerus ingin menyusu dalam interval waktu yang dekat kurang dari 2-3 jam, Mums sedang menghadapi fase growth spurt (lonjakan pertumbuhan) dengan pola menyusui yang sangat intens yang dinamakan cluster feeding. Apa itu?
Secara definisi, cluster feeding berarti pola menyusui yang lebih sering dengan durasi per sesi menyusui yang lebih pendek. The Academy Of Breastfeeding Medicine bahkan mendefinisikan cluster feeding sebagai pola menyusui yang berdekatan.
Selain lebih sering menyusu dan rewel, cluster feeding juga menampilkan ciri-ciri yang khas, seperti:
- Bayi hanya tidur sebentar dan selalu terbangun untuk disusui.
- Menyusu hanya sebentar, namun tak mau lepas dari payudara.
- Si Kecil rewel dan sering menangis.
Kondisi ini merupakan sikap wajar pada bayi baru lahir dan paling sering terjadi di sore atau malam hari. Nah, di sinilah intriknya, karena di akhir hari seperti ini biasanya tenaga Mums sudah terkuras habis, sementara si Kecil terus-menerus menyusu dan menangis. Tak heran, cluster feeding sering disalahartikan sebagai bayi rewel akibat produksi ASI yang tidak mencukupi atau karena sebab lain yang meresahkan.
Kenapa cluster feeding bisa terjadi? Beberapa faktor dapat menyebabkan kondisi ini, meskipun sulit untuk menentukan penyebab pastinya. Namun, beberapa hal-hal berikut bisa saja ikut berperan:
- Aliran susu lebih lambat di malam hari
Karena itu, bayi perlu menyusu lebih lama atau lebih sering menyusu di malam hari. Bayi juga cenderung menyusu lebih banyak untuk mempersiapkan tidur panjang dan menunjang pertumbuhannya yang terjadi selama ia tidur.
- Si Kecil sedang berada di fase growth spurt (lonjakan pertumbuhan)
Tahukah Mums bahwa berat badan bayi akan melonjak dua kali lipat dari berat lahirnya di usia 5 bulan, dan bertambah tiga kali lipat saat ia berusia satu tahun? Tentu itu sebuah tahap pertumbuhan yang besar dan terjadi sangat cepat. Tak heran, si Kecil pun butuh energi yang besar untuk menjalani proses besar tersebut dan perlu menyusu lebih sering. Growth spurt ini umumnya terjadi sekitar tiga, enam, dan delapan minggu setelah kelahiran.
- Sedang terjadi lompatan perkembangan (developmental leaps)
Tak hanya mengalami pertumbuhan fisik yang pesat, bayi mungil Mums juga mengalami lompatan perkembangan (Wonder Weeks) pada 20 bulan pertama kelahirannya. Walau berbeda-beda waktunya pada setiap bayi, Wonder Weeks biasanya terjadi dalam 10 tahap dan pertama kali terjadi saat ia berusia 5 minggu.
- Menyusui membuat si Kecil merasa tenang
ASI memiliki hormon yang membantu mengembangkan ritme sirkadian (proses internal alami dalam tubuh yang mengatur siklus bangun-tidur selama 24 jam). Itulah kenapa, menyusuinya akan membuat bayi merasa tenang sekaligus tidur nyenyak. Seiring bertambahnya usia si Kecil, Mums mungkin memerhatikan bahwa setiap anak punya aktivitas khas untuk menenangkan dirinya, seperti memutar-mutar rambut, mengisap jari, memegang bagian tubuh Mums, atau memeluk selimut favoritnya.
- Si Kecil sedang tumbuh gigi atau merasa sakit
Cluster feeding paling umum memang terjadi pada bayi baru lahir, namun sebenarnya bisa terjadi kapan pun, termasuk ketika si Kecil memasuki masa tumbuh gigi. Berbeda dengan orang dewasa yang bisa memberi tahu bahwa sedang ingin dipeluk saat merasa stres, si Kecil hanya bisa menangis dan rewel saat merasa tidak nyaman. Di sinilah peran ASI yang mengandung antibodi kuat dibutuhkan, untuk membantu melawan rasa nyeri di gusinya.
Baca juga: Pilihan Obat Pereda Sakit yang Aman untuk Ibu Menyusui
Agar Mums Sukses Menjalani Cluster Feeding
Sempat disebutkan di awal, bahwa cluster feeding merupakan fase yang tak mudah untuk Mums. Selain menguras energi secara fisik, juga menantang secara emosi. Di fase ini, para ibu baru dapat dengan mudah merasa tidak percaya diri dengan produksi ASI yang dihasilkan, karena si Kecil tampak tak pernah puas. Ditambah lagi, Mums mungkin merasa bahwa payudara tak pernah penuh, sehingga berpikir bahwa Mums tidak memiliki ASI untuk disusui kepada si Kecil.
Sebelum semua asumsi itu menguasai pikiran, ingatlah bahwa Mums pasti mampu untuk menyusui si Kecil dengan baik dan cukup. Fase ini terasa berat dan menantang karena si Kecil memang sedang membutuhkan banyak perhatian dan energi untuk pertumbuhannya. Bukan karena kesalahan atau ketidakmampuan Mums. Lagipula, perlu diketahui bahwa cluster feeding ini akan sangat membantu meningkatkan produksi ASI Mums, karena payudara senantiasa diisap dan dikosongkan oleh bayi. Jadi, bertahanlah, Mums!
Agar pola cluster feeding ini bisa dilewati dengan baik, ada beberapa cara yang bisa Mums lakukan, seperti:
- Penting untuk yakin dan percaya diri bahwa ASI yang Mums hasilkan cukup untuk si Kecil.
- Ikuti saja ritme menyusui si Kecil, tak perlu terpaku dengan jadwal.
- Beri tahu suami bahwa pola menyusui si Kecil sedang berubah, sehingga bantuannya sangat diperlukan agar Mums tetap bisa tidur di sela-sela waktu menyusui.
- Dekatkan botol minum dan makanan ringan setiap kali Mums menyusui si Kecil, karena Mums akan sangat mudah merasa haus dan lapar.
- Jadwal menyusui si Kecil memang padat, namun jangan sampai Mums melewatkan jam makan, ya. Selain asupan yang cukup dan seimbang, jam makan yang teratur turut membantu produksi ASI Mums, lho.
Baca juga: Bayi Baru Lahir Sakit Kuning, Bukan Hanya Karena Kurang Dijemur, lho
- Rutin oleskan beberapa tetes ASI sebelum dan sesudah menyusui si Kecil, agar puting terhindar dari lecet.
- Jangan terlalu cepat tergoda untuk beralih ke susu formula agar si Kecil lebih cepat kenyang. Pasalnya, solusi ini akan menjadi bumerang karena menghambat produksi ASI Mums dan berpotensi menyebabkan Mums berhenti menyusui lebih awal dari yang direncanakan.
- Temui konselor laktasi jika Mums masih sering merasa kesakitan saat menyusui atau belum pernah sama sekali berkonsultasi dengan konselor laktasi untuk mengecek ketepatan perlekatan menyusui.
- Gendong si Kecil menggunakan gendongan yang paling nyaman untuk Mums. Jjika gendongan konvensional seperti kain jarik paling nyaman untuk Mums, gunakanlah.
- Variasikan posisi menyusui. Bukan hanya mengganti posisi menyusui sambil duduk, Mums juga bisa mencoba menyusui si Kecil sambil menggendongnya.Selain membuat bayi kenyang, si Kecil merasa lebih tenang karena diayun lembut dalam gendongan Mums.
Jangan lupa, selalu rutin mengecek 3 hal penting untuk memastikan pertumbuhan si Kecil dan produksi ASI Mums berjalan dengan baik, yaitu:
- Berat dan tinggi badannya bertambah. Sebagai gambaran, pada beberapa bulan pertama si Kecil, pertumbuhan berat badannya akan cukup pesat. Sekitar usia 1 bulan, bobot tubuh bayi laki-laki berkisar antara 3,4-5,1 kg, dan bayi perempuan 3,2-4,8 kg. Kemudian, pada usia bayi 2 bulan, bobot badan bayi laki-laki sekitar 4,3-6,3 kg dan perempuan yakni 3,9-5,8 kg. Pertambahan berat badan tentunya akan disertai dengan pertambahan panjang badan. Maka, pastikan Mums mencatat dan mengecek pertumbuhan si Kecil secara rutin di kurva pertumbuhan atau aplikasi seperti Teman Bumil.
- Buang air besar dan kecil secara rutin.
- Terlihat kenyang setelah selesai menyusu.
Baca juga: Mums, Jangan Sampai Dehidrasi saat Menyusui!
Sumber:
Very Well Family. Understanding Growth Spurt.
BellyBelly. Cluster Feeding.
Pregnancy Birth Baby. Cluster Feeding.
Comment